Bab 129 – Api dari Empat Penjuru: Awal Perang Dunia Bayangan
---
Lokasi: Nigeria, Afrika Barat
Waktu: Dua minggu setelah perjanjian darah keluarga elit di California
---
1. Empat Serangan Terkoordinasi: Koalisi Penjepit Nigeria
Nigeria, negara kuat di jantung Afrika Barat, dikejutkan oleh serangan mendadak dari empat negara tetangganya:
Benin (Barat): Mengirim pasukan elit dan kendaraan lapis baja, menargetkan pelabuhan-pelabuhan penting di Lagos.
Niger (Utara): Menginvasi dari wilayah gurun, memperkuat posisi dengan sistem rudal anti-pesawat buatan Rusia.
Chad (Timur Laut): Memanfaatkan celah Danau Chad, mengirim pasukan khusus amfibi untuk menyerang titik-titik logistik di Maiduguri.
Kamerun (Timur dan Tenggara): Meluncurkan serangan udara cepat dibantu drone militer tak berawak, didukung unit tempur Rusia.
Keempat negara ini membentuk Aliansi Merah Afrika, didukung penuh oleh Rusia, baik secara logistik, senjata, maupun intelijen.
---
2. Dukungan Total untuk Nigeria: Dana Darah dari Keluarga Elit
Melihat bahaya yang mengancam eksistensi Nigeria — sekutu utama keluarga elit global — keluarga Nava, Melon, Bosch, dan Welington segera:
Mengalirkan $10 miliar dolar untuk membiayai pertahanan Nigeria.
Membeli senjata dan drone tempur canggih dari perusahaan militer terbesar di Amerika Serikat.
Mengirim konsultan militer dan ahli taktik untuk memperkuat posisi militer Nigeria.
Pabrik-pabrik senjata pribadi keluarga Bosch dan Melon di Eropa mulai memproduksi amunisi canggih secara massal, sementara jaringan satelit keluarga Nava digunakan untuk pengintaian medan perang.
Namun, itu belum cukup…
---
3. Serangan Balasan Rusia: Sabotase Skala Global
Rusia, dengan strategi perang asimetrisnya, memulai serangan non-konvensional dan infiltrasi sistematis ke jantung ekonomi dan teknologi keluarga elit:
Penyusupan ke bisnis keluarga Melon, Bosch, dan Nava: Agen-agen rahasia menempatkan bom tersembunyi di pusat data dan pabrik penting.
Pencurian data sensitif: Ribuan file rahasia proyek militer, keuangan, dan AI dicuri oleh spyware buatan militer Rusia.
Peledakan besar di California: Salah satu pusat server milik keluarga Nava dan perusahaan Bitwhale diledakkan, menyebabkan turunnya harga saham Bitwhale sebesar 46% dalam 48 jam.
Satelit milik Nava – hasil kerja sama dengan SpaceX dan Bitwhale – dijatuhkan: Rusia menggunakan senjata anti-satelit dan sabotase perangkat lunak, membuat 6 satelit utama meledak di orbit rendah, merusak jaringan komunikasi global.
Kerusakan ini memicu kerugian finansial triliunan dolar dan membuat seluruh sistem smart-economy Bitwhale lumpuh di Asia Tenggara dan Timur Tengah.
---
4. Pembalasan Hitam: Operasi Siluman Keluarga Nava & Bosch
Marah dan dipermalukan di mata dunia, keluarga Nava mengaktifkan jaringan hitam mereka — unit bayangan pembunuh hasil kerja sama dengan keluarga Bosch:
Dalam operasi bernama "Ruh Terpotong", mereka membunuh tiga anggota Dewan Keamanan Rusia, termasuk pembuat kebijakan energi dan senjata.
Dua petinggi partai komunis Rusia hilang misterius di Vladivostok dan Moskow – satu ditemukan terpotong-potong di sungai, satunya lagi diracun secara perlahan.
Komandan tinggi militer Rusia, yang memimpin proyek invasi Chad dan Niger, dibunuh melalui perangkat implantasi logam yang dimanipulasi secara magnetik dari jarak jauh, menyebabkan kejang dan kematian mendadak di depan publik.
Kematian ini mengguncang struktur internal Rusia, membuat negara itu terlihat lemah untuk pertama kalinya dalam 10 tahun terakhir.
---
5. Bayangan Perang Dunia Keempat
Dunia kini memasuki zona kelabu:
Amerika Serikat secara resmi masih belum ikut campur, namun agen-agen CIA telah aktif di belakang layar.
Rusia memobilisasi seluruh jaringan hacker-nya, meluncurkan virus baru bernama "PerunZero", yang menyerang semua sistem keuangan digital.
Afrika Barat kini jadi medan pertempuran skala besar, dan investasi dari keluarga elit mulai berubah menjadi pertaruhan berdarah.
Pasar saham global mengalami kepanikan massal, dan blok BRICS mulai mengalihkan dukungan mereka ke poros Rusia-Afrika.
Keluarga Nava, Melon, Bosch, dan Welington kini menyadari:
Ini bukan lagi sekadar konflik bisnis. Ini perang untuk mempertahankan kendali dunia.
---