BAB 4 – Aliansi Gagal Move On

[Tempat: Belakang gedung olahraga – markas rahasia sementara]

Yamato membuka notebook pink-nya dengan serius, seolah itu dokumen rahasia negara.

“Operasi ‘Mencari Celah Tsundere’ akan segera dimulai…”

Di depannya berdiri seorang cewek.

Namanya Rena Kanzaki.

Teman Hanazono sejak kelas 1. Rambutnya hitam legam dengan ombre merah di ujung, diikat dua kuncir tinggi. Mata tajam, tapi... terlalu ekspresif. Kalau kaget bisa kayak anime chibi meledak.

Seragamnya nggak kalah kacau: rok pendek, kaos kaki beda tinggi, dan hoodie yang terlalu besar sampai tulisan “No Boy No Cry” di punggungnya cuma kelihatan setengah.

“Gue gabung... bukan karena gue peduli sama kehidupan percintaan si Saki, ya!” katanya sambil ngunyah permen karet keras banget. “Tapi… drama sekolah itu seru, bro.”

Yamato menepuk meja dramatis. “Selamat datang… di Aliansi Gagal Move On!”

“Apa tuh nama...”

“Ssst! Nama itu sakral!”

Dia memberikan Rena pin badge bergambar... wajah Riku yang lagi bengong.

“Target utama kita: mengetahui sejauh mana hubungan Hanazono Saki dan Amemiya Riku. Jika perlu… sabotase.”

“Kalau gue ditonjok sama Saki gara-gara ini, lo yang bayar bakso sebulan.”

“Deal!”

[Sementara itu, di atap sekolah]

“Apa sih yang lo liatin?”

Hanazono duduk dengan posisi nyantai banget. Satu kaki dilipat, satu lagi goyang-goyang. Sumpit di tangannya sibuk mencabik sosis gorengnya yang gosong (lagi).

Aku menoleh pelan. “Rambut lo. Ada daun nempel.”

Dia panik. “EH!? DI MANA!?”

Langsung mukul kepalaku pakai kotak bekal karena refleks.

“INI GARA-GARA KAMU NGOMONG, KAN JADI MALU!” katanya sambil panik sendiri, padahal mukanya udah merah duluan.

Aku memungut daun kecil dari rambutnya, lalu menyodorkannya.

“Ini.”

Dia ngambek lima detik. Terus diam-diam menerima daunnya, lalu buang jauh ke bawah atap.

“…Makasih,” bisiknya.

Sepuluh detik kemudian dia mukul lagi.

“B-bukan karena aku terharu atau apa ya!”

[Balik ke markas rahasia]

Yamato dan Rena mengintip dari celah genteng.

Yamato: “Lihatlah ekspresi malu-malu sang gal tsundere itu... itu… itu TANDA!”

Rena: “Tanda bahwa lo butuh gebetan juga.”

Yamato: “Gue butuh pengakuan... bukan cinta.”

Rena mengangkat bahu. “Nanti kalau mereka pacaran duluan, kita bikin band ‘Heartbreakers Anonymous’ gimana?”

Yamato langsung menatapnya penuh semangat. “Bisa. Lo bisa jadi bassist. Gue nangis di panggung.”