BAB 17

"Jhonny terima kasih sudah menjaga kakakku" Ucap Bayu duduk di sebelahnya Jhonny.

"Sama-sama Bayu, bukan aku saja mereka semua merawat Airin dengan baik" Jawab Jhonny tersipu membuat yang lain menatapnya heran.

"Ada apa denganmu Jhonny? perasaan Bayu cuma berterima kasih" Tegur Jefri melirik sahabat baiknya itu.

"Apa maksudmu Jefri" Balas Jhonny makin salah tingkah membuat Bayu terkekeh lucu.

"Perasaan kamu tidak pernah se alay ini kan Jhonny" Ejek Chandra juga.

"Kalian ini kenapa" Balas Jhonny lagi namun raut wajahnya semakin tersipu malu.

"Ya ampun Jhonny kamu semakin membuat semuanya jelas" Sultan menggeleng pasrah.

"Baru menjaga Airin saja kamu sesenang itu, apalagi bisa menikah dengannya" Kali ini Sandy ikut bicara.

"Jangan bicara yang aneh-aneh lagi" Jawab Jhonny terkejut mendengar ucapan Sandy.

"Jhonny memang akan menikah dengan Airin" Ucap Bayu mantap membuat semuanya melotot tidak percaya.

"Aku tidak salah dengarkan Bayu" Tanya Irene hampir memuntahkan semua jus yang baru dia minum.

"Disaat seperti sekarang masih saja kamu bisa bercanda Bayu" Dania menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak yakin Airin menerimanya begitu saja hahaha" Ejek Kayla tiba-tiba tertawa membuatnya hampir tersedak.

"Pria yang ayahku pilih satu bulan lalu dia adalah Jhonny" Jawab Bayu tanpa beban.

"Kamu tahu dari mana Bayu" Chandra heran sekaligus senang.

"Aku tahu semuanya tentang kakakku, Airin kira aku tidak perduli padanya, tapi kalian tahu sebeharga apa Airin bagiku" Bayu menjawab mantap membuat semuanya percaya.

"Bukankah itu sangat bagus, kenapa kamu tidak memberitahu kami Jhonny" Sultan menatapnya kesal.

"Aku tidak memberitahu kalian karena Airin tidak menyukaiku" Jawab Jhonny tersenyum.

"Airin tidak suka padamu saja sampai sebahagia itu, ada apa denganmu Jhonny" Lagi-lagi Sandy tidak percaya dengan sikap baik temannya.

"Itulah sebabnya aku sangat menyukai Jhonny, aku percaya dia bisa menjaga kakakku" Bukan Jhonny yang menjawab tapi Bayu.

"Bayu benar, kurasa Jhonny akan bahagia hidup bersama Airin, meskipun dia tahu Airin tidak pernah mencintainya" Ucapan Jefri memberi semangat sekaligus mengejek.

"Aku penasaran pria seperti apa yang benar-benar Airin sukai" Tanya Irene penuh harap.

"Dia menjadi kekasihnya Leo, tapi beberapa kali ketahuan selingkuh" Dania membuat semua mata menatapnya lekat.

"Airin sendiri yang memberi tahu kami" Kayla menjawabnya untuk Dania, karena semua pria disana menatap dengan intimidasi.

"Kurasa pria seperti aku" Ucap Chandra begitu yakin dengan mantapnya.

"Jangan mimpi kamu Chandra, Airin suka yang sepertiku" Protes Sultan terlihat kesal.

"Kalian sama saja gilanya, mana mau Airin menghabiskan umurnya sia-sia bersama kalian" Jawaban baru dari Sandy membuat semuanya tertawa.

"Airin menyukai pria seperti Dava" Tiba-tiba Jhonny bicara membuat semua menatapnya bingung.

"Apa maksudmu Jhonny, itu sama sekali tidak lucu" Protes Jefri tidak percaya.

"Airin dan Dava sering bertemu dan menghabiskan waktu bersama, aku sudah tahu sejak lama sebelum ayahnya menjodohkan kami" Jawab Jhonny tanpa beban sedikitpun.

"Jhonny benar, aku juga mengetahuinya dari awal, namun sebulan yang lalu Airin dan Dava bertengkar hebat, kakak cantikku ini dengan sengaja tidur bersama pria lain" Bayu bicara kemudian menghela napas beratnya yang terasa sesak.

"Apa kamu yakin Bayu" Tanya Irene semakin terkejut dan tidak percaya.

"Kurasa kamu sedang bercanda Bayu" Dania mencoba tidak percaya.

"Iya mereka berdua benar, aku juga tidak yakin denganmu" Protes Kayla lagi.

"Berapa lama kalian menjadi temannya? Hal seperti itu saja kalian tidak mengetahuinya" Jawab Bayu meyakinkan mereka.

"Siapa pria yang tidur bersamanya Bayu" Tanya Chandra penasaran.

"Cepat beritahu kami sebelum umur kita habis disini" Tambah Sultan lagi membuat mereka menggeleng heran.

"Joy" Jawab Bayu singkat.

"What" Oceh Sandy tersedak kripik singkong miliknya.

"Dia Joy Adik Kami" Bayu menakan lagi ucapannya.

Bukan hanya mereka lagi tapi juga Jhonny dan Jefri hampir melompat tidak percaya, mereka saling tatap satu sama lain kemudian meneguk sliva mereka sendiri, sementara Bayu terlihat begitu santai meskipun dia tahu teman-temannya pasti sangat terkejut.

"Sampai kapan kamu terus menjelekkan kakakmu ini Bayu sialan" Airin mencubit gemas pinggang adiknya.

"Aow aow sakit Airin Sialan" Bayu mengeliat seperti cacing kepanasan.

"Kamu baik-baik saja Airin" Tanya Jhonny bergegas menghampirinya.

"Seperti yang kamu lihat Jhonny" Jawab Airin seperti biasanya.

"Syukurlah kamu sudah bangun Airin, kalau tidak Bayu akan membuka semua aibmu" Ucapan Jefri menatap Airin tajam.

"Apa maksud dari tatapan itu Jefri" Tanya Airin begitu santai.

"Haruskah dengan Joy" Tanya Irene tiba-tiba saja membuat Airin tersenyum kesal.

"Memangnya harus Tiyan" Jawab Airin singkat.

"Tapi tidak dengan Joy juga kan" Dania meminta penjelasan dari Airin.

"Setidaknya bukan Bayu kan" Jawab Airin lagi tanpa dosa.

"Airin cukup, jangan permainkan banyak hati pria yang tidak berdosa" Kayla menasehati sahabatnya.

"Itu karena Joy begitu polos dan mudah di bohongi Kayla, tapi kalian juga tahu kalau Joy sangat tampan, jadi tidak salah membuatku lupa segalanya" Jawab Airin lagi dengan ketidak terimaan.

"Kamu benar-benar keterlaluan Airin" Kali ini Chandra terlihat kecewa.

"Dia terpukul dengan keadaannya yang selalu di asingkan oleh ayahmu, tapi kamu mengambil kesempatan itu untuk membuatnya lebih sakit Airin" Sultan berdecak tidak percaya.

"Joy mencintaiku dan dia sendiri yang datang padaku" Jawab Airin lagi.

"Kalau kamu tidak benar-benar mencintai Joy, setidaknya cintai dia sebagai adikmu Airin" Ucap Sandy juga kecewa.

"Siapa bilang aku tidak mencintai Joy, dia pria satu-satunya yang aku cinta" Airin bicara dengan nada suara cukup keras.

Membuat semuanya makin terkejut lagi dengan kenyataan baru itu, Bayu yang tadinya begitu santai tidak kalah shock mendengarnya, namun tidak untuk Jhonny dan Jefri yang hanya menatap semua dengan pikiran mereka masing-masing,

Airin bergegas bangun dari tempat tidurnya dan menjauh dari mereka semua, wajahnya yang kesal bercampur kesedihan terpancar begitu jelas, berjalan cepat keluar kamar dan menutup kembali pintu kamar dengan sangat keras, membuat semuanya terkejut untuk yang kesekian kalinya sambil menggeleng pasrah.