Bab 22: Sisi Lain dari Nyala Api
Suara benturan terdengar nyaring di ruang bawah tanah SubRosa. Odo berdiri dengan tangan bergetar, tubuh penuh luka. Di hadapannya, N-04 sudah roboh—penuh retakan di pelat tubuhnya. Tapi dua sosok lain belum bergerak. Si helm putih tampak mengawasi, dan si bertopeng hanya mencondongkan kepala ke samping, seolah mengejek.
"Lo lebih kuat dari yang kami duga, Odo," suara si bertopeng terdengar seperti gema digital. "Tapi kekuatan lo masih setetes dari yang seharusnya."
Odo menyipitkan mata. "Siapa kalian sebenarnya?"
"Bayangan dari eksperimen yang gagal. Sisa dari proyek lama yang kalian kubur di balik sistem keamanan," jawab si helm putih sambil melangkah pelan. "Dan sekarang, kami akan membangkitkan apa yang ditinggalkan."
Si bertopeng maju dua langkah. "Lo bukan satu-satunya pewaris SubRosa. Tapi lo, Odo… lo kuncinya. Kunci menuju 'Protokol M'."
Odo memejamkan mata sesaat, mengabaikan rasa sakit di tubuhnya. "Apa itu Protokol M?"
"Pemurnian," jawab mereka bersamaan.
Tiba-tiba, si helm putih menyerang. Serangannya terkoordinasi, seolah dia bisa membaca gerakan Odo. Odo sempat terpukul ke pilar, namun segera bangkit. Wajahnya serius.
"Udah cukup main-main," gumamnya.
Seketika, aura biru pekat menyelimuti Odo. Tak ada lelucon. Tak ada canda. Hanya konsentrasi penuh. Odo mengaktifkan limit burst yang hanya dia dan Bhima ketahui. Peningkatan kekuatan yang mengorbankan vitalitas.
Satu pukulan telak menghantam helm putih. Tubuhnya terpental ke dinding dan roboh, tak bergerak.
Si bertopeng mengangguk pelan, seperti mengakui kemampuan Odo. "Menarik… sangat menarik."
"Ngomong aja terus. Giliran lo sekarang," ucap Odo dingin.
Tapi si bertopeng tidak menyerang. Sebaliknya, dia menekan tombol di lengan kirinya. "Belum waktunya. Tapi lo udah membuktikan satu hal penting, Odo."
Lantai bergetar. Di balik lorong gelap, terdengar suara pintu besi terbuka.
"Lo… pantas dipilih."
Seketika, dia lenyap dalam kilatan cahaya biru. Odo tersisa sendiri di antara reruntuhan dan tubuh roboh helm putih.
Langkah cepat mendekat dari lorong belakang. Bhima muncul, dengan napas tersengal, diikuti Solara dan Elara.
"Odo! Lo gak apa-apa?" tanya Solara panik.
Odo berdiri, luka-luka di tubuhnya perlahan membiru. Bhima menatap tubuh N-04 dan helm putih dengan tatapan berat.
"Ini… bukan cuma penyusup biasa."
"Enggak," jawab Odo. "Ini awalnya."
Semua terdiam. Alarm sudah berhenti, tapi tekanan di udara masih terasa.
Dan di balik bayangan SubRosa, sesuatu yang lama terkubur… mulai bangkit.