Tiga hari setelah uji coba jalur, pangkalan mulai menunjukkan bentuknya yang konkret.
Di dalam Ruang Teratai, lima robot konstruksi kini aktif bekerja. Mereka membangun gudang-gudang penyimpanan dari bahan ringan namun kuat, menyusun logam dan kayu dengan presisi menakjubkan. Gudang-gudang ini nantinya akan menyimpan makanan, senjata, pakaian, dan peralatan medis, memastikan semua kebutuhan dasar terpenuhi.
Sementara itu, di lokasi pangkalan utama yang ada di dunia nyata, konstruksi fisik dimulai dengan intensitas tinggi. Dinding pertahanan mulai didirikan mengelilingi perimeter, menjulang setinggi lebih dari empat meter. Dinding ini terbuat dari beton bertulang dan panel baja, dirancang untuk menahan gempuran terberat. Robot-robot dan tim konstruksi manusia bekerja berdampingan, diawasi langsung oleh tim yang direkrut Ayah Ming secara rahasia. Zhou Liang, dengan latar belakang militernya yang kuat, tampak di garis depan, mengawasi setiap proses pemasangan dinding dengan mata tajam, memastikan standar keamanan dan kekuatan terpenuhi.
Bangunan-bangunan inti mulai terbentuk: gedung tempat tinggal, dapur umum, ruang medis, dan bangunan utama tempat para pemimpin pangkalan akan bekerja dan mengatur logistik.
Di sisi barat pangkalan, satu bangunan khusus sedang dibangun dengan fondasi jauh lebih dalam dari yang lain. Tempat itu nantinya akan menjadi gerbang ke jalur bawah tanah—proyek ambisius yang dirancang oleh Yueyue dan Han Zhi.
“Jalur ini nanti akan terhubung ke pertanian di luar pangkalan,” jelas Yueyue dalam rapat kecil mereka, menunjuk pada peta hologram. “Saat ini desa-desa di sekitar masih dihuni, tapi ketika meteor jatuh dan dunia mulai terkena dampaknya, kita akan berupaya menarik penduduk desa untuk masuk, dan lahan di luar akan dijadikan area pertanian. Kita akan membuat pengamanan ketat di area itu.”
“Lalu jalur khusus ini akan digunakan untuk distribusi logistik dan evakuasi darurat,” tambah Han Zhi, sambil memproyeksikan denah rumit. “Kami akan sambungkan ke titik-titik penting: pertanian, sumur air, dan pos pengamatan bukit.” Xia Feng, dengan keahliannya dalam pengamanan dan infiltrasi, sudah mulai merancang rute dan titik pengawasan untuk jalur-jalur ini, memastikan keamanan di setiap langkahnya.
Ming Xiu mengangguk. “Kita siapkan jalurnya dari sekarang. Jika ada hal-hal diluar yang mengancam, kita bisa bergerak cepat dan aman.”
Sore itu, Yueyue berjalan di atas lahan pangkalan, menyaksikan pembangunan yang begitu masif. Debu beterbangan, suara mesin bergemuruh, namun semua itu adalah simfoni harapan.
Pix, dalam bentuk drone kecil, melayang di atas bahunya. “Lima jalur bawah tanah. Tiga gudang dalam. Dua rumah logistik luar. Semuanya mulai terbentuk dengan presisi tinggi.”
Yueyue mengangguk, sorot matanya penuh tekad. “Ini lebih dari sekadar pangkalan. Ini akan jadi titik awal dunia baru.”
Di malam hari, mereka kembali ke Ruang Teratai, memantau pekerjaan robot yang terus berlangsung tanpa henti. Cahaya kuning keemasan dari rumah kayu menyinari wajah Yueyue yang diam termenung.
Ming Xiu duduk di sampingnya, menggenggam tangannya erat. “Kita membangun dua dunia sekaligus, Yueyue. Dan kamu… adalah penghubung keduanya, jantung dari semua harapan ini.”
Yueyue menoleh dan tersenyum tipis. “Kali ini, kita siap, Xiu. Kali ini, kita akan bertahan.”