Zhang Muzhi

Perang para dewa tidak meninggalkan pemenang di bumi, hanya dunia yang hancur.
Ribuan tahun kemudian, jiwa Tuhan perang menciptakan dunia baru dari puing-puing.
Sembilan reinkarnasi untuk kepercayaan yang sama.
Seorang pemuda menatap langit berbintang dengan pedang di tangan.
Monster, iblis, orang jahat... Siapapun yang berani merusak dunia ini akan berakhir mati.
Untuk melihat bagaimana seorang pemuda mencapai puncak dunia sedikit demi sedikit, mewarisi jiwa Tuhan perang, dan mempertahankan dunianya sendiri!

Guru Pertarungan yang Cemerlang

Memurnikan Eliksir Darah adalah proses yang rumit. Tungku biasa tidak bisa menampung cukup banyak darah monster, jadi membutuhkan tempat yang luas. Sebelum pemurnian, parit harus digali dalam pola silang di tanah, dengan tungku ditempatkan di tengah.


Parit-parit itu seperti vena, sementara tungku itu seperti jantung.


Semua darah monster akan dituangkan ke dalam parit dan mengalir ke tungku. Begitulah cara eliksir dimurnikan.


Ruang di alun-alun cukup luas, dan apa yang dimiliki Jiang Chen saat itu adalah waktu.


Dia menggunakan Pedang Redcloud sebagai sekop dan mulai menggali di alun-alun.


Setelah parit digali, dia membuat beberapa perubahan pada bejana masak yang sebelumnya digunakan untuk memasak daging monster.


Meskipun jenis tungku tertentu akan memberikan efek terbaik dan tingkat keberhasilan tertinggi, apa lagi yang bisa dia lakukan mengingat dia terjebak di tempat itu?


Bepergian Ribuan Mil Sendirian III