BAB 14 – Kencan dan dua orang yang seharusnya tidak menyamar

Hari Sabtu, jam 2 siang. Cuaca cerah, angin sejuk, dan suasana sekitar stasiun ramai tapi tidak terlalu padat.

Riku berdiri di depan toko buku kecil yang punya aroma khas kertas baru.

Ia melihat jam, lalu ke kiri. Tak lama kemudian, Hanazono datang.

Rambutnya digerai rapi hari ini. Ia mengenakan kaos hitam dengan jaket denim, rok pendek, dan sepatu sneakers putih.

Riku menunduk sedikit. “Kamu… keren.”

Hanazono memalingkan wajah. “Gue emang keren dari lahir.”

Tapi… kupingnya merah.

[Sementara itu, di seberang jalan...]

Yamato berdiri di balik tiang listrik, mengenakan topeng kain hitam dengan lubang mata dan mulut.

Di sampingnya, Rena memakai hoodie oversized dan topi baseball, memelototi Yamato.

“…Lo yakin ini bukan kelihatan kayak maling?”

“Ini penyamaran. Kita seperti detektif Hollywood… atau ninja modern.”

“Lo kayak penjahat random di anime jam 6 sore.”

Yamato membuka notebook pink-nya.

“Target terlihat mengenakan pakaian kasual non-formal. Indikasi: Ini bukan tugas, ini… kencan.

Rena menyesap soda. “Skor romantis: 8,5. Kalo mereka pegangan tangan, naik jadi 9.”

[Di dalam toko buku]

Riku dan Hanazono berjalan pelan menyusuri rak-rak manga.

“Gue lagi nyari volume 5-nya Koi no Kachi wa Ore ga Kimeru! Tapi selalu habis,” kata Hanazono.

“Coba kita cari bareng. Mungkin masih ada satu.”

“…Lo bantuin gue?”

“Tentu. Aku kan... partner tonjokanmu sekarang.”

Hanazono mendesis pelan, menunduk. “Jangan ngomong gitu di tempat umum, bego.”

[Di belakang rak komik, 2 baris dari mereka]

Yamato dan Rena menyelinap, kepala hanya muncul sedikit dari sela rak.

Rena: “Lo gak bisa diem, ya? Topeng lo nyangkut di rak.”

Yamato: “SHH! Mereka lagi di bagian shoujo... ini momen penting!”

Mereka intip… lalu mata mereka membelalak.

Hanazono sedang memberikan satu buku ke Riku. Volume yang dia cari.

“Lo duluan yang nemu. Lo ambil aja.”

Riku menggeleng. “Aku nemu buat kamu.”

Hanazono terdiam sebentar. Lalu… tersenyum kecil.

Yamato langsung mencoret sesuatu besar di buku catatannya.

CATATAN BESAR: INI SUDAH 9,5!!

[Keluar dari toko]

Riku dan Hanazono berjalan perlahan ke arah taman kecil dekat situ. Mereka membeli es krim dari vending machine, lalu duduk di bangku taman sambil membahas manga baru yang mereka beli.

Hanazono menggigit es krim, lalu melirik Riku.

“…Tadi nyari buku bareng tuh… seru juga.”

Riku menoleh. “Iya. Aku juga senang.”

Hanazono menatap langit. Lalu… dengan suara pelan,

“…Mungkin… lain kali kita bisa cari tempat lain bareng juga.”

[Sementara itu, dari balik semak]

Yamato: “Rena…”

Rena: “Hm?”

Yamato berdiri pelan, melepas topeng. Mata berkaca-kaca.

“…Aku rasa… mereka beneran cocok.”

Rena menepuk pundaknya.

“Yamato… kita udah gak dibutuhkan lagi.”

Mereka berjalan menjauh… pelan… dramatis…

Sambil—secara tak sadar—masuk ke lapangan anjing dan langsung dikejar satu husky liar.