Arvin," suara berat itu memanggil dari kegelapan.
Arvin berbalik, matanya menatap tajam ke arah suara itu.
Seorang pria berjubah hitam muncul dari balik bayang-bayang. Wajahnya tersembunyi, tapi aura kekuatan pekat menguar dari tubuhnya.
"Kau terluka," kata pria itu, "dan dunia ini tidak menyisakan tempat bagi orang-orang lemah."
Arvin mengepalkan tinjunya. "Aku bukan lemah."
Pria itu tersenyum samar. "Buktikan."
Dari balik jubahnya, pria itu mengulurkan sebuah benda — sebuah pedang kuno, hitam berkilau, memancarkan energi misterius.
"Ambil ini," ucapnya, "dan dunia akan berlutut di hadapanmu."
Arvin menatap pedang itu.
Ini bukan sekadar senjata.
Ini adalah jalan menuju kekuatan... dan kebebasan dari rasa sakit.
Saat jemarinya menyentuh gagang pedang itu, takdir Arvin berubah untuk selamanya.