Kabut pagi perlahan terangkat, memperlihatkan ribuan pasukan Elmar yang berbaris rapi, membentang sejauh mata memandang.
Zirah mereka berkilat, tombak-tombak mengarah ke langit.
Di tengah mereka, panji kerajaan berkibar — sombong dan menantang.
Di atas kuda perangnya, Raja Cedric memandang ke arah bukit kecil tempat Arvin dan pasukannya berdiri.
Tatapan dingin, penuh kebencian.
> "Habisi mereka semua," perintahnya kepada jenderal di sampingnya.
Dan dengan deru genderang perang, pasukan Elmar mulai bergerak.
---
Arvin berdiri di garis depan, pedangnya terangkat.
> "Ingat rencana kita!" serunya.
"Jangan melawan kekuatan mereka langsung! Pecah formasi mereka! Bawa mereka ke medan kita!"
Suara terompet mereka membelah udara.
Pasukan Arvin, jauh lebih kecil, bergerak cepat seperti air di antara batu — menyerang, menghilang, lalu menyerang lagi.
Mereka tidak berusaha bertahan di satu tempat.
Mereka bergerak terus, membuat pasukan besar Elmar bingung dan tersebar.
---
Di tengah pertempuran,
Elira dengan pasukannya menembakkan hujan anak panah ke arah kuda-kuda pasukan musuh, memutuskan kekuatan kavaleri Elmar.
Di sisi lain, kelompok kecil pimpinan Ryon — sahabat baru Arvin — menghancurkan suplai makanan dan logistik musuh, memukul telak dari belakang.
Arvin sendiri seperti bayangan di tengah pertempuran.
Dengan pedangnya yang bersinar, dia mengalahkan satu demi satu komandan musuh.
---
Namun, tekanan tetap berat.
Jumlah Elmar terlalu besar.
Mereka mulai membangun kembali formasi mereka, mengurung Arvin dan pasukannya perlahan.
Pasukan Arvin mulai kelelahan.
> "Mereka mulai mengepung!" seru Elira, napasnya berat.
Arvin mengatupkan rahangnya.
Ia tahu... jika mereka dibiarkan terkepung di sini, semua akan berakhir.
> "Kita harus lakukan itu sekarang," katanya, setengah kepada dirinya sendiri.
"Rencana Cadangan."
---
Sinyal diberikan.
Sekelompok pejuang Arvin yang bersembunyi di hutan belakang mulai bergerak.
Mereka menyalakan api — membakar hutan kecil yang mengelilingi medan perang.
Asap tebal membumbung.
Angin yang berpihak membawa asap itu ke arah pasukan Elmar, mengaburkan pandangan mereka.
Kekacauan meledak.
Pasukan Elmar kehilangan arah, saling tabrak, formasi mereka pecah.
Saat itulah, Arvin memimpin serangan penuh.
> "Sekarang!!"
---
Pasukan kecil Arvin menerobos, menyerang bagian-bagian terlemah dari pasukan musuh.
Mereka tidak bertarung untuk membunuh sebanyak mungkin — mereka bertarung untuk memukul mundur.
Menyerang titik-titik vital, menghancurkan kepercayaan diri musuh.
---
Sore hari,
Pasukan Elmar mundur sementara.
Arvin berdiri di medan perang yang dipenuhi asap dan reruntuhan.
Penuh luka, penuh darah.
Namun ia masih berdiri.
Mereka belum menang.
Tapi untuk pertama kalinya...
Mereka membuat Raja Cedric mundur.
---
Di kejauhan, di tendanya, Raja Cedric mengamuk, membanting meja.
> "Ini belum selesai! Aku akan membakar mereka semua! AKU AKAN MEMBUNUH ARVIN DENGAN TANGANKU SENDIRI!"
Dan di matanya, mulai muncul rasa takut.
Rasa takut akan sesuatu yang tidak pernah ia duga:
Kekalahan.
---
Bab 48 selesai.