Beberapa hari berlalu sejak malam itu.
Dari luar, dunia masih terlihat damai. Manusia masih sibuk dengan rutinitas biasa, sama sekali tak menyadari bahwa dalam waktu kurang dari tiga bulan, bumi akan berubah menjadi ladang kematian.
Tapi bagi Yueyue dan Ming Xiu, dunia sudah bergeser.
Mereka mulai mempersiapkan diri diam-diam. Setiap malam, setelah pekerjaan kantor selesai, mereka bertemu di apartemen atau di ruang teratai.
Malam ini, di dalam rumah kayu ruang teratai, Yueyue duduk bersila di lantai kayu hangat.
Di hadapannya, liontin giok putih tergantung di lehernya, memantulkan cahaya lembut dari lampu gantung.
Ming Xiu duduk di sisi lain ruangan, memperhatikannya dengan sabar.
Pix, mengenakan jubah ala guru shaolin hologram, mondar-mandir sambil membaca daftar tips “How to Awaken Hidden Power 101”.
“Aku nggak yakin meditasi model ini bakal berhasil,” gumam Yueyue, membuka sebelah matanya skeptis.
“Tapi harus dicoba,” sahut Ming Xiu tenang. “Anggap aja ini eksperimen.”
Yueyue menghela napas, lalu kembali memejamkan mata.
Ia mencoba mengikuti instruksi dasar Pix:
• Tarik napas perlahan.
• Bayangkan aliran energi di dalam tubuh.
• Fokus pada liontin giok.
Awalnya, tidak terjadi apa-apa.
Namun setelah beberapa saat, Yueyue mulai merasakan sesuatu.
Hangat.
Seperti aliran air tipis yang bergerak pelan dari pusat dadanya, mengalir ke lengan, ke ujung jari.
Dan ketika ia menggenggam liontinnya, rasa itu menjadi lebih kuat — seperti percikan listrik lembut di kulitnya.
“Pix,” bisiknya. “Ada sesuatu…”
Pix melonjak kegirangan. “Ada respons energi! Ada! Kamu baru aja mengaktifkan resonansi dasar dengan liontin!”
Ming Xiu bangkit perlahan, berjalan mendekatinya. Ia berlutut di samping Yueyue, memperhatikan dengan seksama.
“Kamu hebat, Yueyue,” katanya lembut. “Baru sekali mencoba, kamu sudah bisa merasakan.”
Yueyue membuka mata perlahan. Mata hitamnya bersinar dalam cahaya redup ruangan.
Ia tersenyum tipis. “Masih jauh dari bisa menautkan orang lain. Tapi setidaknya… aku tahu aku bisa belajar.”
Ming Xiu tersenyum kembali. Ia mengulurkan tangan dan, tanpa ragu, menggenggam tangan Yueyue yang masih memegang liontin.
Keheningan hangat mengalir di antara mereka.
“Satu langkah kecil malam ini,” gumam Ming Xiu. “Besok kita ambil langkah lebih besar.”
Pix melompat kecil. “Misi aktivasi basecamp berjalan lancar! Bonus: kadar romantisme naik 20%! Sistem deteksi cinta aktif!”
Yueyue mendelik ke Pix, tapi tawanya meluncur tanpa bisa ditahan.