BAB 10

Sekelompok pria dan wanita dewasa bahkan bisa di bilang mapan, sedang berkumpul bersama di taman belakang villa, di temani pemandangan hutan hijau yang indah, juga kolam renang dengan ukuran sangat luas.

"Kayla dan Dania tidur bersama kami tadi

malam" Sandy tiba-tiba membuat semua temannya tercengang.

"Apa aku tidak salah dengar" Chandra merasa kurang yakin.

"Kayla dan Dania memaksa masuk ke kamar kami Sultan menambahkan.

"Memangnya kalian berdua kenapa" Bayu melirik Kayla dan Dania.

"Ada hantu di kamar kami, siapa yang mau tidur bersama hantu" jawab Kayla kesal.

"Hantu wanita dengan gaun putih, itu membuatku pasrah dan memilih tidur di kamar Sultan dan Sandy" Dania bergidik ngeri sendiri.

"Hantu, kalian yakin" tanya Jefri dan yang lain setuju.

"Kenapa tidak tidur di kamar Irene dan Airin" kali ini Jhonny ikut bertanya.

"Airin dan Irene tidak ada di kamar mereka" jawab Kayla melirik Jhonny kesal.

"Kami spontan masuk kamar Sultan dan Sandy, jangan pernah berpikiran yang macam-macam" protes Dania setengah mengancam.

"Mau kalian tidur dengan mereka atau siapapun aku tidak perduli" Airin bicara tenang dan tidak terkejut.

"Aku setuju dengan Airin" Irene tersenyum mengejek.

"Itu semua gara-gara kamu Airin, bisa-bisanya kamu asyik sendiri keluyuran di luar villa" Kayla bicara pasrah.

"Dan kamu juga Irene, bercinta dengan Tiyan membuatmu lupa segalanya" Dania mencubit kesal pinggang Irene yang hanya tersenyum malu.

"Bayu apa kamu pergi ke lantai atas tadi malam" tiba-tiba Airin bertanya membuat semuanya berhenti tertawa.

"Tidak Airin, memangnya kenapa" jawab Bayu heran.

"Hanya saja aku melihat pria berdiri di balik jendela kamar, fostur tubuh dan wajahnya hampir mirip denganmu" Airin menjelaskan.

"Itu hanya hampir mirip Airin, bukan berarti aku kan" jawab Bayu lagi.

"Bukannya tadi malam Chandra juga bilang padaku, melihat ada pria turun dari lantai atas" Irene menatap semuanya.

"Apa itu benar Chandra" Bayu belum yakin.

"Apa pria yang Airin maksud sama dengan yang Chandra lihat" Jhonny juga memastikan.

"Sepertinya bukan, pria yang turun dari lantai atas jauh lebih kecil dan pendek di banding Bayu" jawab Chandra meyakinkan mereka.

"Apa mungkin pria itu adalah Tiyan"

pernyataan Jefri membuat semuanya terkejut.

"Kurasa bukan Tiyan, aku begitu jelas melihat dan mengikutinya, dia bukan Tiyan" jawab Chandra mantap.

"Apa ada orang lain lagi selain kita disini" Sultan merasa sedikit khawatir.

"Lalu apa yang pria itu lakukan di lantai atas" Sandy semakin penasaran.

"Entahlah aku juga kurang yakin, tapi dia turun dengan membawa pisau, satu hal lagi pria itu adalah pria yang sama" jawab

Chandra tidak selesai bicara.

"Yang sama apa maksudmu" Kayla juga ingin tahu.

"Pria sama yang aku temui di hutan, ketika mencari pria lain yang di lihat Jhonny dan Jefri" Chandra susah payah menyelesaikan bicaranya.

"Sebenarnya villa ini kenapa? tiga bulan lalu masih sangat nyaman, dan sekarang banyak kejadian aneh di sini" Dania menghela napas kasar.

"Tiyan juga bilang Dava tidak pernah kesini, aku sangat yakin dia berkata jujur" Irene membuat pernyataan baru lagi yang mengejutkan mereka.

"Tapi aku tidak percaya Tiyan, aku dan Jhonny sepakat mencari Dava di kawasan

villa ini" Jefri protes.

"Jefri benar Irene, Dava bahkan tidak bisa di hubungi sama sekali" Jhonny mendukung perkataan temannya.

"Kali ini aku setuju dengan mereka berdua, sebaiknya kamu berhati-hati dengan Tiyan" Airin mengingatkan.

"Apa hubungan hilangnya Dava dengan Tiyan? tidak seharusnya kalian mencurigai orang yang salah" Irene bicara setengah kecewa.

"Tentu saja Irene, bukannya Dava adik tirinya Tiyan" Kayla ikut membuat sahabatnya terheran.

"Maaf sebelumnya Irene, tadi malam banyak kejadian aneh bukan, tidak ada salahnya kamu sedikit lebih berhati-hati" Dania mencoba membuat Irene mengerti.

"Tapi semua kejadian itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan Tiyan, dia bahkan hampir semalaman penuh bersamaku" protes Irene yakin.

"Bukan hanya Airin, Chandra, Kayla dan

Dania saja, aku juga melihat Leo ada di sini Irene" kali ini Bayu mampu membuat semua temannya makin terkejut.

"Leo!!! kamu tidak bercanda kan Bayu" Airin tiba-tiba shock.

"Maksudmu Leo ada di villa ini? yang benar saja Bayu" kali ini Chandra begitu ragu.

"Apa aku terlihat berbohong, aku sudah memberitahu Jhonny tadi malam" jelas Bayu terlihat murung.

"Maaf sebelumnya, maksud kamu Leo yang itu" Jhonny berkata tidak enak.

"Iya Jhonny kamu benar, tapi kenapa hatiku tiba-tiba sakit sekali melihat nya" jawab Bayu memalingkan wajahnya dari mereka semua.

"Jangan bertingkah se dramatis itu juga Bayu, aku tahu kamu sangat menyukai

Leo, tapi bukannya sudah aku bilang hubungan kami berakhir dua bulan lalu" Airin menggeleng bosan dengan kelakuan adiknya.

"Kenapa bisa Leo tiba-tiba ada di sini? ini membuatku semakin prustasi" Sultan mengacak rambutnya.

"Sekarang apa pendapatmu tentang kejadian ini Jefri" tanya Sandy seketika membuat lamunan Jefri buyar.

"Selain Leo ada pria lain lagi di tempat ini, kalian ingat pria yang mengawasi kita dari balik pohon, dia ada di villa ini juga dan menghilang begitu saja saat kukejar" Jefri semakin membuat semua temannya

prustasi.

"Semakin banyak pria asing dan juga kita kenal ada di villa Tiyan ini, tapi tidak ada yang setampan pria manis itu" Airin bicara sambil melirik nakal Bayu di sampingnya.

"Seyakin itu kah kamu Airin" tanya Irene.

"Setidaknya kamu lebih beruntung dari kami" Kayla menyemangati.

"Pria sangat tampan jauh lebih bagus ketimbang hantu wanita bergaun putih" Dania lagi-lagi bergidik ngeri membuat

mereka tiba-tiba tertawa.

"Teman-teman dengarkan aku, kalau pria yang Airin lihat, Chandra, Jefri, dan Bayu itu bukan orang yang sama, berarti ada kemungkinan masih banyak orang lain lagi di tempat ini, apa kita juga bisa menemukan Dava" Jhonny menghentikan tawa mereka.

"Kurasa perkataan Jhonny masuk akal, kita bicarakan ini pada Tiyan sekarang" Bayu memberi saran.

"Kalau memang Tiyan tidak ada hubungannya dengan ini semua, setidaknya dia bisa membantu kita memastikan apa yang terjadi" jawab Chandra.

"Aku setuju dengan Chandra" dukung Jefri mengangguk.

"Sekarang di mana Tiyan" Sultan menoleh kesana kemari.

"Mungkin masih membersihkan gudang belakang" jawab Sandy.

"Bagaimana dengan bayimu Irene? kamu sudah memberitahu Tiyan" Airin menoleh ke arah Irene.

"Belum Airin" jawab Irene singkat.

"Beritahu pria itu secepatnya sebelum terlambat Irene" Airin bicara sambil melangkah pergi.

"Panggil aku kalau ada apa-apa" Sandy memberi tawaran.

"Tentu saja" jawab Dania tersenyum.

"Sejak kapan kalian seakrab ini" tanya Bayu mengejek.

"Sejak nenek moyangmu nikah" bukan Sandy yang menjawab tapi Chandra.

Sebelum sendal Bayu melayang lebih cepat dari itu juga Chandra melompat melarikan diri dari sana.

"Jhonny bisa kita bicara di kamar" ajak Jefri serius.

"Tentu saja" jawab Jhonny setuju.

Mereka berdua ijin pergi dari ruang tamu, menyisakan Bayu, Sultan dan Sandy yang masih asyik mengobrol.