Jejak yang Tertinggal

Bab 6 – Jejak yang Tertinggal

Langkah kaki cepat menggema di lorong bawah tanah Pelita Raya. Elara berjalan lebih cepat dari biasanya, mata tajamnya terus menatap layar tablet kecil di tangannya. Solara menyusul dari belakang, masih setengah bingung.

"Aku nggak ngerti. Apa yang kamu lihat di situ?" tanya Solara.

Elara tidak menjawab langsung. Ia menahan napasnya sejenak, lalu berhenti tepat di depan pintu ruang server SubRosa.

"Jejaknya belum hilang. Energi itu masih meninggalkan sisa gelombang. Dan—" Ia mengetik cepat. "—ada sinyal tersembunyi yang memancar dari ruang bawah tempat Odo dikurung."

Solara mengerutkan dahi. "Apa itu berarti... dia masih mempengaruhi Odo?"

"Belum tentu. Tapi kita harus pastikan."

Mereka membuka pintu ruang server. Cahaya biru lembut menyelimuti ruangan yang dipenuhi kabel, layar, dan kristal energi di tengah. Elara menaruh tablet di atas meja dan menyambungkan koneksi langsung ke jaringan pusat.

Sementara itu, di ruang bawah tanah, Bhima duduk di kursi seberang Odo. Suasana senyap, hanya suara dengungan halus dari pipa-pipa di langit-langit. Odo menatap lurus ke lantai, matanya kosong.

"Kau sadar?" tanya Bhima perlahan.

Odo tidak menjawab, tapi bahunya bergerak—tanda napasnya masih stabil.

Bhima menghela napas. "Tadi malam, kau sempat aktif... walau tertidur. Ada ledakan energi kecil. Apa kau ingat sesuatu?"

Odo mengerutkan alis. Ia seperti mencari sesuatu dalam pikirannya yang berkabut. "Aku... mimpi. Tapi bukan mimpi biasa."

"Ceritakan."

"Semua putih. Nggak ada langit, nggak ada lantai. Tapi aku tahu aku berdiri. Terus... ada suara. Bukan dia. Tapi seseorang yang bilang 'kamu udah dipilih'. Lalu muncul simbol aneh di udara. Dan tiba-tiba... aku bangun."

Bhima mencatat semuanya. "Simbolnya masih ingat?"

Odo menutup mata, mencoba membayangkan. "Kayak... lingkaran dengan tiga segitiga di dalamnya, menghadap keluar. Dan satu mata di tengah."

Bhima membeku. Simbol itu... ia pernah melihatnya. Di dokumen lama milik Pak Mattius, yang ditandai sebagai 'penyebab pertama insiden Tiruan'.

Tanpa bicara, Bhima berdiri dan keluar. Ia menutup pintu besi perlahan, lalu mengunci ganda.

Sementara itu, Elara menemukan sesuatu di server. Matanya melebar.

"Solara, lihat ini..."

Solara mendekat. Di layar, muncul barisan kode dengan satu kata menyala berkali-kali:

"Penghubung"

"Elara..." Solara menatap kakaknya. "Apa Odo... adalah penghubung antara kita... dan dia?"

Elara menutup layar perlahan.

"Dan mungkin... bukan cuma itu. Dia bisa jadi pintu masuknya."