BAB 20

"Sepertinya ada yang salah dengan tanganku" Sandy menatap tidak berdosa kedua tapak tangan miliknya.

"Tidak ada yang salah dengan tanganmu, aku sudah beberapa kali mengatakan kalau dia mirip Bayu" Airin bicara santai sambil menyandarkan tubuhnya di sofa kamar.

"Rupanya dia ini yang selalu Airin bilang pria misterius berwajah malaikat" Bayu bergumam takjub dan jatuh hati pada hasil akhir sketsa buatan Sandy.

"Dia benar-benar begitu tampan Airin" Chandra melotot tidak percaya hampir saja menjatuhkan air liurnya.

"Kenapa bisa pria setampan dia keluyuran dihutan Airin" Tanya Sultan lagi tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya.

"Entahlah" Jawab Airin seadanya.

"Kamu beruntung sekali Airin, dia bahkan jauh lebih tampan dari Bayu" Irene berkoar tidak bisa melepaskan pandangannya.

"Wanita keras kepala sepertimu memiliki nasip baik Airin, pria setampan dia selalu menampakkan wajahnya untukmu" Dania tidak kalah merasa begitu berdebar-debar melihat pesonanya.

"Kami akui kamu menang Airin" Kayla terduduk pasrah seakan tidak terima dengan apa yang baru dilihatnya.

"Benarkah" Ucapan Airin seperti mengejek mereka semua.

"Apa kamu mengejarnya karena penasaran atau ada sesuatu yang lain Airin" Jefri ikut bertanya namun matanya tidak bisa bohong kalau dia juga terpesona dengan wajah tampan itu.

"Kurasa Airin tertarik karena dia sangat tampan, kemudian berusaha mengejarnya namun gagal" Jhonny tiba-tiba bicara dengan nada berbeda dari biasanya, seperti nada merendahkan dan sedikit kesal.

"Kamu pikir aku mengejarnya kemudian mengajaknya tidur, begitu maksudmu kan Jhonny" Balas Airin tersenyum sinis.

"Aku tidak bilang begitu Airin" Jawab Jhonny lagi mengalihkan tatapan matanya dari Airin.

"Dia bahkan sama sekali tidak setampan Joy, dia selalu tersenyum dari kejauhan saat melihat kita semua, itulah alasan aku sebisa mungkin menemukan jawabannya, pria itu lebih dari tiga kali berada di villa ini hanya dalam satu malam" Protes Airin tidak terima dengan tuduhan palsu Jhonny padanya.

"Oke Airin aku mengerti, dia bahkan tidak setampan Joy" Balas Jhonny mengangguk kecewa seakan ada yang berbeda dari dirinya sekarang.

"Jhonny you oke" Tanya Bayu khawatir.

"I'm Fine Bayu, Sorry" Jawab Jhonny tersenyum.

"Hey kemarikan tanganmu" Pinta Jefri sopan pada sahabatnya.

"Tidak apa Jefri, ini cuma luka kecil" Jhonny menolak ramah karena tidak ingin membuat siapapun khawatir.

"Lukamu sepertinya membengkak Jhonny" Chandra langsung mendekatinya.

"Benarkah" Jawab Jhonny memperhatikan lukanya yang memang jauh berbeda dari tadi pagi.

"Jangan hanya memikirkan orang lain saja Jhonny, pikirkan juga dirimu" Sultan duduk di dekat Jefri sambil membantunya mencari kain perban.

"Kalian terlalu berlebihan" Ucap Jhonny merasa tidak nyaman karena sudah merepotkan.

"Setidaknya kamu bisa meminta Airin untuk mengobatinya Jhonny, bukankah luka itu juga kamu dapatkan karena membantunya" Cerocos Sandy mengemas perkakas lukis kesayangannya.

"Tidak ada hubungannya dengan Airin" Jawab Jhonny lagi menatap Sandy tajam seakan berkata jangan memperkeruh suasana, Sandy kemudian melotot paham dan sekilas melirik Airin.

"Sekarang sudah selesai" Airin mengakhiri dan langsung bergegas menutup tubuhnya dengan selimut.

"Aku tidur disini saja" Irene memilih dekat dengan Jefri dan Sultan.

"Aku bersama mereka" Dania mengambil posisi di tengah-tengah Sandy dan Bayu.

"Tidak ada pilihan lain, aku dengan terpaksa tidur disini" Kayla menghela napas pasrah mengambil posisi tepat disampingnya Chandra.

"Hey Jhonny ini minumlah" Bayu bangun dari tempatnya dan langsung memasukkan obat pereda nyeri ke mulut sahabatnya itu.

"Makasih Bayu" Ucap Jhonny mengedipkan matanya sebelum meminum air yang tadinya diberikan Jefri.

"Cepatlah tidur disana, temani Airin" Pinta Bayu mengarahkan pandangan matanya ketempat dimana kakaknya tertidur.

"Kamu yakin Airin tidak akan membunuhku" Tanya Jhonny terlihat begitu ragu.

"Dasar bodoh" Jawab Bayu menggeleng sambil tertawa lucu, kemudian tiba-tiba yang lain ikut terkekeh mengejek dari balik selimut mereka.

"Kalian keterlaluan" Oceh Jhonny sambil mendekat ketempat Airin seperti maling karena takut.

Irene yang tadinya menahan tawa tiba-tiba tertawa keras membuat Sultan kaget, Dania bersama Kayla ikut tertawa lepas karena mendengar tawa Irene, sementara yang lain tertawa kompak lantaran suara tawa Dania dan Kayla seperti ayam kejepit.

Jam 01.00 Malam

"Kenapa tempat ini sempit sekali" Gumam Airin dengan begitu sulit membuka kedua matanya.

"Dasar pria bodoh" Airin berbisik pelan tepat didepan wajah Jhonny yang tertidur sangat tenang.

Airin bangun dengan sangat hati-hati takut Jhonny terganggu dari tidurnya, matanya yang cantik menatap luka di tangan kanannya Jhonny, kemudian tatapannya beralih pada wajah tampan dan damai milik Jhonny, sinar mata berbinar dan senyuman tulus tersirat begitu saja diwajah cantiknya.

"Ternyata kamu sebodoh itu Jhonny" Airin bicara pelan sambil menyentuh lembut wajah calon suaminya itu.

"Airin, maaf kalau aku mengganggumu" Ucap Jhonny yang tiba-tiba terbangun.

"Tidak masalah" Jawab Airin terkejut.

"Sebentar Airin tiba-tiba tanganku terasa kaku dan sakit" Rintihan Jhonny keluar begitu saja saat dia ingin bangun dari tempatnya tidur.

"Benarkah" Tanya Airin terlihat khawatir.

"Sudah mendingan" Jawab Jhonny sambil menggerakan tangannya.

"Syukurlah" Ucap Airin seadanya namun merasa lega.

"Tidur lagi saja Airin, biar aku pindah kesana" Jhonny merasa bersalah sudah mengganggu tidurnya Airin.

"Hey Jhonny" Cegah Airin menyentuh tangan Jhonny ketika dirinya ingin pergi.

"Iya Airin" Jawab Jhonny sebelum ciuman hangat yang lembut dan manis menyentuh bibirnya.

"Tetaplah disini" Pinta Airin menatapnya sangat lekat.

"Kamu yakin" Tanya Jhonny yang sudah kehabisan kata-kata.

Airin mengangguk setuju dengan senyuman yang membuatnya semakin cantik dimata Jhonny, dengan keberanian yang hampir habis Jhonny mencium lembut kening dan kedua pipi Airin, membuat keduanya jadi salah tingkah setelahnya kemudian tertawa bersama.

"Aku sudah menduganya" Suara lantang Bayu dari balik selimut.

"Aku juga Bayu" Suara Jefri juga ikut menyusul.

"Kalian berisik" Protes Sultan yang juga sejak tadi terbangun.

"Harusnya kita bisa bertahan lebih lama" Sandy mengeluarkan kepalanya dari bawah selimut.

"Ini sangat tidak seru" Chandra melemparkan bantalnya kearah Jhonny.

Jhonny hanya menatap heran mereka dengan ekpresi salah tingkah, dia bingung harus bicara apa karena sudah kehabisan kata-kata, Airin menatapnya tanpa berkedip membuat Jhonny semakin kebingungan dan tersipu malu.

"Jhonny kamu semakin terlihat bodoh" Ucap Airin sebelum dia kembali mencium gemas bibirnya Jhonny.

Jhonny semakin tersenyum karena malu dan salah tingkah, kebahagiaan terukir begitu jelas dari wajah tampan miliknya,

Airin kembali memberi sinyal agar Jhonny kembali tidur di sampingnya.

"Disini panas sekali" Oceh Bayu kembali tidur setelah melihat adegan dari kakaknya.

"Aku hampir gila melihatnya" Jefri melirik Jhonny.

"Cepatlah tidur" Sultan jengah dengan apa yang dia saksikan.

"Kurasa perutku mual melihatnya" Sandy mengoceh sambil membenarkan bantalnya.

"AC nya mungkin mati, aku kepanasan" Chandra melempar lagi celananya pada Jhonny.

"Cepat tidur kalian berisik" Perintah Irene keras mengagetkan semuanya.

"Tutup mulutmu Irene, suaramu menganggu mimpi indahku" Dania protes yang dibalas tawa ejekan dari Irene.

"Tidur tidur tidur cepat" Kayla memberi perintah lagi sebelum mematikan lampu kamar mereka.