Jalan tak kembali

Bab 22: Jalan Tak Kembali

Langit kota Mentari berubah kelabu.

Di markas sementara Pelita Fellows, suasana kacau. Solara membalut luka di lengannya, Rere sedang menahan emosi, dan Ryan mondar-mandir tanpa arah. Tapi yang paling mencolok—Odo tidak di sana.

Bhima berdiri di depan meja rapat. Lengkap dengan data, rekaman CCTV, dan gambar wajah-wajah yang mereka temui di gudang.

"Kalista hilang. Azura dibawa kembali ke Dirgantara oleh Altair. Dan kita... gagal amankan satu pun bukti konkret," kata Bhima datar.

Solara menatap tajam. "Gagal? Kita hampir MATI, Bhima. Amara pingsan tiga jam setelah ledakan. Lu tahu itu?"

Bhima menatapnya balik. "Tahu. Tapi ini belum selesai. Kita harus—"

BRAK!

Pintu terbuka keras.

Odo masuk. Wajahnya penuh amarah.

Langsung menuju Bhima, tanpa kata-kata. BUG! Tinju menghantam wajah Bhima hingga ia terdorong ke meja.

"LU UDAH JANJI!" teriak Odo. "Lu bilang lu bakal jaga dia!"

Semua terdiam. Hening. Hanya suara napas berat Odo yang terdengar.

"Gue... udah bilang. Ini berisiko," sahut Bhima, bangkit perlahan.

"Lu bukan ngajak kita bantu, Bhim," Odo mencengkeram kerahnya. "Lu cuma butuh pion."

Bhima tak menjawab. Tidak menyangkal.

Solara mencoba melerai. "Odo, udah. Kita semua—"

"DIAM!" bentak Odo. "Lu semua masih anggap ini cuma permainan strategi? Gue gak peduli sama SubRosa, kartu, atau sistem aneh kalian. Gue cuma mau satu hal."

Ia menarik napas panjang.

"Amara… diculik."

Semua terkejut.

Rere melangkah maju. "Apa maksudmu?"

"Beberapa menit lalu," lanjut Odo dengan suara rendah. "Dia dibawa dari ruang medis. Tanpa jejak. Hanya kartu Joker tertinggal di tempat tidur."

Bhima membeku.

Solara berbisik, "Elara…"

Odo melempar kartu Joker ke meja, lalu berjalan keluar.

"Gue akan nyari dia sendiri. Kalian lanjutin permainan kalian."

Pintu menutup dengan keras.

Bhima menatap kartu di meja, tangannya gemetar.

Rere memandang Bhima tajam. "Lu yang nyeret kita ke sini. Lu juga yang harus selesaikan."

Di luar, langit menggelap sepenuhnya.

Dan di kejauhan… suara sirine mulai terdengar.

Babak akhir dimulai.