"Chandra lihat itu" Jhonny hampir saja membuat Chandra melompat karena terkejut.
"Ada apa Jhonny? lihat apanya" Chandra mencoba memastikan.
"Disana Chandra, sepertinya aku baru saja melihat ada orang dibalik pohon itu" sekali lagi Jhonny memberitahukan Chandra.
"Jangan bercanda Jhonny, cepat bantu aku selesaikan ini" protes Chandra mempercepat kerja mereka.
"Baiklah Chandra, tinggal sedikit lagi" jawab Jhonny kembali fokus dengan pekerjaannya.
"Perlu bantuan" tegur Jefri yang baru datang.
"Kamu membuat jantungku hampir copot Jefri" sahut Chandra mengusap dadanya
"Selesai Chandra" Jhonny lega.
"Syukurlah, cepat masuk kedalam mobil, disini sangat dingin" ajak Chandra pada Jhonny dan Jefri.
"Tunggu tunggu, kayanya ada orang disana" Jefri menahan keduanya.
"Apalagi sih Jefri? aku tidak melihat apapun" jawab Chandra.
"Tadi aku juga melihatnya Jefri, tapi Chandra tidak percaya" Jhonny mengedarkan pandangannya kepenjuru tempat.
"Cepat kalian masuk, biar aku yang kesana melihatnya" pinta Chandra.
"Oke" jawab keduanya kompak dan kembali masuk kedalam mobil menyusul yang lain.
"Jhonny, Jefri, kalian rupanya, maaf aku ketiduran" Sultan yang menyadari kedatangan mereka mengusap pelan wajahnya.
"Tidak masalah, semuanya sudah selesai" jawab Jhonny.
"Apa masih jauh villa nya? tanya Bayu ikut terbangun.
"Entahlah aku juga tidak yakin" jawab Jefri jujur.
"Sekarang sudah jam sembilan malam, kurasa kita terlalu lama disini" Sandy mengawasi sekitar dari dalam mobil.
"Chandra mana?? Airin bertanya sedikit kasar pada Jhonny dan Jefri.
"Oh iya Chandra tadi kearah sana" jawab Jefri singkat.
"Ngapain dia kesana?? Airin menatap heran keduanya.
"Sepertinya sejak tadi ada orang yang mengawasi kita, jadi Chandra pergi untuk memastikan" jawab Jhonny lagi.
"Jhonny dan kamu Jefri, kalian bodoh apa hanya berpura-pura bodoh, kenapa bisa kalian membiarkan Chandra pergi sendiri"
bentak Airin seketika membuat Kayla, Dania dan Irene ikut terbangun dari tidur mereka.
"Maksudnya apa Airin? apa kami membuat kesalahan" Jefri bicara sedikit kesal.
"Sudah sudah jangan ribut, biar aku yang susul Chandra" Jhonny mencoba bergegas kembali keluar dari mobil.
"Tidak perlu biar aku yang pergi" Airin yang keluar dengan paksa dari mobil mencegah Jhonny.
"Airin jangan, biar mereka saja yang susul Chandra" Irene berusaha melarangnya.
"Biarkan dia Irene, seperti tidak tahu Airin saja" Kayla bicara santai.
"Kayla benar, wanita seperti Airin susah di atur" Dania ikut menenangkan Irene.
"Jhonny Jefri masuklah ke mobil, biar aku yang nyusul Airin, sorry kakak aku memang begitu" Bayu bergegas keluar dan menyusul kakaknya.
"Tidak masalah Bayu, kamu hati-hati" jawab Jhonny sesaat sebelum Bayu berlari mengejar Airin.
"Bayu benar kalian jangan pikirkan ucapan Airin barusan, istirahatlah kalian pasti lelah sudah bantuin Chandra tadi" Sultan menghibur keduanya.
"Bukan masalah" jawab Jefri namun raut mukanya masih kecewa.
"Aku keluar sebentar ada panggilan alam" Sandi buru buru keluar dari dalam mobil.
"Airin tunggu" Teriak Bayu menyusul kakaknya.
"Apa lagi?? jawab Airin mempercepat langkahnya.
"Kamu terlalu berlebihan sama Jhonny dan Jefri" Bayu bicara dengan nada kecewa.
"Bukan urusanmu" jawab Airin singkat.
"Bukankah menyusul Chandra hanya alasan untuk menghindari mereka saja" Bayu bicara santai.
"Sudah kubilang jangan ikut campur" balas Airin kesal.
"Airin aku ini adikmu, kamu sama sekali tidak pandai berbohong, Jhonny pria yang baik dan sopan" Bayu berhenti bicara saat Airin menatapnya tajam.
"Maksudnya apa?? tanya Airin selidik.
"Pria yang dipilih ayah untukmu itu Jhonny kan, dan kencan buta kemaren malam" jawab Bayu sedikit ragu.
"Darimana kamu tahu? apa Jefri yang brengsek itu sudah memberitahu semuanya" tanya Airin makin kesal dan murka.
"Bukan Jefri atau siapapun, aku tahu sendiri" jawab Bayu lagi.
"Aku bisa memilih pasanganku sendiri, dan aku benci dipaksa oleh siapapun" Airin seketika menghentikan langkahnya.
"Terserah kamu saja Airin, aku hanya perduli" Bayu mengalihkan tatapannya dari sang kakak.
"Sejak kapan kamu perduli padaku" nada bicara Airin terdengar mengejek.
"Apa ada kabar dari Leo? hampir satu bulan ini aku tidak pernah melihatnya" Bayu mengalihkan topik pembicaraan.
"Kami sudah putus dua bulan yang lalu, Leo masih bernapas atau tidak bukan urusanku" Airin kembali melangkah.
"Oke Oke Airin Sorry" ucap Bayu menghela napas beratnya.
"Aku tidak butuh kasih sayang dari pria lain, satu pria yang kumiliki sekarang sudah lebih dari cukup" Airin memelankan nada bicaranya.
"Maksudnya Ayah" tanya Bayu datar.
"Tidak sama sekali, aku sangat membenci ayah" jawab Airin tanpa ragu.
"Aku tahu itu pasti Leo kan" Bayu sangat yakin.
"Kamu bodoh dan membuatku muak Bayu, aku sudah memiliki adik sepertimu, untuk apa lagi mengharapkan pria lain" Airin mendorong kesal adiknya.
"Benarkah? Aku terharu sekali, tapi bohong hahaha" Bayu malah mengejek Airin dan berlari lebih dulu.
"Dasar adik sialan" teriak Airin kesal bergegas menyusul Bayu.