Bab 116 – Operasi Pemburuan Al-Quds: Gangguan yang Meningkat
---
Lokasi: Markas Rahasia Keluarga Bosch, bawah gurun Rub' al Khali, UEA
Keluarga-keluarga besar yang telah lama menjadi penggerak di balik panggung global kini menghadapi masalah besar yang datang dari arah yang tidak mereka duga. Setelah berhasil melancarkan serangkaian operasi sukses terhadap Al-Quds, dan berhasil mengendalikan narasi media global melalui Keluarga Melon, serta menyuntikkan dana besar ke dalam operasi intelijen Bosch di Asia Tenggara, mereka kini harus menghadapi kekacauan yang datang dari Nigeria—sebuah titik lemah yang telah lama mereka anggap sebagai ladang keuntungan yang stabil.
---
1. Kerusuhan di Nigeria: Sebuah Badai yang Tak Terduga
Di Nigeria, sebuah kelompok separatis yang telah lama dibatasi oleh kekuatan politik dan ekonomi internasional mulai bergerak dengan intensitas yang lebih tinggi. Kelompok separatis ini, yang sebagian besar terdiri dari suku-suku yang merasa terpinggirkan oleh pemerintah pusat Nigeria, telah merasakan bahwa ini adalah saat yang tepat untuk melancarkan serangan terhadap Keluarga Bosch, yang telah lama beroperasi di negara itu melalui pengelolaan tambang dan sumber daya alam.
Dalam beberapa minggu terakhir, serangkaian kerusuhan besar terjadi di wilayah yang menjadi pusat bisnis Keluarga Bosch—terutama di tambang minyak dan ladang ganja yang mereka kelola secara diam-diam. Keluarga Bosch, yang terkenal dengan keahlian penyusupan dan penghilangan, tidak pernah membayangkan bahwa ancaman yang datang bukan dari luar, tetapi dari dalam—dari dalam negara yang selama ini mereka anggap sebagai bagian dari infrastruktur keuntungan mereka.
Pemerintah Nigeria—yang sangat bergantung pada aliran dana dari proyek-proyek besar yang melibatkan Keluarga Bosch, Melon, dan Nava—sekarang terjebak dalam kebingungannya sendiri. Pemerintah pusat yang dikuasai oleh kelompok-kelompok politik pro-Barat dihadapkan dengan kerusuhan yang semakin meningkat.
---
2. Pembunuhan Presiden Nigeria: Boneka yang Tumbang
Pada saat yang sama, berita mengejutkan datang dari Nigeria. Presiden Nigeria, yang merupakan boneka yang selama ini bekerja atas nama kepentingan Keluarga Bosch, ditemukan tewas dalam serangan terkoordinasi oleh kelompok separatis yang berhasil menyusup ke pusat pemerintah. Pembunuhan ini bukan hanya kejutan besar bagi negara, tetapi juga bagi Keluarga Bosch yang mengendalikan pemerintahan melalui tangan presiden yang sudah mereka atur dengan hati-hati selama bertahun-tahun.
Keluarga Melon dan Nava yang merasa bahwa mereka harus bertindak cepat untuk mengendalikan situasi yang semakin memburuk di Nigeria, mengadakan rapat darurat. Aurelius Melon, pemimpin keluarga, memutuskan untuk segera mengirim tim Lumen Dagger ke Nigeria, dengan tugas untuk mengamankan sumber daya alam mereka serta menstabilkan pemerintahan yang kini tampaknya berantakan. Namun, bahkan mereka menyadari bahwa kerusuhan ini sudah jauh lebih besar daripada yang bisa mereka kendalikan.
---
3. Pembunuhan Jenderal Militer Nigeria yang Terkait dengan Keluarga Nava
Di tengah ketegangan ini, Jenderal Militer Nigeria yang sangat berhubungan erat dengan Keluarga Nava juga ditemukan tewas dalam serangan misterius. Jenderal tersebut adalah salah satu individu yang telah lama mengendalikan keamanan untuk beberapa proyek besar yang melibatkan Keluarga Nava dan Bosch di Nigeria, terutama yang terkait dengan sumber daya alam dan tambang minyak.
Kematian jenderal ini menjadi lebih sensitif karena ia adalah salah satu penghubung utama bagi Nava dalam mengamankan jalur ekspor minyak dan sumber daya lainnya yang sangat menguntungkan bagi keluarga ini. Nava, yang sebelumnya sangat yakin akan kontrol mereka di Nigeria, kini merasa kehilangan pijakan di negara yang begitu penting dalam jaringan bisnis mereka.
---
4. Kerusuhan di Bisnis Keluarga Melon dan Nava
Masalah semakin memburuk ketika kerusuhan yang berasal dari pemberontakan lokal ini merembet ke perusahaan-perusahaan besar yang dikelola oleh Keluarga Melon dan Nava. Salah satu kerusuhan terbesar terjadi di ladang minyak yang terletak di bagian selatan Nigeria, yang selama ini menjadi aset terbesar bagi Keluarga Melon. Protes besar dan serangan yang dilakukan oleh kelompok militan lokal dan separatis menuntut bagian yang lebih besar dari hasil alam yang mereka anggap selama ini telah dirampas oleh pihak asing.
Keluarga Nava juga menghadapi masalah di sektor tambang di Nigeria. Beberapa tambang yang mereka kelola di wilayah timur laut kini berada dalam keadaan chaos akibat serangan yang dilakukan oleh kelompok separatis, yang mengklaim bahwa pencemaran lingkungan dan eksploitasi tenaga kerja telah merusak kehidupan masyarakat lokal.
---
5. Kesal dan Pusing: Ketiga Keluarga Terpojok
Ketiga keluarga besar, yang sebelumnya mengendalikan dunia dari bayangan, kini dihadapkan pada kenyataan pahit. Mereka yang selama ini merasa tidak terkalahkan, kini merasa kesal dan terpojok. Bosch, yang terkenal dengan kemampuan mereka dalam menghadapi ancaman fisik, kini harus menghadapi kerusuhan sosial yang hampir mustahil untuk dikendalikan hanya dengan kekuatan militer.
Aurelius Melon, dengan ketegangan yang tinggi di wajahnya, memberi perintah agar operasi pemulihan dan pengendalian situasi di Nigeria dilakukan dengan segera. Namun, dalam rapat tersebut, mereka juga menyadari satu hal yang tidak bisa mereka hindari—kerusuhan ini bukan hanya soal kekuatan fisik, tetapi lebih pada kehilangan kontrol sosial yang telah mereka bangun bertahun-tahun.
Mereka menyadari bahwa permainan ini telah berubah. Red Queen, yang telah berhasil melacak jalur keuangan Al-Quds dengan sukses, mengusulkan untuk memperkuat jaringan digital dan media global mereka untuk membentuk opini internasional yang lebih kuat, namun bahkan itu pun tidak cukup untuk mengatasi kerusuhan sosial yang telah menyebar begitu luas.
---
6. Persiapan untuk Tindakan Lebih Lanjut
Di tengah ketegangan yang meningkat ini, Keluarga Bosch, Melon, dan Nava mempersiapkan strategi lebih lanjut untuk menghadapi kerusuhan yang semakin besar di Nigeria. Namun, semua tahu bahwa mereka berada di ambang perubahan besar—dan jika mereka tidak bisa mengendalikan situasi ini dengan cepat, akan ada lebih banyak kerusuhan yang akan terjadi, tidak hanya di Nigeria, tetapi juga di tempat-tempat lain yang memiliki kepentingan strategis mereka.
---