Pagi itu, udara kota terasa lebih berat dari biasanya. Rumah keluarga Ming tampak seperti markas kecil penuh kesibukan. Di halaman belakang, dua mobil off-road dan satu kendaraan RV berdiri gagah, siap untuk uji coba jalur menuju pangkalan.
RV mereka bukan sembarang RV. Kendaraan itu telah dimodifikasi oleh teknisi dari perusahaan rekanan ArchaByte dan Ming Group. Tenaga surya terpasang di atapnya, dengan lapisan pelindung elektromagnetik menyelimuti badan mobil. Di dalamnya terdapat dapur kecil, tempat tidur lipat, ruang kerja dengan monitor pengawasan, serta akses darurat ke jaringan komunikasi.
Bahkan, Pix memiliki stasiun kecil khusus di dalamnya untuk memproyeksikan data dan hologram.
Yueyue mengenakan jaket ringan dan sepatu tempur, tablet transparan tergantung di pergelangan tangan kirinya. Di sampingnya, Ming Xiu menyesuaikan headset komunikasi.
“Rute hari ini: dari rumah ke pangkalan, lewat jalur industri lama dan jalan inspeksi sungai. Kita cari titik paling stabil untuk jalur suplai ke depan,” ucap Yueyue.
“Ayah bilang beberapa jalan itu sudah jarang dipakai sejak pandemi lima tahun lalu. Harusnya cukup tersembunyi,” tambah Ming Xiu.
Pix, kini dalam bentuk burung hantu mungil hologram, melayang di atas kepala mereka. “Sensor aktif! Aku siap menjadi pemandu udara, sekaligus DJ kalau suasana tegang.”
Mereka bertiga masuk ke RV, sementara dua mobil off-road diisi oleh Lin Mei dan Han Zhi di mobil pertama, serta dua pengemudi bayaran terpercaya yang direkrut Ayah Ming di mobil kedua.
Setelah semua siap, gerbang rumah terbuka perlahan. Konvoi kecil itu meluncur perlahan ke arah timur kota.
Di dalam RV, Yueyue memantau radar kecil dan sistem pemetaan satelit. Beberapa titik di peta disorot merah—area dengan sinyal lemah atau gangguan struktur jalan.
“Ini jalur lama, tapi masih bisa dipakai. Nanti kita pasang repeater di titik ini dan sini,” katanya sambil menunjuk layar.
Ming Xiu menyetir dengan tenang. “Kita juga harus pikirkan tempat persembunyian darurat. Kalau nanti pengepungan zombie terjadi, kita harus punya jalan keluar dari semua arah.”
Di luar jendela, dunia masih tampak normal. Mobil-mobil melintas, toko-toko buka seperti biasa. Tapi di mata Yueyue… semua itu hanya ilusi.
Setelah menempuh hampir dua jam, mereka tiba di area kompleks industri tua — lokasi yang dipilih sebagai pangkalan utama.
Han Zhi sudah lebih dulu turun dan mulai memindai area dengan alat portabel. “Bangunan masih stabil! Beberapa titik bisa direnovasi buat bunker bawah tanah.”l
Yueyue turun dari RV dan berdiri di tengah halaman luas bekas pabrik.
Ia menarik napas dalam-dalam. “Tempat ini… akan jadi benteng terakhir kita.”
Ming Xiu berdiri di sampingnya, lalu berkata pelan, “Dan tempat kita mulai kembali membangun.”
Pix terbang rendah dan menampilkan peta udara. “Semua jalur aman. Sekarang tinggal pasang kamera, sensor gerak, dan jaringan komunikasi cadangan.”
Uji coba jalur hari itu selesai tanpa hambatan.
Tapi Yueyue tahu… ini baru awal. Setelah ini, mereka harus membawa robot konstruksi masuk, mulai membangun pertahanan, dan menyiapkan tempat aman untuk orang-orang yang akan diselamatkan.