[Lokasi: Kantin sekolah, jam istirahat]
Yamato menatap dari jauh.
Tangan memegang sedotan, minuman kotaknya belum disentuh.
Matanya sempit. Sorotnya tajam.
Kepalanya tersembunyi setengah di balik… tempat sampah.
"Target mendekat. Korban: Amemiya Riku. Pendamping: Hanazono Saki. Lokasi: Atap sekolah. Waktu: Istirahat siang."
Dia mencatat semua itu dalam notebook pink dengan stiker love-love yang dicoret pakai spidol hitam.
“Aku tidak akan tinggal diam… Aku akan cari tahu kebenaran yang pahit ini!”
Beberapa menit kemudian…
“Yamato, lo ngapain ngintip dari balik tembok?”
Aku berdiri di belakangnya, masih megang baki makan siang.
Dia kaget. “T-Tidak mungkin! Target menyadari keberadaanku! Ini... lebih cepat dari prediksi!”
“Gue liat lo nyembunyiin badan di balik pot bunga sejak tadi. Setengah badan lo kelihatan. Bahkan lo ngedumel sendiri.”
Yamato menunduk dramatis.
“Maafkan aku, Riku… Tapi aku harus tahu. Harus tahu kenapa lo berubah.”
Dia menoleh dengan mata berkaca-kaca. “Dulu kita makan bareng. Nonton anime bareng. Bahkan debat siapa best girl tiap malam…”
Aku menahan napas. “Itu debat lo sendiri, gue cuma dengerin.”
“Tapi sekarang... SEKARANG!”
Dia tunjuk mukaku.
“Kau... punya tsundere gal! Dan aku hanya... sidekick di romcom ini!”
“Lo gak sidekick, lo... Yah, agak lebay, sih.”
“LEBAY ADALAH SENJATAKU, RIKU!”
Aku mau jawab, tapi Hanazono muncul dari arah tangga sambil membawa dua botol teh.
“Lo lama banget, Amemiya! Sini!”
Aku refleks jalan ke arahnya. Tapi belum lima langkah…
“...Teganya kau.”
Yamato berbisik lirih, tangan terjulur seolah aku ditarik ke dimensi lain.
“Jangan lupa... siapa yang dulu ngajarin lo cara ngupas jeruk biar nggak pahit...”
Aku nyaris jatuh karena ngakak.
Hanazono melotot. “Lo kenapa sih ketawa-ketawa sendiri?”
“Gak apa-apa…” jawabku pelan. “Sahabatku lagi nyindir aku pakai metafora jeruk.”
Hanazono bingung, tapi nggak nanya lebih jauh. Dia duduk di atap, nyodorin teh padaku sambil cemberut.
Di balik tangga, Yamato menulis kalimat terakhir hari ini:
Hari ke-3: Operasi “Mencuri Kembali Amemiya” gagal total. Tapi aku belum menyerah. Cinta boleh menang, tapi persahabatan… tidak akan kalah begitu saja!