5. Nama yang Dihapus dari Dunia

Genta tak bisa tidur. Setelah kejadian kuburan, dia menatap langit-langit rumah itu seperti bisa memberi jawaban. Tapi yang ada cuma bunyi kayu tua yang berderit... dan kain penutup cermin yang bergerak sendiri.

Dia mengambil ponsel, ingin cek berita, peta, atau apa pun yang bisa mengaitkan desa ini dengan dunia nyata.

Tidak ada sinyal. Sudah tahu.

Tapi yang lebih aneh...

semua file di ponselnya hilang.

Galeri kosong. Kontak kosong. Bahkan foto selfie konyolnya seminggu lalu pun lenyap.

Genta buka aplikasi perekam suara, satu-satunya yang masih jalan. Dan dia menemukan satu file yang tidak dia buat. Namanya: Rekaman_01.mp3

Dia tekan play.

"Kamu bukan Genta Pradipa.

Nama itu hanya pemberian kedua.

Kamu dulu pernah memilih desa ini... dan sekarang kamu harus tinggal.

Jangan coba kabur. Dunia di luar sudah menghapusmu."

Suaranya... suara dirinya sendiri. Tapi lebih tua. Lebih serak. Lebih... lelah.

Deg.

Genta buru-buru lari keluar. Desa tampak sepi. Bahkan ayam-ayam palsu itu sudah tidak bersuara.

Dan ketika dia kembali ke rumah...

satu potret tergantung di dinding, yang sebelumnya kosong.

Foto itu usang. Tapi jelas.

Warga desa sedang berbaris. Semua pakai topeng. Dan di tengah mereka...

Ada dirinya.

Tersenyum. Dengan topeng setengah terangkat.

Dan tulisan di bawahnya:

"Selamat Datang Kembali, Genta.

Tugasmu belum selesai."

---

Cuplikan Dialog Dalam Monolog Genta (gaya santai)

“Oke. Entah gue korban reality show paling niat atau ini... mimpi buruk hasil makan sarden kedaluwarsa.”