BAB 18

"Hey" Panggil Jhonny ramah dan berhati-hati pada Airin yang asyik dengan dunianya.

"Bayu yang menyuruhmu kesini" Tanya Airin datar tanpa mengalihkan pandangannya.

"Bayu tidak tahu aku kesini" Jawab Jhonny mengambil posisi duduk di sebelahnya Airin.

"Aku mau sendiri dan tidak ingin di ganggu" Ucapan Airin kasar pada Jhonny.

"Aku tidak akan mengganggumu Airin, hanya ingin duduk disini saja" Jawab Jhonny santai.

"Terserah aku muak dengan kalian semua" Airin mengoceh kesal dengan wajah kecewa.

"Benarkah" Sahut Jhonny ramah namun tidak berani menatap Airin.

"Kenapa dengan tanganmu" Tanya Airin melirik goresan panjang dan terbuka di tangan kanan Jhonny.

"Tergores serpihan besi tadi pagi di gudang" Jawab Jhonny menatap lukanya sendiri.

"Setidaknya obati dan di balut dengan perban, kamu bisa minta salah satu dari mereka melakukannya" Airin menatap Jhonny dengan perasaan aneh dan kesal.

"Semuanya sibuk tadi pagi, ini bukan masalah Airin cuma sebatas luka gores" Jawab Jhonny lagi sangat nyaman dan begitu santai.

"Boleh aku bertanya" Tanya Airin mulai bosan dengan Jhonny.

"Tentu saja" Jawabnya mantap.

"Kamu tahu aku bukan wanita yang baik dan mudah di atur, kenapa menerima tawaran ayahku begitu saja, kamu bisa menolaknya dengan mudah Jhonny" Airin bertanya dengan nada sedikit tinggi dan kasar.

"Karena aku menyukaimu" Jawab Jhonny singkat dan tegas tanpa beban dan rasa bersalah.

"Jhonny kamu ini bodoh atau apa" Tanya Airin lagi murka.

"Kalau aku memang bodoh, mungkin pilihan hatiku bukan kamu Airin" Jawab Jhonny lagi membuat Airin makin tidak mengerti.

"Aku memiliki banyak sekali kekasih, mantan pacar dan juga pria yang ku ajak tidur bersama, kamu belum mendengar itu semua atau memang benar-benar tuli" Airin makin kesal dan berusaha membuat Jhonny agar membencinya.

"Semua itu tidak masalah bagiku" Jawab Jhonny tersenyum.

"Jhonny kamu" Protes Airin bangun dari tempat duduknya.

"Airin kamu pikir hanya dengan hal semacam itu bisa membuatku membencimu, kamu salah Airin" Ucapan Jhonny membuat langkah Airin terhenti.

"Jhonny aku benar-benar membencimu" Balas Airin bergegas pergi meninggalkan Jhonny.

"Itulah alasan kenapa semua pria begitu menyukaimu Airin" Teriak Jhonny mantap.

"Hey Jhonny sialan" Panggil Airin kembali mendatangi calon suaminya.

"Iya Airin" Jawab Jhonny sebelum Airin mencium kasar bibirnya kemudian menggigitnya kuat hingga berdarah.

"Kamu paham Jhonny, aku benar-benar ingin sekali membunuhmu" Ucapan Airin kemudian berlalu pergi.

"Tidak bisakah kamu melakukannya sedikit lebih lembut" Teriak Jhonny kesal bercampur bahagia yang tidak bisa dia sembunyikan.

"Bayu, kakakmu sungguh menyakitiku" Gumam Jhonny pelan sambil menyeka perlahan darah di bibirnya, sesaat kemudian Jhonny juga meniggalkan tempat itu untuk kembali ke kamar.

Jam 11.00 Malam

"Semuanya kita lanjutkan membuat sketsa wajah lagi, aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi di tempat sialan ini" Airin membuat semuanya lagi-lagi terkejut.

"Baiklah kalau itu yang kamu mau" Jawab Sandy setuju.

"Siapa yang selanjutnya" Tanya Sultan lupa.

"Irene bisa memulainya" Jawab Airin.

"Baiklah aku coba mengingatnya lagi" Jawab Irene bergegas.

"Kenapa dengan bibirmu Jhonny" Tanya Chandra membuat perhatian mereka teralihkan pada Jhonny.

"Tidak apa-apa cuma luka kecil" Jawab Jhonny santai.

"Apa kamu yang melakukannya Airin" Tanya Bayu menatap tajam kakaknya.

"Apa maksudmu" Jawab Airin pura-pura cuek balik bertanya.

"Sepertinya memang Airin yang melakukannya" Balas Jefri meyakinkan Bayu.

"Rupanya Airin ingin sekali membunuh Jhonny" Dania menggeleng tidak percaya.

"Sebenci itukah kamu padanya Airin" Kayla ikut bicara karena kasihan melihat Jhonny.

"Itu bukan masalah besar, Airin marah karena aku tadi sempat mengejeknya" Jhonny meyakinkan mereka semua.

Semuanya hanya menatap Airin tidak percaya dengan apa yang sudah dia lakukan pada Jhonny, kemudian beralih menatap heran Jhonny dengan sikapnya yang tidak pernah marah sedikitpun kepada Airin.