BAB. 4 PERSIAPAN PERNIKAHAN

Saat ini Sera sedang duduk di tepi kolam renang, melepaskan sepatu sepatu kacanya dan memasukkan kaki ke air dipinggir kolam adalah hal yang sepertinya sangat dinikmatinya saat ini, memandangi riak dan bunyi kecipak air yang disebabkan oleh gerakan-gerakan kecil kakinya.

Sentuhan dibahu membuatnya sedikit tersentak dari lamunannya, dia melihat kebelakang dan tersenyum ketika melihat tunangannya yang datang.

"Kamu disini?"

"Hmm... aku sangat sumpek didalam," menjawab pertanyaan Runzhu.

Runzhu ikut duduk disamping, melepas sepatu dan melakukan aktivitas yang sama dengan tunangannya itu. Dia merengkuh kepala Sera untuk bersandar dibahunya, senyuman mereka merekah dengan sangat bahagia.

"Aku tidak pernah menyangka musibah 10 tahun lalu akan membawa kita sejauh ini Baby," membelai lembut rambut panjang terurai pujaan hatinya yang sangat wangi di penciumannya.

Sera hanya mengangguk dan tersenyum, menikmati semua perlakuan lembut Runzhu adalah kebiasaan Sera , sebenarnya dia adalah wanita yang sangat romantis tapi terkadang caranya untuk menyampaikan perasaannya sangat susah ditebak, baginya berbuat sesuatu untuk menyenangkan orang-orang yang dia sayang cukup hanya dilakukan tanpa harus banyak bicara atau terlihat dan terkadang juga dia hanya akan menikmati perasaan bahagia yang diberikan oleh orang lain tanpa banyak bicara, seperti saat ini ketika Runzhu memperlakukannya dengan sangat lembut, Sera hanya menikmatinya tanpa banyak komentar.

"Baby.... Apa kamu pernah menyesal bertunangan denganku sejak kecil karena kedua keluarga kita?" Runzhu memegang kedua tangan Sera dan menatap matanya dalam seakan mencari jawaban yang selama ini menjadi pertanyaan tak tersampaikan.

"Kamu bertanya karena kamu hanya ingin mendengarku atau karena kamu meragukan perasaaanku?" Sera mengangkat satu alisnya dengan sedikit nada sedikit sarkas dan tatapan menyelidik.

Runzhu yang ditatap dan diberi pertanyaan seperti itu seketika langsung menjadi kikuk, dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil menjawab. "Aku hanya ingin kamu tau bahwa perasaanku padamu tulus karena kamu bukan karena orang tua kita, that's it, Baby."

Sera kemudian menahan senyum geli melihat respond Runzhu yang seperti orang ketahuan berbuat sesuatu dan merasa menyesal. Ternyata dibalik sikap dinginnya Sera juga memiliki sisi jahil yang terkadang membuat orang-orang disekitarnya kaget dan sulit merespond. Sera menoel hidung mancung Runzhu yang masih menatapnya dengan tatapan rasa bersalah.

"Zhu.... Aku mungkin tidak seperti kebanyakan wanita di luar sana yang bisa mengungkapkan perasaannya dengan mudah, aku juga mungkin terlihat cuek dan aku tidak menyalahkan jika kamu ragu. Tapi ketahuilah apapun yang aku putuskan itu adalah keinginanku, tidak ada seorangpun yang bisa memaksakan keinginannya padaku, termasuk mengenai pertunangan dan rencana pernikahan kita yang tidak lama lagi akan dilangsungkan, itu semua adalah keinginanku, dan harusnya kamu paham seperti apa perasanku padamu tanpa aku harus berkoar-koar dengan sebuah kata-kata cinta yang menurutku tidak lebih penting daripada actionnya."

Runzhu sangat mencintai Sera sehingga dia sangat takut jika saja cintanya bertepuk sebelah tangan, karena Sera adalah anak yang sangat patuh pada orang tuanya dia juga khawatir Sera menerima perjodohan ini karena mereka bukan atas dasar cinta, tapi ketika dia mendengar semua yang diucapkan Sera sekarang membuatnya merasa terharu dan tenang. Dengan perasaan bahagia yang meluap-luap dia lagi-lagi merengkuh tubuh langsing kekasihnya itu kedalam pelukannya, dengan erat dia memeluk Sera sambil berkata.

"Aku tidak akan pernah mengecewakanmu, Baby..."

Sera yang berada dalam dekapan Runzhu hanya mengulas senyum dengan anggukan kecil. Detak jantung Runzhu yang berdebar kencang terdengar jelas oleh Sera sehingga dia dengan jahilnya menyentuh dada bidang itu dengan gerakan sensasional dan berkata. "Kamu sangat mencintaiku Zhu, kamu adalah milikku." Hal itu membuat Runzhu memejamkan mata menikmati sedikit sentuhan itu dengan perasaan bahagia yang luar biasa karena untuk pertama kalinya Sera mengklaim kepemilikan atas dirinya.

Cukup lama mereka duduk di pinggir kolam dengan sedikit mesra, hal itu tidak luput dari pandangan para orang tua mereka yang melihat dari dalam ruangan yang hanya berbatas kaca dengan kolam renang tersebut.

"Aku tidak pernah salah memilih Sera sebagai menantuku." Mark mengungkapkan kebahagiaannya kepada Hana, dan dibalas dengan anggukan setuju dari sang istri.

"Kamu tau Mark, dulu saat kamu mengajukan pertunangan mereka disaat masih kecil, sebenarnya aku sempat ragu karena aku tidak ingin anakku menikah karena paksaan, tapi sekarang aku yakin bahwa keputusanku untuk menerima pinangan keluargamu dulu adalah hal yang benar." Jelas Lucas yang dimengerti oleh mereka semua.

Bagaimana tidak, Mark mengajukan lamaran pertunangan antara Runzhu dan Sera disaat anak itu masih berada dalam ruangan ICU sepuluh tahun yang lalu.

Kembali flashback 10 tahun yang lalu

Sudah tiga hari Sera berada dalam ruangan ICU, dan belum ada tanda-tanda dia akan sadar membuat Lucas dan Aghniya hampir putus asa, sedangkan Echa yang langsung diantarkan pulang ke Jakarta hanya bisa menangis selama berhari-hari dirumah memikirkan nasib kakaknya.

Mark dan keluarga juga sangat peduli, terlebih Runzhu yang tidak mau meninggalkan kursi ruang tunggu di depan ruangan ICU tempat Sera terbaring, melihat hal itu Mark semakin yakin dengan keinginannya berbesanan dengan keluarga Shailendra.

Mark yang melihat Lucas duduk tersandar lemas di kursi tunggu menghampirinya dan merangkul pundak sahabatnya itu.

"Yakinlah Luc, Sera akan segera bangun, dia pasti baik-baik saja, dia gadis hebat dan kuat." Mark mencoba menghibur Lucas.

Dalam hati Lucas sangat takut Sera tidak selamat kali ini, karena dia masih ingat terakhir kali saat Sera hampir membunuh seniornya disekolah karena mengangganggu Echa, Lucas sangat marah dan mengatakan apapun alasannya tidak seharusnya Sera melakukan hal sekejam itu dengan memukul kepala seniornya dengan kursi dan mendorongnya dari tangga hingga kritis dan lumpuh sampai sekarang. Dan ditambah lagi saat itu Lucas sempat berkata bahwa dia tidak menginginkan anak yang kejam dengan alasan apapun, dan seandainya saat ini Sera tidak selamat, kata-kata itu akan menjadi penyesalan seumur hidup bagi Lucas, karena dia takut Sera menyerah untuk berjuang hidup karena Lucas pernah mengatakan kata-kata kejam itu pada anaknya yang masih kecil dengan watak seperti Sera.

"Aku sangat takut Mark kali ini."

"Aku berani bertaruh bahwa Sera akan baik-baik saja, bahkan aku siap kehilangan semua sahamku di JNV Corperation jika ternyata aku salah." Mark meyakinkan Lucas.

Aghniya datang bersama Hana yang baru saja kembali dari ruang tunggu untuk beristirahat sejenak, dia melihat Runzhu yang tertidur bersandar di kursi dan saat mereka menghampiri para suami mereka sekilas mendengar percakapan itu.

"Saham apa?" Kali ini Aghniya bertanya sedikit sarkas, kerena dia berfikir bisa-bisanya disaat seperti ini mereka masih membicarakan masalah saham perusahaan.

"Bukan kakak ipar, aku hanya meyakinkan suamimu bahwa anak kalian pasti akan baik-baik saja, dan aku berani bertaruh semua sahamku di JNV Corporation dengan keyakinanku terhadap calon mantuku."

"Sayang...." Hana menyentuh pelan pundak suaminya, agar suaminya tidak membahas hal itu, tapi bukan Mark namanya jika langsung patuh pada istrinya.

"Aku minta maaf Luc, kakak ipar bukan maksudku melangkahi kalian atau apa-apa, tapi aku sungguh-sungguh ingin menjadikan Sera menantuku setelah dewasa nanti. Kalian bisa lihat bagaimana anakku yang masih kecil saja begitu memperhatikan dan mengkhawatirkan Sera , dan kurasa Sera juga merupakan anak yang baik dan pasti cocok jadi menantuku. Jika nanti setelah Sera sadar dan dia bersedia aku ingin meminangnya untuk jadi tunangan anakku Runzhu sampai nanti mereka dewasa dan siap menikah." Mark berbicara dengan mantap didepan semuanya.

Hana dan Aghniya hanya diam, walaupun dalam hati mereka sebenarnya sangat setuju tapi mereka memilih tidak memberikan komentar apapun karena situasi yang kurang tepat. Tapi Lucas yang mendengar sebuah harapan untuk putrinya membuatnya dengan mantap pun menjawab.

"Jika nanti putriku sudah sadar, kita akan membicarakan ini langsung dihadapan mereka berdua, dan jika memang mereka setuju, aku dengan senang hati akan menerima dan menyetujui perjodohan ini."

Runzhu yang tidur bersandar dikursi ruang tunggu itu ternyata mendengar semua percakapan orang tuanya dan orang tua Sera, dalam hati dia sempat bimbang, tapi setelah dia mengingat kejadian beberapa hari yang lalu dia menjadi yakin bahwa dia pribadi pasti akan menyetujui permintaan orang tua mereka. Bukan karena dia patuh orang tuanya, tapi karena selama ini dimata Runzhu seorang Sera itu bagaikan seorang dewi yang bersikap dingin tapi berhati lembut, dan dia juga masih bisa merasakan bagaimana takutnya dirinya saat melihat Sera dalam bahaya, dan dia tidak ingin hal tersebut terulang lagi.

"Mulai sekarang aku akan selalu menjagamu Ra, entah kau setuju atau tidak dengan permintaan orang tua kita, kamu tetap akan kulindungi sepenuh hatiku." Gumamnya dalam hati masih memejamkan mata.

Biiip.....Biiiip......Biiiiiiiiiiiip.......

Beberapa orang suster dan dua orang dokter berlari melewati ruang tunggu dan memasuki ruang ICU dengan tergesa-gesa, melihat hal itu keluarga Shailendra dan juga Mark menjadi sangat khawatir. Aghniya langsung ikut berlari kearah pintu ruang ICU.

"Ada apa dengan anak saya suster?"

"Ibu mohon tunggu di luar, dokter akan berusaha sebisa mungkin membantu Nona Muda."

Suster itu menutup pintu ruang ICU dan juga menutup tirai yang membuat mereka semua tidak bisa lagi melihat apa yang terjadi di dalam ruangan.

"Mark... anakku Mark...." Lucas mulai menangis ketakutan dengan mencengkram lemah kedua bahu sahabatnya.

"Dokter akan menyelamatkan menantuku, kamu jangan pernah berfikir sesuatu yang buruk, kamu itu ayahnya." Bentak Mark yang membuat Lucas tersentak dan termenung sesaat.

"Kamu tenang dulu, yakinlah putrimu akan baik-baik saja. Setidaknya yakinlah pada putrimu sendiri Lucas Shailendra." Mark berusaha mengontrol nadanya agar tidak menyinggung dan membuat Lucas semakin terpuruk.

Hampir satu jam dokter di dalam ruangan ICU tidak keluar ataupun memberikan kabar apapun, sampai akhirnya pintu ruangan itu terbuka dan terlihat bangsal yang dimana Sera masih terbaring disana tapi sudah dalam kedaan sadar.

"Pa....Ma, aku baik-baik saja, Echa mana?" Ucapan pertama yang dia ucapkan ketika hanya melihat orang tuanya di depan pintu ruangan ICU tanpa adiknya.

Lucas dan Aghniya sangat bahagia dan bersyukur ketika melihat putrinya sudah sadar bahkan memanggil mereka, mereka berdua memegangi tangan Sera yang masih terpasang selang infus dan dingin pucat.

"Echa baik-baik saja dirumah sayang." Aghniya memegangi tangan putrinya yang masih lemah.

"Terima kasih tuhan, kau kabulkan doa kami." Suara Mark terdengar sangat girang. Runzhu yang tadinya masih duduk langsung ikut berlari kearah Sera dan mengusap kepala Gadis kecil itu.

"Dasar gadis bodoh, untung saja kamu selamat atau aku akan melajang sampai mati." Ucapnya dengan wajah tengil dan Sera hanya tersenyum hambar.

Sera didorong oleh suster menuju ruang perawatan dan disana mereka semua duduk di sofa hanya melihat Sera yang saat ini memejamkan mata lagi karena baru saja diberi suntikan obat supaya bisa istirahat oleh dokter. Tapi meskipun para orang tua mereka duduk santai menunggu di sofa, Runzhu memilih duduk di kursi disamping Sera sambil memandangi calon pengantin masa depannya. Dalam hati Runzhu merasa bahagia karena Sera sudah sadar dan akan segera pulih, hal itu terlihat sangat jelas dari raut wajahnya dan dirinya yang tiba-tiba tersenyum sendiri. Hal itu tidak luput dari pandangan para orang dewasa disana.

"Kamu menyukai anak tante Runzhu?" Aghniya mencoba menerka isi hati Runzhu.

Runzhu yang ditanya menjadi sedikit malu karena dia ingat tentang rencana dua keluarga itu untuk dirinya dan Sera .

"Aku akan menjaga Sera apapun yang terjadi dimasa depan, tapi jika Sera memang bersedia bertunangan denganku, aku dengan senang hati menerima, jika tidak akupun tetap akan menganggap Sera adalah orang penting dalam hidupku."

Semua orang tersenyum mendengar jawaban Runzhu. Mereka tidak menyangka Runzhu yang selalu jail dan tengil ternyata punya cara berfikir yang sangat dewasa bahkan cara penyampaian bahasanya juga seperti orang dewasa, tidak seperti anak seusianya.

"Anak nakal, ternyata kamu menguping orang dewasa yaa..." Mark menunjuk-nunjuk Runzhu dengan senyuman.

Flasback off

Ketika Sera dan Runzhu masih bercengkrama di tepi kolam, di dalam ruanga keluarga Shailendra dan Van hendrik sedang membicarakan persiapan untuk acara pernikahan putra putri mereka yang akan diadakan dalam dua minggu ke depan.

"Sebaiknya kita adakan acara dihotel milikku di Milan."Mark memberi usul.

"Tidak... menurutku lebih baik diadakan di hotelku di Jakarta, agar para tamu anak-anak kita tidak perlu repot jauh-jauh untuk menghadiri acara mereka." Kali ini Lucas memiliki ide yang lain.

Mendengar perdebatan para orang tuanya, akhirnya Echa ikut berbicara menengahi dua orang tua yang kadang suka berdebat tidak jelas itu.

"Pa,,, Om, bagaimana kalau acara pernikahan kakak dilakukan di villa yang ada dipulau kami tempat Kakak dan Runzhu punya kenangan mereka sendiri, lagi pula Kakak tidak akan suka jika ada banyak tamu, jadi lebih baik undang orang-orang penting dan terdekat saja, dan Echa rasa Runzhu pasti akan setuju, bagaimana menurut kalian?"

Hmmmmm...... Baiklah ucap mereka serentak, kali ini mereka berdua menyetujui hal yang sama sehingga membuat istri-istri mereka cuma bisa tersenyum menggelengkan kepala.

"Baiklah Echa, untuk masalah acara nanti kamu diskusikan dengan kakakmu, kami akan percayakan padamu pengaturannya dan untuk biayanya semua akan dikeluarkan oleh keluarga Vanhendrik. Oke sayang?"

"Tidak bisa gitu dong Mark, aku juga punya uang dan tidak kekurangan uang untuk acara putriku." Lucas kembali tidak setuju.

"Tapi kami ini pihak laki-laki Luc."

"Tapi tetap saja...." Belum selesai Lucas bicara Echa kembali menengahi.

"Begini Om and My Dad..." Echa dengan nada sedikit gemes.

"Kalau Kak Sera dan Runzhu setuju acara dilakukan dipulau kita, berarti kan tempat sudah disediakan oleh pihak kita Pa, jadi untuk biaya lainnya biarkan Om Mark yang mengambil tanggung jawab, mengingat harga diri keluarga Vanhendrik juga Pa, bukan begitu Om?" Tambahnya.

"Anakku yang satu ini memang pintar, tidak seperti ayahnya yang dungu bawaan...." Ejek Mark membuat Lucas mengeluarkan ekspresi jengkel dan muak.

"Baiklah,,,, disepakati begitu saja, ya kan Hana?" Aghniya akhirnya menyepakati dan memberikan pertanyaan final.

"Benar Kak."Hana menimpali.

Echa tersenyum bahagia karena akhirnya kakaknya akan menikah dengan orang yang sangat menyayangi kakaknya sama seperti dia menyayangi kakaknya.