"Seingatku hanya mereka berdua" Irene mencoba meyakinkan mereka lagi.
"Pria dengan kapak di tangannya dan pria ini maksudmu" Tanya Sandy lagi sambil memperlihatkan hasil sketsa wajah yang baru selesai dia buat.
"Iya benar" Jawab Irene yakin.
"Sepertinya dia Ken" Airin mencoba melihat sketsa wajah itu untuk kesekian kalinya.
"Ken siapa maksudmu" Tanya Bayu heran.
"Dia temannya Leo" Jawab Airin.
"Kamu yakin Airin" Tanya Chandra lagi.
"Kalau memang seperti itu pria yang Irene lihat, sudah pasti dia adalah Ken temannya Leo" Jawab Airin tegas.
"Kemaren ada Sem temannya Joy, sekarang ada Ken temannya Leo, kenapa bisa mereka semua berada di tempat seperti ini" Sultan hampir gila memikirkan ini semua.
"Entahlah" Jawab Airin.
"Apa yang kita lihat semuanya berbeda, sebenarnya mereka nyata atau tidak" Dania mengawasi seluruh ruangan kamar mereka.
"Setidaknya kalian jauh lebih beruntung dari pada kami" Kayla melirik mereka semua kecuali Dania.
"Kenapa setiap orang yang kita lihat selalu ada hubungannya dengan Airin" Tanya Jefri memberanikan diri.
"Mungkin tidak semuanya Jefri, hanya Leo, Jay, Dava, Sem dan Ken saja, masih ada pria lain lagi yang belum kita kenal" Bukan yang lain menjawab tetapi Jhonny.
"Sekarang giliranmu Bayu" Sandy mencoba mencairkan suasana yang sempat menegang tadinya.
"Aku hanya melihat Leo, bahkan pria dengan kapak itupun aku tidak sempat melihatnya" Jawab Bayu sangat yakin.
"Aku juga sama seperti Bayu tidak sempat melihat pria dengan kapak, tapi pria yang kutemui di hutan sering datang dan pergi begitu saja di villa ini" Chandra juga memberitahu apa yang dia lihat.
"Tunggu-tunggu Chandra, apa pria yang kamu lihat bertubuh kecil dan memiliki mata teduh" Tiba-tiba Airin bertanya.
"Sepertinya fostur tubuh pria itu memang kecil dari kita semua, untuk matanya sendiri aku belum pernah melihatnya dengan jelas, namun dia selalu membawa pisau yang sama di kedua tangannya" Jelas Chandra lagi.
"Sandy teruskan untuk Chandra" Pinta Airin menatap lekat pada Sandy yang di balas anggukan paham.
"Oh iya Sandy wajahnya juga terlihat cukup tampan dan manis di waktu bersamaan" Tambah Chandra ketika Sandy hampir menyelesaikan sketsa buatannya.
"Dia juga memakai anting merah delima di telinga bagian kirinya benarkan" Tambah Airin tiba-tiba membuat semuanya lagi dan lagi terkejut untuk yang kesekian kalinya.
"Kamu benar Airin, tapi dari mana" Tanya Chandra terhenti heran penuh selidik.
"Apa dia juga temannya Joy atau Leo" Bayu menatap Airin penuh intimidasi.
"Bukan, dia pria yang menolongku kemarin malam" Jawab Airin yakin tanpa beban.
"Maksudmu pria ini" Sultan memastikan lagi sambil memperlihatkan sketsa wajah itu dan Airin mengangguk pelan.
"Kamu yakin pria ini yang menolongmu Airin" Kali ini Sandy benar-benar tidak bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya.
"Setelah Dava meniggalkan aku, sebelum kesadaran dan ingatan ku menghilang, aku sempat melihat wajah dan mata teduhnya, kemudian aku terbangun di sebuah rumah asing dengan tatapan mata dan senyuman sinis dari pria itu" Jawab Airin menjelaskan lagi tanpa ada yang dia tutupi.
"Airin kamu benar-benar yakin Dava juga ada bersamamu malam itu" Jhonny memberanikan diri bertanya.
"Dava menyuruhku pergi dari tempat ini secepatnya bersama kalian, dia melarangku mengikuti pria yang berkeliaran di taman malam itu, Dava juga sempat mengatakan kalau dia hanya bisa mengantarku sampai danau" Jawab Airin terlihat murung dan tidak terima dengan yang dia alami.
"Danau tempat kami menemukanmu tadi pagi" Tanya Jefri lagi untuk memastikan.
"Iya danau itu, pria yang membawaku kerumahnya bilang di ujung jembatan pergilah ke arah selatan, namun aku sengaja ke bagian utara dan menemukan danau itu" Jawab Airin mencoba mengingat semuanya.
"Bukannya kami menemukanmu di sana? kalau kamu tadinya pergi ke arah selatan" Dania tidak melanjutkan kata-katanya.
"Iya aku juga ingin mengatakan itu tadinya, pria itu sengaja ingin membuatmu tersesat Airin" Tambah Kayla lagi.
"Entahlah" Jawab Airin singkat.
"Aku benar-benar mau gila rasanya, apa semua ini sudah selesai? dia pria yang terakhir bukan" Irene bicara mengeluh pada mereka semua.
"Mungkin sudah Irene" Jawab Sandy lemas.
"Masih ada satu lagi Sandy" Airin membuat mata mereka membulat sempurna karena tidak percaya.
"Masih ada maksudmu" Tanya Bayu tidak percaya.
"Iya satu pria lagi" Jawab Airin santai.
"Perasaan sudah semua" Protes Chandra.
"Kalian yakin sudah semua" Ucap Airin kesal dan kecewa.
"Pria yang mana lagi" Sultan kembali duduk dengan tenang.
"Kalian melupakan pria yang menjadi awal hilangnya Airin" Jhonny berkata menatap tidak percaya mereka karena melupakan satu pria lagi.
"Dia orang yang membawa Airin pada Dava dan pria dengan pisau di tangannya, kenapa kalian bisa semudah itu melupakannya" Jefri menghela napas kasarnya.
"Dan juga membawaku pada Joy" Ucapan Airin lagi-lagi membuat mereka kembali shock dan prustasi.
"Oke baiklah, aku akan fokus Airin" Sandy siap dengan alat lukis kesayangannya.
Semua mata tertuju pada Airin kemudian beralih pada Sandy, beralih lagi pada kanvas dan kembali lagi pada Airin untuk beberapa waktu setelahnya, sampai Sandy benar-benar bisa menyelesaikan lukisannya dengan sempurna.