Beberapa hari kemudian, pihak sekolah memanggil orangtua Alex dan mengundang tim penguji dari luar. Di ruang sidang kecil itu, Alex duduk sendirian di ujung meja panjang, dikelilingi orang dewasa.
Salah satu penguji menyerahkan soal:
“Ini soal untuk tingkat SMA. Kamu bisa pilih mana saja untuk dikerjakan.”
Alex hanya menatap kertas itu sejenak, lalu mulai menulis di baliknya. Ia menjabarkan dengan bahasa yang ganjil—tidak formal, namun tepat. Di satu titik, ia menanyakan kenapa rumus gaya sentripetal di soal itu ditulis tanpa koreksi faktor gesekan. Semua penguji saling menatap.
Setelah dua jam, ujian dihentikan.
Kepala sekolah berdiri dan berkata kepada orangtua Alex:
“Putra Anda... tidak bisa lagi belajar di sekolah dasar biasa. Kami akan rujuk ke pusat pendidikan khusus.”
Elise tampak bingung. Ayahnya diam lama. Tapi Alex hanya menunduk dan bertanya,
“Apakah saya bisa lanjut baca buku tentang quark setelah ini?”