Pagi itu, udara terasa ringan di ruang teratai. Di ruang teratai juga ada periode siang dan malam, dari informasi yg didapat Yueyue, ruang tersebut memiliki energi yang bertindak seperti matahari, dan saat malam, seperti bulan purnama yang temaram. Ada pula angin, dan saat tanaman mulai tumbuh, air danau akan menguap dan membentuk hujan yang menyirami tanaman. Suhu di ruang teratai selalu sejuk, stabil di sekitar 26 derajat celcius. Saat ini matahari buatan menyinari danau dengan kilau lembut.
Di tengah aroma tanah basah dan angin sejuk, keluarga Ming berkumpul di dalam rumah kayu besar, tak ada yang menyangka tempat seperti ini bisa tersembunyi di dalam liontin.
“Baik,” kata Yueyue sambil menarik napas pelan, “hari ini aku mau coba… menautkan energi spiritual kalian ke liontin.”
Lin Yue memiringkan kepala. “Tautan spiritual? Maksudmu… semacam password pikiran?”
“Kurang lebih begitu,” sahut Yueyue. “Kalau berhasil, kalian bisa masuk sendiri ke sini, tanpa aku harus bawa.”
"Semalam, Xiu sudah berhasil aku tautkan, jadi aku sudah punya pengalaman."
Ming Lan langsung angkat tangan. “Kalau gagal, kita kesetrum gitu gak? Soalnya aku belum siap jadi arwah gentayangan.”
Yueyue menahan tawa. “Gak, Lan. Paling mentok… ditolak mentah-mentah.”
Ming Zhen berdiri tegak, seolah bersiap uji nyali. “Baik. Mulai dari saya. Tapi jangan bilang saya harus pegang kristal terus nyanyi lagu meditatif, ya.”
Yueyue menutup mata dan menggenggam liontin giok di dadanya. Dalam pikirannya, ia membayangkan aura tiap anggota keluarga. Ia mulai dengan Ming Zhen, mantap, tenang, kokoh seperti batu besar di dasar sungai.
Sebuah aliran hangat mengalir dari liontin, dan seolah “mengenali” energi pria itu. Getaran kecil menyebar di udara, hampir tak terasa… tapi nyata.
“Sudah,” kata Yueyue sambil membuka mata.
Ming Zhen berkedip. “Sudah apa?”
Pix muncul dengan suara dramatis, “Selamat! Anda resmi menjadi member eksklusif Ruang Teratai. Selamat tinggal dunia tiga dimensi biasa!”
⸻
Lin Yue dan Ming Lan pun mengikuti.
Aura Lin Yue terasa hangat dan lembut, seperti selimut musim dingin.
“Baiklah, Ibu sudah terhubung”, Yueyue tersenyum lega.
Lin Yue menatap Yueyue dengan sayang, “Kamu bukan anak yang kubesarkan,” kata Lin Yue lembut. “Tapi aku bersyukur kamu sekarang bagian dari keluarga ini.”
Yueyue memeluk Ibu Lin dengan lembut, “Yah.. akupun sangat bersyukur menjadi bagian dari keluarga ini.”
Setelah itu, Yueue mulai menautkan energi Ming Lan.
Sementara Ming Lan… yah, energinya seperti kembang api dicampur bubble tea dan sinyal Wi-Fi penuh.
Saat Yueyue membuka matanya setelah proses Ming Lan selesai, suara Pix terdengar pelan,
“Energimu terlalu aktif, Lan. Ruang teratai sampai batuk-batuk waktu kamu masuk.”
Ming Lan mendelik, “Biarin. Aku anak paling penuh warna di keluarga ini!”
Mereka semua tertawa, dan untuk sejenak, dunia terasa ringan.
⸻
Namun begitu suasana mereda, Ming Zhen membuka suara dengan nada serius.
“Yueyue… ruang ini luar biasa. Tapi karena terlalu luar biasa, aku perlu tanya satu hal.”
Tatapannya tajam, tapi tidak menekan. “Bagaimana kamu memastikan tempat ini tetap rahasia? Bagaimana kalau orang yang kamu percayai sekarang, suatu hari… berkhianat?”
Yueyue mengangguk pelan. Ia sudah menduga pertanyaan ini akan datang.
“Ruang teratai ini bukan cuma tempat biasa. Ia punya aturannya sendiri,” katanya. “Siapa pun yang sudah masuk, tidak bisa membicarakan tentang ruang ini di luar. Kecuali aku yang membuka topiknya lebih dulu.”
Lin Yue mengerutkan dahi. “Maksudmu… secara harfiah mereka tidak boleh bicara soal ini?”
“Ya. Bukan hanya tidak boleh. Tapi tidak bisa. Seperti… ada sensor otomatis yang menahan lidah dan pikiran mereka. Liontin ini melindungi dirinya sendiri.”
Ming Lan mencolek ibunya. “Berarti kita kayak agen rahasia ya? Ada non-disclosure spell.”
Pix berseru, “Ini fitur bawaan. Keren banget, kan? Anti spoiler maksimal!”
Ming Zhen akhirnya mengangguk, walau matanya tetap serius. “Selama kamu masih bisa mengendalikan itu… aku tenang.”
⸻
Sore harinya, Ming Xiu membawa kejutan besar:
sebuah disain rumah portable modular, model terbaru yang bisa dirakit di lokasi hanya dalam dua hari. Desainnya minimalis, modern, dan tahan bencana.
“Ini buat ruang teratai,” katanya sambil menunjuk desainnya di tablet. “Rumah kayu kita bagus, tapi kita butuh fasilitas medis, lab kecil… dan akomodasi untuk orang-orang yang akan kita bawa nanti. Aku sudah memesan sepuluh unit, yang akan siap dalam beberapa hari.”
Yueyue menaikkan alis. “Akomodasi?”
“Ya. Kalau nanti ada yang kita percayai, mereka butuh tempat tinggal sementara. Kita nggak mungkin biarin mereka tidur Rumah Kayu atau di ladang.”
Yueyue mengangguk setuju. “Kamu memang luar biasa, bisa memikirkan sampai ke situ…”
Ming Xiu hanya tersenyum. “Kan ini rumah kita juga. Rumah orang-orang yang akan bantu bangun dunia baru.”
Yueyue mengangguk pelan, matanya berbinar.
“Kalau kamu terus begini, aku jadi yakin kamu sebenarnya calon kepala negara.”
Ming Xiu tersenyum. “Bukan kepala negara. Tapi kepala keluarga kecil kita? Aku siap.”
Yueye tersipu, tangannya reflek mencubit pinggang Ming Xiu, namun gagal, pinggangnya sekeras batu.
Ming Xiu hanya terkekeh, tangannya langsung menggenggam tangan Yueyue dan menciumnya.
Pix, yang melihat langsung berteriak heboh, "Hei.. Hei.. Hei... Pengantin baruuuu, jangan bermesraan di depan jomblo akut dooong!!"
Ming Xiu menatap Yueyue, "Pasti kamu masukin program aneh-aneh ke sistem Pix. Bisa-bisanya dia tau jomblo."
Belum sempat Yueyue menjawab, pix langsung menyela dengan nada bangga, “No.. No.. No.. Aku adalah AI terpandai, tentu saja aku tahu bahasa-bahasa kekinian.”
Yueyue terkikik, “Baiklah, AI no 1 di dunia.. sekarang kamu kerja, susun inventaris di ruang teratai.”
“Aye aye Captain”, Pix langsung merubah bentuknya menjadi burung beo warna-warni dan terbang berkeliling.
⸻
Di ruang kerja, Yueyue duduk sendiri, menatap layar laptopnya.
Jari-jarinya mengetik dengan cepat, membuka koneksi ke perusahaan di negara M yang memiliki satelit satu-satunya yang masih aktif di orbit saat meteor jatuh.. StarNet M.
Dia membuat proposal kerja sama, menambahkan keterangan:
“Kami memiliki perlindungan sistem elektromagnetik berbasis medan lemah. Mampu mempertahankan sinyal bahkan dalam serangan atmosfer tingkat tinggi.
Kami ingin kontrak penggunaan satelit pribadi anda. Sebagai gantinya… kami tawarkan sistem firewall tak tertembus.”
Yueyue menatap ke langit dari jendela ruang kerja, ia membayangkan langit masa depan, yang akan segera dipenuhi warna merah akibat medan elektromagnet yang besar.
“Kita harus bisa terhubung ke jaringan,” bisiknya. “Apa pun yang terjadi.”
⸻
Malam itu, sebelum tidur, sambil memeluk Yueyue, Ming Xiu berbisik .
“Terima kasih,” katanya tiba-tiba.
“Untuk apa?”
“Karena mempercayai kami semua… orang tuaku, adikku, kamu menyelamatkan kami”
Yueyue diam sejenak, lalu menyandarkan kepalanya ke dadanya, menghirup harum tubuhnya yang seperti hutan pinus.
“Kamu, Ayah, Ibu, Lanlan, adalah satu-satunya keluarga yang aku miliki, tentu saja kita harus saling menjaga”
Ming Xiu melonggarkan pelukannya, menatap wajah Yueyue, membelai rambutnya, dan mulai menciumi mata, hidung dan bibirnya, sambil berbisik, “Yueyue.. aku mencintaimu.. sangat mencintaimu”
“Mmmhh… aku juga mencintaimu, Xiu” Yueyue mulai membalas ciumannya, dan mereka larut dalam kehangatan yang hanya milik mereka berdua..