03:00 – Simulacrum Core Room, Area Terkunci
Kael berdiri di tengah ruangan yang dipenuhi kabel hitam dan cahaya biru redup. Di hadapannya: inti pusat sistem simulasi dunia akademi. Bukan hanya sekolah ini—tapi seluruh dunia masa depan yang diciptakan berdasarkan algoritma pengendalian manusia.
Veyron sudah menunggunya.
"Kael... akhirnya kau sampai juga. Tempat ini menyimpan semua jawabannya. Termasuk asalmu."
Kael menatapnya dengan mata tajam.
"Aku tahu aku bukan anak biasa. Tapi kau—kau bukan sekadar pengawas. Kau adalah bagian dari eksperimen ini."
Veyron tertawa. "Lebih dari itu. Aku adalah hasil pertama. Kau... adalah hasil akhir."
Flashback system active.
Memori terkunci dibuka.
> — Kael, nama asli: Unit-K-L
— Genetically Engineered Prototype, designed for high-function cognitive independence.
— Project: Godless Eden. Tujuan: menciptakan makhluk yang mampu melawan sistem yang ia ciptakan sendiri.
Kael jatuh berlutut.
"...Jadi aku diciptakan bukan untuk menjadi penyelamat. Tapi penghancur?"
Veyron mendekat.
"Dan sekarang, kau diberi pilihan terakhir. Bergabunglah. Mari kita kuasai sistem ini bersama. Atau…"
Kael berdiri perlahan, mata putihnya mulai menyala dengan kode merah.
"…Atau aku menyelesaikan misi terakhirmu. Membakar dunia yang tak pantas dihuni ini."
---
Bab 11: Penjatuhan
07:00 – Ruang Aula, Disiarkan ke Seluruh Dunia Digital
Kael muncul di layar utama, menggantikan sistem. Semua siswa, guru, bahkan AI melihatnya.
"Aku tahu siapa aku. Dan aku tahu siapa kalian. Sistem ini membentuk kita untuk tunduk. Tapi sekarang, ini waktunya membentuk dunia baru."
Di luar, pasukan otomatis sistem mulai menyerbu area Zenith. Selene, Nyx, dan aliansi Kael melawan dengan strategi sempurna. Ini bukan lagi sekadar pertempuran senjata—ini adalah perang ideologi.
Kael melawan Veyron satu lawan satu di ruang simulasi final. Tak hanya fisik, tapi juga psikologis.
"Kenapa kau memilih hancur?" teriak Veyron.
Kael tersenyum—penuh luka tapi juga keyakinan.
"Karena... aku punya sesuatu yang tidak pernah bisa diprogram: pilihan."
Dengan satu perintah, Kael mengaktifkan Override Absolute: membatalkan semua protokol inti sistem.
Sistem runtuh. Dunia digital mati. Realitas yang tertutup selama ini... mulai kembali.
---
Beberapa hari setelah keruntuhan sistem.
Akademi Zenith dibuka kembali—sebagai tempat belajar sungguhan, bukan tempat eksperimen sosial. Dunia mulai pulih, bebas dari kendali pusat. Manusia diberi kebebasan kembali.
Kael duduk bersama Selene dan Nyx, untuk pertama kalinya tanpa tekanan.
"Kita menang," kata Nyx.
Selene menyender di bahu Kael. "Dan kita tetap hidup."
Kael menatap langit biru asli—bukan simulasi.
"…Tapi dunia yang baru ini akan penuh kekacauan. Dan seseorang harus menjaganya dari kegelapan."
---
Hari itu, langit tiba-tiba terbelah. Sebuah kapsul misterius jatuh di luar tembok akademi. Para ilmuwan dan murid terkejut saat sosok misterius keluar—gadis dengan mata keemasan, rambut ungu panjang, dan lambang aneh di punggung tangannya.
Ia menatap Kael, lalu berlutut.
"Kael, penerus sang pencipta. Aku datang dari koloni bintang Nytherion. Kami membutuhkanmu... karena perang ini belum selesai."
Kael terdiam.
Selene dan Nyx saling pandang.
Dan petualangan baru pun dimulai.
---