Bab 13: Ratu yang Terbangun
Pagi di Pelita Raya datang dengan suasana muram. Awan mendung menggantung rendah, seolah mencerminkan kegelisahan yang merayap diam-diam di antara para siswa.
Solara berdiri di lapangan basket, sendirian. Bukan untuk latihan. Tapi menunggu.
Langkah kaki terdengar mendekat. Rere muncul dengan ekspresi serius. "Kamu dipanggil Pak Mattius. Katanya… sudah waktunya."
Solara mengangkat alis. "Waktunya apa?"
Rere hanya diam. Tapi matanya tajam, penuh beban yang tidak biasa.
Di ruang rahasia bawah sekolah—SubRosa.
Pintu baja terbuka otomatis, suara logamnya menggema.
Solara masuk, dan mendapati Bhima, Elara, dan Rere sudah di dalam. Di tengah ruangan, berdiri satu kapsul kaca—kosong, tapi berpendar.
Bhima menatap Solara. "Kita butuh kamu."
"Buat apa? Lu nyembunyiin ini semua dari aku," bentak Solara, matanya berapi.
Elara menjawab datar, "Karena kamu belum siap. Tapi sekarang… kamu harus ambil posisi."
Bhima menekan tombol di panel. Sebuah hologram muncul—struktur SubRosa, dan di tengahnya, lima titik: Ace, King, Joker, Jack, dan… Queen. Titik terakhir berkedip-kedip merah.
"Kursi Queen kosong terlalu lama," ucap Bhima. "Dan sistem udah mulai gerak. Kalau bukan kamu… SubRosa bisa gagal."
Solara menatap mereka satu per satu. "Jadi ini semua... bukan cuma OSIS?"
Rere mengangguk pelan. "Ini benteng terakhir kita."
Sementara itu, di Dirgantara.
Raka menatap Kevin yang akhirnya kembali ke sekolah. Tapi ada yang berbeda.
Matanya kosong.
Gerak tubuhnya terlalu teratur.
"Lu kenapa?" tanya Raka pelan.
Kevin hanya tersenyum. "Gue ngerti sekarang... apa yang harus gue jadiin."
Sebelum Raka bisa bertanya lagi, Kevin sudah pergi.
Kembali ke SubRosa.
Solara berdiri di depan kapsul yang kini menyala dengan cahaya ungu lembut.
"Kalau gue masuk," ucapnya, "gue gak akan jadi kayak Kevin, kan?"
Bhima menatapnya lurus. "Kita gak pake metode mereka. Tapi ini tetap berisiko."
Solara menarik napas dalam-dalam. "Yaudah. Gue naik."
Kapsul terbuka. Solara masuk perlahan. Saat pintu tertutup dan sistem menyala, ruangan bergetar pelan. Lampu-lampu biru menari di sekitar tubuhnya.
Dan dari layar utama, satu kata muncul:
"Queen: Active."
Di balik layar, seseorang tersenyum kecil. Kacamata buramnya memantulkan cahaya data yang berputar.
"Permainan baru saja dimulai."