BAB 5 – Rapat Rahasia

[Lokasi: Sudut kelas, jam pelajaran seni]

“Aku sudah mengatur semuanya,” bisik Yamato dari bawah meja.

“Apanya yang diatur? Lo literally ngumpet di kolong bangku,” jawab Rena sambil nyoret-nyoret kertas gambar tanpa liat.

Yamato mengintip ke arah depan kelas. Riku dan Hanazono lagi duduk di satu meja, ngerjain lukisan bareng—karena pak guru randomly ngebagi kelompok dua-dua.

Hanazono ngelukis asal-asalan. Riku fokus. Tapi yang bikin Yamato menahan napas adalah...

Hanazono tiba-tiba nyender sedikit. Jarak mereka: < 10 cm.

Rena nyikut bahu Yamato. “Bro. Itu jarak wajah kurang dari botol Yakult. Fix makin deket.”

Yamato menulis cepat di bukunya:

Hari ini, subjek A (Hanazono) mendekati subjek B (Amemiya) tanpa paksaan. Hipotesis: gal + proximity = heart damage to observer.

Rena nyender ke meja. “Dulu Saki kalau dideketin cowok langsung tendang kursi. Sekarang... dia nyender.”

Yamato terdiam. “Dunia ini kejam.”

[Setelah kelas, jam istirahat]

“Sandwich-nya kamu bikin sendiri?” tanya Hanazono sambil menatap bekal Riku.

“Hmm, iya. Isinya telur. Mau coba?”

Hanazono menyambar satu tanpa izin. Gigit. Mengunyah. Diam sebentar.

“…Hmm. Biasa aja.”

“…Oh.”

“…Tapi, lumayan buat ukuran cowok. Meskipun... bumbu mayo-nya dikit.”

“…Maaf?”

“…Gak usah minta maaf, Amemiya! Gue cuma bilang... ini bisa diperbaiki!”

Hanazono menyumpit sandwich lain lalu nyodorin padanya. “Nih. Coba yang gue bikin.”

Riku makan. Langsung freeze.

“…Ini… ada… cabai rawit?”

“Ups. Salah masukin.”

Hanazono senyum. Tapi bukan senyum minta maaf. Senyum puas.

“…Lo sengaja, ya?”

“GAK SENGAJA WOOI!”

Tonjok bahu.

[Di balik dinding rooftop]

Yamato dan Rena nguping.

“Dia ngasih sandwich isi cabai rawit tapi cowoknya masih senyum… Ini udah level pacar belum sih?”

“Enggak! Itu... itu hanya tanda... kekuatan pertemanan!! Mungkin!”

“Yamato…”

"JANGAN KASIH HARAPAN PALSU!”

[Sore hari, saat pulang sekolah]

Yamato dan Rena berdiri di gerbang sekolah, menatap Riku dan Hanazono yang pulang bareng, jalan berdampingan seperti pasangan anime.

Yamato menatap langit.

“…Kita harus melakukan sesuatu sebelum semuanya terlambat.”

Rena mengangguk dramatis. “Gue setuju. Kalau mereka sampai jadian duluan…”

“…Kita beneran harus bikin band patah hati.”