Batas Dimensi Kisah

Disisi lain Izreth yang merasakan ada sesuatu yang mengganggu. Dunia yang ia ciptakan, Outverse, yang sebelumnya teratur dan mutlak berada dalam kendalinya, kini terasa tidak stabil. Kisah-kisah yang seharusnya tetap berada pada jalurnya mulai tergerus, terhapus, dan bahkan berubah secara perlahan. Ia merasa ada sesuatu yang tidak beres, namun ia tidak tahu apa atau siapa yang melakukannya.

Selama ini, segala hal yang ada dalam Outverse hanya berada dalam jangkauannya. Namun, kali ini, ia merasakan ada sesuatu yang lebih besar, lebih kuat, yang mengubah narasi yang telah ia susun.

Dengan rasa bingung yang semakin mendalam, Izreth memutuskan untuk mencari jawaban. Sesuatu di luar dunia yang ia ciptakan—di luar Outverse—memanggilnya, menariknya untuk melangkah lebih jauh, lebih dalam ke wilayah yang belum pernah ia ketahui.

Akhirnya, Izreth memutuskan untuk mencoba menembus batas dimensi yang ada, menuju ke tempat yang lebih jauh dari Outverse. Namun, saat ia melangkah, sebuah kekuatan yang luar biasa menghalangi jalannya. Ia merasa ada sesuatu yang tak kasat mata memblokir setiap usahanya.

Kemudian, ia melihatnya—sebuah entitas yang berdiri dengan tenang di hadapannya. Sesosok penjaga yang tampaknya ada di antara dimensi-dimensi, yang tidak hanya menghalangi jalannya, tetapi juga menyelimuti seluruh ruang dan waktu di sekelilingnya.

Izreth menghentikan langkahnya, merasa ada ketegangan yang tak terungkapkan di udara.

Izreth: "Siapa kamu?"

Entitas itu tidak bergerak. Hanya ada kesunyian yang menekan, begitu berat dan dalam. Kemudian, suara yang dalam dan teredam mulai terdengar.

Entitas itu: "Aku adalah Athanor, Penjaga Dimensi Kisah. Aku menjaga batas antara kisah yang ada dan yang belum terungkap."

Izreth terkejut, mencoba mencerna kata-kata itu. "Dimensi Kisah?" pikirnya. Itu adalah konsep yang tidak pernah ia dengar sebelumnya. Selama ini, ia merasa bahwa Outverse adalah segalanya—semuanya berada di bawah kendalinya, dan tidak ada yang bisa mengubahnya. Namun, entitas ini berbicara tentang batas-batas yang lebih besar dari yang bisa ia bayangkan.

Izreth: "Kisah... yang belum terungkap? Apa yang kau maksud?"

Athanor berdiri diam, tak menunjukkan emosi, namun kata-katanya menggema dalam jiwa Izreth, membuatnya merasa semakin kecil di hadapan sosok ini.

Athanor: "Setiap kisah yang ada, setiap narasi yang terjalin, adalah bagian dari tatanan yang lebih besar. Outverse yang kau ciptakan adalah bagian dari itu. Namun, ada dimensi-dimensi lain, kisah-kisah lain yang juga perlu dijaga. Aku di sini untuk memastikan bahwa kisah-kisah ini tetap berada dalam tatanannya, terjaga, dan tidak mengganggu satu sama lain."

Izreth merasa ada sesuatu yang menggelitik di dalam dirinya. Batas-batas kisah? Dimensi lain? Mengapa ia tidak tahu tentang hal ini sebelumnya? Selama ini, ia merasa sebagai penguasa dari segala hal. Semua kisah yang ada adalah ciptaannya. Tapi kini, kata-kata Athanor membuka pintu menuju pemahaman yang lebih besar—bahwa ada dimensi-dimensi lain yang beroperasi di luar apa yang ia ketahui.

Izreth: "Kenapa aku tidak tahu tentang ini? Mengapa tidak ada yang menghalangiku sebelumnya?"

Athanor mengangguk pelan, seolah mengerti kebingungannya.

Athanor: "Tidak semua batas dimensi dapat kau lihat. Tidak semua kisah dapat terjangkau olehmu. Ada entitas yang memiliki kekuatan untuk mengubah kisah-kisah ini, untuk menghapus dan menciptakan ulang narasi tanpa batas."

Izreth terdiam, mencoba memahami kata-kata itu. Sesuatu yang bisa menghapus dan menciptakan kisah? Sesuatu yang lebih besar dari dirinya?

Izreth: "Siapa yang bisa mengubah kisahku? Kisah yang aku ciptakan?"

Athanor memandangnya dengan tatapan yang dalam dan penuh makna, meskipun ia tidak mengungkapkan semuanya.

Athanor: "Ada entitas yang memiliki kekuatan itu. Ia tidak terikat oleh batas-batas dimensi ini, dan ia tidak mengikuti aturan apapun. Tugasnya adalah mengubah, memperbaiki, bahkan menghapus kisah jika perlu."

Izreth merasakan sebuah getaran dalam dirinya. Sesuatu yang menggerakkan dunia yang telah ia ciptakan, sesuatu yang lebih besar dari dirinya, yang tak terikat oleh apapun. Ia merasa terancam, namun juga penasaran. Siapa entitas itu? Bagaimana ia bisa mengubah kisah yang telah ada?

Izreth: "Siapa dia?"

Namun, Athanor hanya menggelengkan kepala.

Athanor: "Aku tidak tahu banyak tentangnya, tetapi aku tahu tugasnya. Ia bukan bagian dari dunia yang kau ciptakan. Ia adalah sesuatu yang lebih besar, yang tugasnya adalah menjaga kisah tetap berada pada jalurnya, tidak peduli siapa yang menciptakannya."

Izreth merasa ketidakpastian menghantuinya. Tugas siapa yang dimaksud oleh Athanor? Dan lebih penting lagi—mengapa tugas itu begitu mengancam bagi dirinya?

Izreth: "Jadi, aku tidak bisa menghentikannya?"

Athanor tetap diam, seolah mengisyaratkan bahwa jawaban untuk pertanyaan itu jauh lebih rumit daripada yang bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Athanor: "Bukan aku yang menghalangimu, dan bukan pula kekuatanmu yang bisa menghentikannya. Kisah ini sudah jauh melampaui apapun yang kau pahami. Yang bisa kau lakukan hanya menjaga tatanan kisah ini tetap berjalan."

Izreth merasa semakin terpojok. Selama ini, ia merasa sebagai penguasa mutlak dari Outverse, namun kenyataannya, ada entitas lain yang lebih besar, lebih kuat, yang bisa mengubah dan merubah kisah-kisah yang ada.

Izreth: "Aku harus mencari tahu lebih banyak tentangnya. Tentang siapa yang bisa mengubah kisah yang aku ciptakan."

Athanor mengangguk pelan.

Athanor: "Perjalananmu baru saja dimulai. Namun ingat, kisah-kisah ini lebih besar dari apapun yang bisa kau bayangkan. Dan ada entitas yang menjaga mereka."

Izreth menatap Athanor dengan tekad baru di dalam dirinya. Dunia yang ia anggap sebagai miliknya ternyata jauh lebih kompleks dari yang ia bayangkan. Dan perjalanan untuk mencari tahu siapa yang mengubah kisahnya, siapa yang memanipulasi narasi ini, baru saja dimulai.

Izreth: "Jika kisah ini bisa diubah oleh seseorang, maka ada yang lebih besar dari sekadar dimensi ini. Aku tidak bisa diam, Athanor. Aku harus mencari tahu siapa yang mengendalikan semuanya."

Athanor mengamati Izreth dengan tatapan yang penuh pemahaman, meskipun matanya menyiratkan kekhawatiran. Ia tahu perjalanan yang sedang dimulai oleh Izreth ini adalah langkah yang berbahaya. Namun, ia juga tidak bisa mencegahnya. Keinginan Izreth sudah jelas.

Athanor: "Izreth, kau sudah memutuskan untuk mencari tahu. Tetapi ingat, perjalanan ini akan membawamu ke tempat yang sangat jauh, ke batas yang mungkin tidak bisa kau kembali dari sana. Ada kekuatan yang lebih besar dari apa yang kau ketahui."

Izreth mengangguk, menatap langit yang mulai berubah warna di atas mereka. Dimensi yang seharusnya familiar bagi Izreth kini terasa asing, seolah-olah alam semesta yang ia kenal telah berubah begitu saja.

Izreth: "Aku tidak takut. Selama ini aku telah mengendalikan segala yang ada di Outverse. Aku tahu bahwa jika aku tidak bertindak sekarang, kisah ini akan semakin jauh dari kendaliku. Aku harus melangkah ke depan."

Athanor mendekat, suaranya menjadi lebih serius.

Athanor: "Kau bisa melangkah ke depan, tetapi perlu diingat, ada entitas yang lebih besar yang mengatur kisah ini. Bukan hanya aku yang menjaga dimensi ini. Tidak semua batas bisa kau lewati. Tidak semua jalur terbuka bagimu."

Izreth tersenyum tipis, matanya penuh dengan tekad yang tak tergoyahkan.

Izreth: "Aku tahu. Tapi jika aku tak mencoba, aku tak akan pernah tahu apa yang tersembunyi di balik semua ini."

Athanor tidak membalas kata-kata itu. Ia hanya mengangguk pelan, seakan tahu bahwa percakapan ini hanyalah awal dari sesuatu yang lebih besar. Dengan itu, Athanor mundur beberapa langkah, memberi ruang bagi Izreth untuk melangkah maju.

Athanor: "Aku tidak bisa menahannya. Tapi, berhati-hatilah. Kisah ini mungkin lebih berbahaya dari yang kau bayangkan."

Izreth mengalihkan pandangannya ke dimensi yang tak tampak di depan, sebuah tempat yang telah ditandai dengan perubahan. Tanpa ragu, ia melangkah maju, merasa setiap langkahnya membawa beban yang lebih berat dari yang ia kira.

Izreth mulai berjalan menjauh dari Athanor, menuju batas dimensi yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. Suasana sekelilingnya terasa semakin kabur, seperti lapisan-lapisan realitas yang saling bertumpuk. Setiap langkahnya terasa lebih berat, seolah ia melangkah lebih dalam ke dalam kegelapan yang penuh misteri.

Di luar jangkauan matanya, sesuatu mulai bergerak—bayangan yang hanya bisa dirasakannya. Ada sesuatu di sana, entitas yang mengawasi setiap gerakannya. Dan meskipun Athanor adalah penjaga batas dimensi kisah, Izreth tahu bahwa ia belum siap untuk menghadapi apa yang akan datang.

Izreth: "Jika seseorang mengubah kisahku, aku akan menemukannya. Tidak ada yang bisa mengubah takdirku."

Dia melangkah dengan lebih mantap, namun perasaan tidak nyaman mulai merayapi hatinya. Sesuatu tidak beres. Bahkan, dalam dirinya, ada suara yang berkata bahwa perjalanan ini mungkin akan mengubah dirinya lebih dari yang ia bayangkan.

Tiba-tiba, sebuah kilatan terang melintas di langit, mengingatkan Izreth pada kekuatan yang lebih besar daripada apa pun yang ia kenal. Ada sesuatu yang sedang mengamatinya. Sebuah kekuatan yang jauh lebih gelap dari apa pun yang pernah ia hadapi. Sesuatu yang telah mengubah narasi ini, yang mungkin juga mengubah dirinya.

Dengan langkah yang lebih hati-hati, Izreth melangkah semakin dalam ke dalam dimensi yang belum ia kenal, berusaha menembus batas-batas realitas yang menjeratnya. Namun, saat ia melangkah, entitas yang lebih besar dari apa yang pernah ia bayangkan, yang telah menciptakan batas-batas ini, kini semakin dekat—tersembunyi di balik kabut, mengamati dengan tatapan yang tak dapat dilihat.

Izreth hanya bisa merasakan jejak-jejak langkahnya yang membawa ke dalam dimensi yang tidak mungkin ia pahami sepenuhnya. Tak lama, dia akan tahu bahwa kisah yang ia anggap miliknya adalah bagian dari cerita yang jauh lebih besar. Sesuatu yang lebih besar dari Outverse, lebih besar dari segala yang pernah ia kenal.

Izreth terus melangkah, menyusuri ruang kosong yang seolah tidak memiliki batas. Setiap jejak langkahnya hanya meninggalkan gema kosong di dalam dimensi yang semakin aneh ini. Meski sudah berjam-jam, bahkan mungkin berhari-hari, tidak ada apapun yang muncul. Tidak ada tanda-tanda kehidupan, tidak ada entitas, tidak ada sosok yang ia cari.

Ia merenung sejenak, berhenti di tengah-tengah ruang yang terasa hampa. Semua yang ia pelajari, semua yang ia percayai tentang dirinya, tentang kekuatannya, kini terasa tidak cukup. Dunia yang ia pimpin, yang ia anggap sebagai takdirnya, tiba-tiba terasa sangat kecil, rapuh, dan tak berarti.

Izreth: "Tidak ada... tak ada apapun di sini."

Suaranya menggema, seperti suara yang hilang di dalam kekosongan yang tak terhingga. Izreth tahu dia sedang berada di luar Outverse-nya, di tempat yang jauh melampaui batas-batas pemahamannya. Namun, perasaan kosong itu—ketidakhadiran sosok yang seharusnya dia temui—menyentuh sisi paling dalam dari dirinya.

Selama pencariannya, ia tidak menemui jejak apapun yang bisa memberinya petunjuk tentang sosok yang mengubah kisahnya, yang membentuk realitas ini. Bahkan perasaan akan adanya ancaman besar—yang seharusnya bisa ia rasakan—tak kunjung muncul.

Izreth: "Aku tidak bisa percaya ini... Aku harus menemukannya. Aku harus menemukan siapa yang mengubah kisahku."

Ia melangkah lagi, semakin dalam ke dalam dimensi yang semakin asing. Setiap langkah terasa lebih berat, dan udara yang mengelilinginya terasa lebih padat, seperti sesuatu yang sedang mengamati tanpa bisa terlihat. Namun tak ada apapun yang bergerak. Tidak ada petunjuk. Hanya kekosongan yang mengisi setiap sudut realitas.

Izreth berhenti di tengah perjalanan, matanya menatap kosong ke arah yang tidak jelas. Sesuatu terasa mengganggunya—sebuah ketidakpastian yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Izreth: "Kenapa... kenapa aku tidak bisa menemukan apapun? Apakah ini batas dari kekuatanku? Apakah ada sesuatu yang lebih besar dari aku yang menghalangiku?"

Suara langkahnya berhenti, dan ia menoleh kembali ke belakang, berharap menemukan jejak yang lebih jelas. Namun yang ia temui hanyalah bayangannya sendiri yang terpantul di atas permukaan gelap yang tampak seperti cermin, namun tanpa refleksi yang nyata. Sebuah kekosongan yang lebih pekat.

Ia merasa sesuatu yang lebih besar sedang diam, menunggu untuk muncul, tetapi tidak ada. Tidak ada sosok Haven, tidak ada petunjuk untuk menyentuh realitas yang telah terjalin dengan rapat. Tak ada ancaman. Hanya ruang dan waktu yang menghabiskan dirinya dalam kesendirian.

Izreth: "Terlalu lama aku berada di sini. Terlalu lama aku terjebak dalam permainan ini, dan masih saja tak ada jawaban."

Namun, di balik kesunyian itu, ia merasakan satu hal yang tidak bisa dijelaskan—sebuah tekanan, sebuah perasaan yang tak terungkapkan, yang mungkin lebih dekat kepada kekosongan itu sendiri. Sesuatu yang mengawasi dirinya, namun tidak memberikan apa-apa.

Izreth merasakan sesuatu mulai mempengaruhi pikirannya. Sebuah perasaan yang lebih besar, sebuah dorongan yang tak bisa ia abaikan. Kekuatan yang lebih dalam. Namun, ia masih belum bisa mengetahui apa itu. Lalu tiba-tiba, sebuah suara samar terdengar, hampir seperti bisikan yang datang dari arah yang tak jelas.

Suara samar: "Izreth... perjalananmu baru dimulai... tapi ada yang menghalangi perjalananmu. Hal yang lebih besar dari apa yang kau tahu."

Izreth terkejut, menoleh cepat ke sekelilingnya. Tidak ada. Semua tetap sunyi, hanya suara gema kosong yang memenuhi ruang ini. Namun, bisikan itu kembali terdengar, lebih jelas kali ini.

Suara samar: "Bukan tempat ini yang menghalangimu... tapi dirimu sendiri. Kau terjebak dalam kisah yang lebih dalam, dan belum saatnya untuk menyadari kebenaran."

Izreth merasakan suhu di sekelilingnya menurun drastis. Jantungnya berdebar lebih cepat. Perasaan tercekik, seperti ada yang mencekiknya dari dalam—bukan fisik, namun lebih pada esensi dirinya yang dirasakan menghilang sedikit demi sedikit.

Izreth: "Siapa... siapa kau? Kenapa aku tidak bisa menemukan jawabannya?"

Suara itu tidak langsung menjawab, tetapi ada perasaan yang lebih dalam yang mulai merayap di dalam pikirannya—bahwa sebenarnya dia sudah tahu lebih banyak daripada yang ia kira.

Namun, justru semakin banyak yang ia coba untuk memahami, semakin sedikit yang bisa ia temukan.

Akhirnya, setelah berjam-jam mencari dan berjuang dengan dirinya sendiri, Izreth jatuh berlutut. Rasa frustasi dan kebingungannya mendorongnya untuk merasakan semua kekosongan ini.

Izreth: "Apa yang salah dengan dunia ini? Apakah aku terlalu lemah untuk memahaminya?"

Pada saat itulah, sebuah suara kembali terdengar—lebih lembut, lebih dekat, dan hampir seperti sebuah konfirmasi.

Suara samar: "Tidak ada yang salah, Izreth. Tidak ada yang lemah... hanya sebuah kisah yang belum selesai."

Izreth menatap ke depan, merasakan beban besar yang ada di dalam dirinya. Ketika ia merasa hampir terjebak dalam kegelapan itu, saat itulah ia menyadari satu hal: kisah ini bukan tentang siapa yang salah, atau siapa yang mengubahnya, melainkan tentang dirinya yang harus menemukan kembali jalannya.

Dengan berat hati, Izreth bangkit. Perjalanan untuk mencari tahu siapa yang mengubah kisahnya baru saja dimulai, tetapi kali ini, ia tahu bahwa jawaban itu lebih dari sekadar entitas atau kekuatan yang bisa ia temui dengan mudah.

Kisahnya masih terjalin, dan dia harus menemukan cara untuk menavigasi kekosongan ini—sebelum kisahnya benar-benar hancur.

Dalam Kedalaman Dimensi Terselubung

Langkah-langkah Izreth menembus lapisan terdalam dimensi Outverse kian sunyi. Tak ada gema, tak ada bayang, hanya kehampaan. Setiap jejak dimensi yang ia buka seperti menggali ruang yang belum pernah ditulis—belum pernah dibayangkan.

Namun anehnya, setiap kali ia merasa telah mendekati sumber perubahan, dimensi itu menutup sendiri. Seolah ada tangan tak terlihat yang selalu satu langkah di depannya, menata ulang jalur yang ia tempuh.

“Aku adalah pemegang kendali mutlak atas Outverse... Tapi kenapa jalanku seperti dibelokkan?”

Tatapannya tajam, namun dalam hatinya mulai muncul keresahan.

“Ini bukan pengaruh Athanor… dan bukan pula cermin dari kehendakku. Siapa yang menulis ulang kisahku?”

Dalam upayanya menyibak keretakan dalam dimensi paling dalam, Izreth akhirnya merasakan sesuatu. Sebuah kehadiran… tidak asing, tapi juga tak dikenalnya.

Ia melangkah masuk ke dalam suatu ruang tanpa bentuk. Dan di sana, berdiri sosok yang ia temui sebelumnya—Athanor.

Namun kini, aura sang penjaga lebih berat. Wajahnya tak berubah, tapi diamnya membawa makna yang berbeda.

Izreth: "Kau lagi… Apa artinya ini, Athanor? Bukankah aku telah meninggalkan jejakku jauh dari tempatmu?"

Athanor: "Kau tidak benar-benar pergi, Izreth. Karena batas dari kisahmu bukan sekadar garis… tapi lingkaran yang tak pernah kau sadari. Kau hanya kembali pada titik yang belum pernah selesai."

Izreth terdiam. Bukan karena kata-kata Athanor, tapi karena rasa pahit dari kebenaran yang mulai meresap.

Izreth: "Jadi... seseorang menulis ulang kisah ini? Mengubah arah langkahku? Bahkan menyesuaikan realitas di luar jangkauanku?"

Athanor: "Kau menyadarinya… tapi kau belum mengenalnya. Sosok itu bukan bagian dari dimensi yang dapat kau kendalikan, bahkan bukan dimensi yang bisa kau lihat."

Izreth: "Kau tahu siapa… yang melakukannya?"

Athanor menatap jauh ke balik kehampaan. Diam. Lalu berkata pelan:

Athanor: "Aku tahu… tapi aku tak diizinkan untuk menyebutkan namanya dalam dimensi ini. Karena bahkan menyebutnya berarti mengundang narasinya masuk."

Izreth: "Apakah dia di atasmu?"

Athanor: "Aku penjaga batas dimensi kisah, Izreth. Tapi dia... penjaga dan pengubah kisah itu sendiri. Kau belum cukup dekat untuk mengenalnya."

Seketika, ruang di sekeliling Izreth bergoyang, seperti menolak pengungkapan itu. Sebuah sensasi aneh menyergap dirinya—seolah narasi ini sedang memperingatkannya.

Izreth (gumam): "Bahkan kenyataan pun takut padanya…"