Jam 10:00 Pagi Di Villa Tiyan.......
"Apa maksudmu Airin? kami sepakat pergi dari sini setelah menemukanmu" Kayla Shock dengan keputusan temannya.
"Tempat ini sama sekali tidak aman untuk kita semua Airin, lupakan tentang apapun yang membuatmu penasaran" Dania ikut mengingatkan..
"Semakin cepat kita pergi dari tempat ini, itu jauh lebih bagus Airin, lagi pula aku juga sudah muak di sini" Irene melirik Tiyan murka.
"Aku sudah yakin dengan apa yang ingin kulakukan, kalian bantulah aku untuk malam ini saja" Airin menatap satu demi satu teman-temannya.
"Airin dengarkan aku sekali ini saja, ikutlah bersama kami pergi dari sini" Bayu berusaha membujuk kakaknya.
"Bayu benar Airin, kenapa kamu begitu. keras kepala" kali ini Chandra mengeluh.
"Setidaknya bantu aku tetap di sini sampai jasad Dava bisa kita temukan" ucapan Airin sedikit kecewa dan sedih.
"Airin apa yang baru saja kamu katakan? sebenarnya ada apa denganmu" tiba-tiba Jhonny bertanya prustasi.
"Semua itu tidak mungkin Airin, Dava pasti masih hidup" Jefri berusaha yakin dengan hal itu.
"Ini miliknya Dava kan? aku dan dia sempat bersama tadi malam" Airin mengeluarkan kalung silver berliontin ikan.
"Airin jangan membuat semua makin takut, mungkin kamu terlalu lelah karena kejadian tadi malam" Sultan berjongkok di depan Airin sambil mencoba menenangkan.
"Mungkin saja kamu hanya mimpi Airin, terlalu banyak kalung yang sama seperti miliknya Dava" Sandy mencoba mencairkan suasana.
"Kalian boleh tidak percaya tapi aku sudah berkata jujur" ucapan pasrah Airin.
"Ini memang benar miliknya Dava, teman teman aku rasa Airin tidak berbohong" Jefri mengambil kalungnya dan sudah memastikan.
"Airin ceritakan apa saja yang terjadi tadi malam? kamu bisa cerita pelan-pelan saja dan jangan terlalu di paksakan" Jhonny merasa dia harus memastikan apa yang
sudah ada di pikirannya.
"Apa ini ada hubungannya dengan Tiyan" Bayu mencoba membenarkan tiap helai rambut kakaknya yang berantakan.
"Ceritanya kamu bertemu Dava tadi malam? dan Bayu juga sempat melihat Leo, ada apa dengan tempat ini Irene" Chandra berkoar malah balik mengintimidasi Irene.
"Mana aku tahu Chandra, kita pergi saja dari sini secepatnya" jawab Irene terlihat sangat takut.
"Kurasa bukan hanya Dava dan Leo saja, masih banyak pria lain di luar sana" Airin menatap tajam semuanya.
"Bagaimana dengan hantu wanita itu? sepertinya aku mau gila memikirkannya" Kayla terduduk prustasi.
"Mungkin semua hal aneh yang ada di villa ini? bisa jadi saling berhubungan satu dan lainnya" Sultan mempunyai pikiran sendiri.
"Itulah kenapa kita harus tetap di sini sampai semuanya jelas" jawab Airin yakin.
"Aku terserah kalian saja, tapi hantu wanita itu membuatku takut" Dania hanya bisa pasrah.
"Kenapa bisa hantu wanita itu hanya muncul di kamar kalian" Sandy terlihat bingung.
"Aku melihat Dava dengan jelas dan sama sekali tidak pernah melihat Leo" Airin melirik Bayu sedih.
"Kemana Tiyan? tiba-tiba Airin bertanya pada Irene.
"Entahlah aku tidak tahu Airin" jawab Irene.
"Sudah kuduga, tapi kenapa harus Dava? dasar pria brengsek" batin Airin murka.
Semuanya hanya bisa saling tatap dan menghela napas berat, setelah Airin menceritakan semua kejadian yang
menimpanya tadi malam, mereka sangat tahu Airin sama sekali tidak berbohong, tapi terlalu banyak keanehan dan misteri yang harus mereka pecahkan bersama.
"Dava bahkan masih terlihat sangat tampan, aku berharap bisa melihat dan bertemu dengannya lagi" Airin bicara memecahkan keheningan di antara mereka.
"Sandy kamu seorang pelukis kan? kita bisa memulai semuanya dari sini, bantu aku dan yang lain melukis sketsa wajah" Airin tiba-tiba membuat semuanya makin bingung.
"Airin ini bukan waktu yang tepat untuk melukis, kamu tahu hati dan pikiranku sangat hancur sekarang" jawab Sandy
mengeluh.
"Airin apa dengan cara itu bisa membantu" tanya Sultan ragu.
"Entahlah, setidaknya kita coba saja dulu" jawab Airin.
"Cepat ambil peralatan lukismu Sandy, kita tidak punya banyak waktu" Chandra tiba-tiba mendekati Airin.
"Baiklah kalau itu bisa sedikit membantu" Sandy bergegas bangun dari tempat duduknya.
"Airin kamu tidak terluka atau merasa sakit? mulai sekarang jangan pergi sendirian" tanya Bayu khawatir.
"Aku hanya takut karena tadi malam sangat gelap, tapi aku sempat melihat" Airin tidak melanjutkan ucapannya.
"Kenapa Airin? melihat apa lagi? bicaralah jangan takut" Irene menatap lekat dan hangat sahabatnya.
"Bukan apa-apa hanya saja aku" jawab Airin ragu.
"Kamu tidak pandai berbohong Airin, kami sangat tahu itu" kali ini Kayla yang
penasaran.
"Maksudku tadi malam hanya dia itu" jawab Airin lagi.
"Dia itu siapa Airin? selain Dava dan pria misterius apa ada lagi" Dania sangat prustasi.
"Waktu itu dia aku sebulan yang lalu" ucapan Airin semakin tidak jelas dan sedikit takut berkata jujur.
"Airin kamu tidak apa-apa? sebaiknya istirahatlah" tanya Jhonny sedikit cemas.
"Iya Jhonny benar, jangan terlalu memaksa untuk terus mengingat kejadian tadi malam" Jefri menenangkan.
"Aku tidak apa-apa" jawab Airin kurang yakin.
"Aku sudah datang, bisa kita mulai sekarang" tanya Sandy yang duduk dengan alat lukis miliknya.
"Dari kamu dulu aja Sandy, seperti apa wajah pria yang kamu lihat waktu itu" jawab Airin polos membuat semua terheran-heran.
Sandy shock namun mencoba mengingatnya, sementara yang lain juga larut dalam ingatan mereka masing-masing.