Hening malam di Velhara kembali menyelimuti istana seperti kabut lembut yang menyembunyikan taring. Di dalam ruang kerja tua yang pernah menjadi tempat Raja Varyon menyusun strategi perang, kini hanya ada Kaelir—sendirian, duduk di antara rak-rak penuh dokumen yang sudah menguning dan dipenuhi debu sejarah.
Tangan kirinya menggenggam surat laporan dari perbatasan barat; tangan kanannya gemetar ringan. Ada nama yang tak seharusnya tertulis di situ—Jendral Rauthen, seorang loyalis yang sudah bertahun-tahun menghilang tanpa kabar, tiba-tiba muncul kembali sebagai penanggung jawab pasukan di perbatasan. Tanpa sepengetahuannya. Tanpa perintah resmi.
"Ayahku menyembunyikan sesuatu."
Kaelir berdiri, napasnya berat. Sorot matanya tajam namun redup. Dalam diam, ia melangkah menuju dinding yang tertutup permadani merah. Ia menariknya—dan seperti yang dikatakan mendiang pengasuhnya bertahun lalu, ada lorong tersembunyi di baliknya.
Lorong itu gelap dan dingin, seperti perut istana yang menyimpan semua luka yang tak pernah sembuh. Di setiap langkahnya, Kaelir mendengar gema dari masa kecilnya—tangisan yang ia tahan, harapan yang ia kubur, dan pertanyaan yang tak pernah dijawab.
Di ujung lorong, ada pintu kayu tua. Terkunci.
Tapi Kaelir sudah belajar, tidak semua pintu perlu kunci untuk dibuka. Kadang, hanya perlu keberanian untuk memaksa.
"Jika tak ada yang akan membuka kebenaran, maka biarlah aku yang menghancurkan pintunya."
Dengan dorongan kuat, ia menjebol pintu itu.
Dan di baliknya…
Peta kerajaan. Catatan rahasia. Nama-nama bangsawan. Kontrak tersembunyi. Rencana pengiriman pasukan ke luar negeri. Dan sebuah lambang—yang tidak pernah ia lihat, tapi terasa sangat familiar. Lambang yang sama terukir samar di belakang medali mendiang ibunya.
Kaelir merasakan perutnya mual.
"Ini... bukan hanya tentang takhta."
"Ini tentang pengkhianatan yang sudah tertanam sejak aku masih dalam buaian."
---
Di tempat lain, seorang bayangan mengawasi dari menara tua. Sambil menatap sinar bulan yang sama, ia berbisik lirih,
"Sang pangeran mulai bergerak. Tapi bulan hanya bersinar bagi mereka yang siap kehilangan."