Retakan dalam bara

Bab 18: Retakan dalam Bara

Langit Kota Mentari mendung. Suara sirene dari ruang bawah tanah kini hanya gema samar yang tak dihiraukan siapa pun.

Bhima duduk di ruang UKS. Bajunya robek, tubuhnya lebam. Tapi matanya tetap menyala—menyimpan obsesi yang tak padam.

Rere berdiri di sudut ruangan, diam. Tangannya masih menggenggam erat flash drive berisi rahasia Dirgantara.

Pintu terbuka. Odo masuk.

Tatapan mereka bertemu.

"Lo puas?" tanya Odo dingin.

Bhima mengangkat alis. "Puas?"

"Kita hampir mati, Bhima."

Bhima tertawa kecil, meski darah masih menetes dari bibirnya. "Tapi kita dapat datanya."

"Gue gak butuh data kalau lu ngorbanin orang buat dapetin itu."

Solara muncul di belakang Odo. "Kita gak bisa terus begini. Ini bukan lagi cuma permainan 'siapa yang benar'."

"Justru karena itu," balas Bhima cepat, "kita harus tahu semua yang mereka sembunyikan. Ini bukan cuma perang sekolah, ini—"

"Ini obsesi lu," potong Odo. Suaranya naik. "Lu pikir lu bisa kendaliin semua? Lu pikir lu bisa prediksi segalanya? Bahkan Amara pun..."

Bhima langsung menegang.

Odo melangkah maju. "Iya. Gue tahu rencana lu. Gue tahu lu pakai kita semua buat narik Dirgantara keluar. Termasuk Amara."

Suasana membeku. Bahkan Solara yang biasa santai, kini diam tak bersuara.

Bhima tidak menjawab.

Odo mengepalkan tangan. "Kalo dia kenapa-kenapa... gua sendiri yang bakal jatuhin lu."

Dan dengan itu, dia pergi.

Solara menyusul, meninggalkan Bhima sendirian.

Untuk pertama kalinya, Bhima menatap tangannya sendiri—gemetar.

Di sisi lain kota, dalam kegelapan...

Amara duduk di halte kosong, menunggu Odo yang berjanji akan menjemput. Tapi pesan terakhir Odo belum terbaca.

"Dia telat ya..." gumam Amara pelan, membuka botol minumnya.

Seseorang berdiri di ujung jalan. Siluet tinggi, mengenakan jaket hitam dan kacamata gelap.

Langkahnya makin mendekat.

Amara berdiri. "Maaf, kamu siapa?"

Tak ada jawaban.

Langkah itu berhenti di depannya. Dan sebelum Amara sempat berteriak—

Gelap.

Sebuah pesan muncul di layar monitor:

"Pawn telah diamankan. Fase berikutnya segera dimulai."