Mentari Konflik Volume 2
Bab 12: Bayangan dalam Diri
Tinju bertemu tinju. Suara dentuman menggema di dalam gua, namun tak ada seorang pun yang melihatnya dari luar. Odo bertarung dengan… dirinya sendiri. Tapi bukan sekadar bayangan—ini adalah versi gelap dirinya. Lebih cepat. Lebih beringas. Lebih haus darah.
"Kau menyembunyikan semua rasa takutmu. Semua keraguanmu. Semua amarahmu. Dan sekarang… aku akan membebaskannya."
Bayangan Odo tersenyum sinis, lalu melesat cepat dan menghantamkan lutut ke perut Odo. Ia terpental. Menabrak dinding batu. Nafasnya tersengal, tapi tak menyerah.
"Aku bukan kamu…" gumam Odo, berdiri tertatih. "Aku bukan bagian dari kegelapan."
Bayangan itu mengangkat bahu. "Tapi kegelapan adalah bagian darimu. Seperti aku."
**
Di luar gua, Bhima dan Solara sedang bertarung melawan bayangan-bayangan samar. Mereka tak memiliki bentuk tetap, hanya siluet gelap dengan mata merah menyala.
"Kita gak bisa nyerang asal!" seru Solara sambil menghindari satu tebasan. "Mereka… kayak kabut!"
Bhima menggeram. "Kalau mereka kabut, kita jadi apinya."
Dengan kekuatan penuhnya, Bhima menghantam tanah. Ledakan energi meluap, membuat tanah terangkat dan membakar bayangan-bayangan di sekitarnya. Tapi hanya untuk sesaat—mereka kembali terbentuk.
"Ini bukan pertarungan biasa," kata Elara tenang, tangannya menciptakan segel udara. "Mereka menyerang dari rasa takut kita. Dari dalam kepala kita."
Ryan berteriak dari kejauhan. "Kak! Aku liat bayangan Bhima senyum jahat ke aku!!"
"…itu mungkin Bhima beneran," jawab Solara tanpa menoleh.
**
Sementara itu, Odo mulai terdesak. Bayangan dirinya menekan tanpa henti. Pukulan demi pukulan menghantam. Luka mulai terlihat di wajah dan tubuhnya.
"Kau bisa berlagak lucu di depan temanmu… tapi di dalam hatimu, kau tahu kau haus kemenangan. Kau ingin dipuji. Kau ingin lebih."
Odo terdiam.
Lalu… ia tersenyum.
"Iya. Aku memang ingin menang. Aku ingin dipuji. Aku ingin jadi yang terbaik."
Matanya menyala.
"Tapi aku juga ingin melindungi mereka. Dan itu cukup buatku ngelawan lo!"
Seketika, tubuh Odo memancarkan aura cerah—seperti sinar matahari yang mengusir kabut pagi. Ia melompat. Pukulannya menghantam bayangan dirinya dan menghancurkannya jadi serpihan cahaya.
Lalu semua bisikan… menghilang.
**
Di luar, bayangan-bayangan mendadak berhenti bergerak. Mereka menghilang perlahan, satu per satu, seiring cahaya keemasan muncul dari dalam gua.
"Odo?" tanya Rere perlahan.
Sosok itu keluar. Terengah. Tapi berdiri tegak.
"Gue balik."
**
Tapi di sisi lain hutan… seorang bertopeng lain sedang menatap layar hologram kecil.
"'Ace' berhasil melewati ujian. Secepat itu…"
Ia menoleh pada sosok misterius di belakangnya.
"Yang berikutnya… kita kirim ke Bhima."