Dua minggu setelah Yueyue mulai menyebarkan sinyal peringatan ke dunia luar, dampaknya perlahan terasa. Beberapa kanal sains alternatif mulai membahas kemungkinan gangguan orbit asteroid, sementara teori konspirasi ramai di forum-forum bawah tanah. Di tengah semua itu, satu nama lama muncul kembali…sosok dari masa lalu Yueyue yang dulu hanya catatan kecil, namun kini berpotensi mengubah banyak hal dalam rencana besar mereka.
Hari itu, Yueyue menerima pesan dari jalur komunikasi rahasia ArchaByte. Ini bukan pesan biasa, melainkan ping terenkripsi yang hanya bisa dikirim oleh pihak yang memiliki akses ke frekuensi sangat terbatas.
INBOX: “Gaya sinyalmu tidak berubah. Kita harus bicara. -W.”
Mata Yueyue membeku menatap layar tablet. Hanya satu orang yang pernah menandatangani pesan dengan "-W."—Wen Ruo. Mantan seniornya di kampus, seorang ahli kriptografi dan komunikasi gelap. Dahulu, mereka hampir bekerja sama membangun divisi black net ArchaByte, hingga Wen Ruo menghilang tanpa kabar setelah dicurigai menjual data eksperimen ke pihak luar. Ingatan akan pengkhianatan di masa lalu terlintas, namun kali ini, ia tahu ada konteks yang berbeda.
"Wen Ruo?" tanya Ming Xiu pelan, menatapnya dari balik meja. Ia tahu nama itu dari cerita-cerita Yueyue.
Yueyue mengangguk perlahan. "Dia sangat jenius, tapi karakternya abu-abu. Kita tidak tahu dia di pihak siapa, atau sejauh mana dia sudah tahu tentang virus dan meteor ini."
Pix melayang ke layar dan membaca metadata pesan. "Pesannya datang dari jalur satelit privat… kemungkinan besar dari dalam negeri. Lokasinya masih samar, tapi dia pasti sudah tahu kita sedang menyusun sesuatu yang besar. Firewall-nya juga cukup kuat."
Yueyue mengetik cepat, membalas.
"Jika kamu benar-benar ingin bicara, datanglah. Sendirian. Jika niatmu bukan kerja sama, maka jangan repot-repot muncul. Aku tidak punya waktu untuk permainan lama."
Sementara itu, di layar lain, Ayah Ming juga memperkenalkan dua orang kepercayaan lamanya—salah satu mantan kepala proyek bawah tanah untuk perusahaan pengembangan bahan tahan radiasi, dan satu lagi teknisi militer senior yang kini pensiun. Mereka adalah aset berharga untuk pembangunan pangkalan.
"Keduanya bisa dipercaya," kata Ayah Ming, menyerahkan file digital mereka kepada Yueyue. "Mereka tahu bagaimana menyimpan rahasia. Dan lebih penting, mereka tahu bagaimana membangun sesuatu yang bisa menahan kehancuran dunia yang akan datang, termasuk menghadapi skenario bio-hazard." Ini adalah cara halus untuk memberi tahu bahwa mereka telah diberi informasi yang lebih lengkap tentang ancaman sebenarnya.
Yueyue mengangguk. "Kita akan membutuhkan mereka saat membangun sistem bawah tanah. Namun, akses ke Ruang Teratai tetap hanya untuk keluarga inti. Kerahasiaan adalah kunci utama kita."
Malam harinya, Yueyue berdiri sendirian di balkon, memandangi bintang-bintang yang tampak tenang, sebuah ironi menyakitkan bagi semua yang ia tahu akan datang.
"Jika Wen Ruo benar-benar kembali," gumamnya, suaranya hampir tak terdengar, "dia bisa jadi sekutu paling kuat, atau musuh paling mematikan. Sebuah pisau bermata dua."
Pix muncul sebagai bayangan cahaya di bahunya. "Aku sudah siap untuk memantau semua aktivitasnya. Kita tidak boleh lengah sekarang, Yueyue. Setiap langkah harus dihitung."
Dan di kejauhan, di layar pengintai yang diam-diam memantau lalu lintas data satelit… titik kecil yang baru muncul menyala merah, persis seperti yang Pix duga. Bayangan dari masa lalu mulai bergerak mendekat, membawa potensi besar, baik untuk kebaikan atau bahaya.