Petunjuk baru

Fenrir memandang Fortis dengan mata yang merah dan mengaum keras. "Gwrah!!" Fenrir menerjang ke arah Fortis dengan kecepatan yang luar biasa, namun Fortis siap dan menahan serangan Fenrir dengan perisainya.

"Aku tidak akan kalah!" Fortis berteriak sambil menyerang Fenrir dengan pedangnya. Fenrir mengaktifkan sihir apinya dan melapisi tubuhnya dengan api biru, namun Fortis tidak gentar dan terus menyerang.

"apa-apaan ini?...... kita semua tidak dapat melakukan apapun." para hunter yang ikut berkata heran dicampur tak berdaya melihat Pertarungan antara Fortis dan Fenrir yang sangat sengit, keduanya saling menyerang dan bertahan. Fenrir menggunakan semua kemampuan yang dimilikinya untuk mengalahkan Fortis, namun Fortis tidak kalah dan terus melawan dengan gigih.

Setelah beberapa lama pertarunga, Fortis berhasil membuat Fenrir terluka parah dengan menggunakan sihir tanah yang ditanamkan ke pedangnya. Fenrir terjatuh ke tanah dan tidak bisa bergerak lagi. Fortis berdiri di atasnya, siap untuk memberikan serangan akhir.

"Tamat sudah," Fortis berkata sambil mengangkat pedangnya. Namun, tiba-tiba Fenrir menghilang dan digantikan oleh sebuah portal yang terbuka.

"Apa ini?" Fortis melompat menjauh dan bertanya sambil memandang portal yang terbuka. Tiba-tiba, sebuah suara terdengar dari dalam portal.

"Fenrir... kamu menyedihkan kau kalah hanya oleh manusia" suara itu berkata. "Tapi pertarunganmu belum selesai. jika aku membiarkan kau mati disini rencana orang itu akan kacau dan gagal" lanjut suara itu

Portal itu kemudian tertutup, meninggalkan Fortis yang berdiri sendirian.

"Apa yang baru saja terjadi?" Fortis bertanya sambil memandang tempat portal itu berada. Dia tidak tahu apa yang terjadi pada Fenrir dan apa yang menunggunya di sisi lain portal.

Fortis berdiri sendirian, memandang tempat portal yang baru saja tertutup. Dia masih mencoba memahami apa yang baru saja terjadi. Fenrir, monster kuat yang telah dia lawan, tiba-tiba menghilang dan digantikan oleh portal yang membuka jalan ke tempat lain.

"Apa yang ada di sisi lain portal itu?" Fortis bertanya pada dirinya sendiri. Dia penasaran tentang apa yang menanti Fenrir di tempat yang tidak diketahui itu.

Fortis kemudian memikirkan tentang pertarungan yang baru saja terjadi. Dia sadar bahwa Fenrir yang baru saja dia lawan merupakan monster yang telah dijinakan oleh seseorang menggunakan suatu skill

"Apa tujuan dari semua ini?" Fortis bertanya pada dirinya sendiri. Dia tidak tahu apa yang terjadi pada Fenrir dan apa yang menunggunya di sisi lain portal.

Fortis memutuskan untuk kembali ke tempat Luxia dan Vagus, untuk memberitahu mereka tentang apa yang baru saja terjadi. Dia berharap bahwa mereka dapat membantu dia memahami apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan selanjutnya.

fortis sampai di tempat para penyembuh dan melihat luka luxia yang masih terbuka karna sihir penyembuhan yang tidak cukup kuat fortis lalu menghampiri vagus yang sedang meracik ramuan penyembuhan untuk luka luxia "bagaimana keadaan nona luxia? apakah dia baik-baik saja?" fortis menanyakan kepada vagus "tidak...... sayangnya hanya dengan sihir penyembuhan biasa luxia tidak akan selamat" vagus berkata lemas sambil terus fokus membuat ramuan

"kita sudah menggunakan semua ramuan penyembuh yang kita bawa tetapi masih tidak cukup" lanjut vagus "kalau begitu kita harus bergegas kembali ke desa!" fortis menyarankan ke vagus "di guild kita memiliki banyak ramuan penyembuh tingkat tinggi! dengan itu seharusnya cukup untuk menyelamatkan nona luxia" fortis menjelaskan ke vagus "tidak,itu tidak bisa kalau kita melakukan itu aku khawatir kalau tubuh luxia tidak akan kuat" vagus menolak tawaran fortis "kalau begitu aku akan utus seseorang untuk mengambil seluruh ramuan penyembuh yang ada di guild dan membawanya ke sini" fortis berkata sambil berjalan ke luar "tolong lakukan" vagus menerima tawaran fortis

Fortis berlari ke luar dan memanggil salah satu anggota guild untuk mengambil ramuan penyembuh tingkat tinggi. "Hei, aku butuh seseorang untuk mengambil ramuan penyembuh tingkat tinggi dari guild! Ini untuk menyelamatkan nyawa nona Luxia!" Fortis berteriak.

Seorang anggota guild yang merupakan hunter yang ditolong luxia dari serangan fenrir bernama rufus langsung mengangguk dan berlari untuk menjalankan tugas itu. "Aku akan segera mengambilnya,tuan Fortis! Jangan khawatir!" Rufus menaiki kuda dan pergi kedesa dengan kecepatan tinggi

Fortis kembali ke tempat Vagus dan Luxia, berharap bahwa ramuan penyembuh yang dibawa rufus dapat membantu menyelamatkan nyawa Luxia. "Semoga saja rufus cepat kembali dengan ramuan penyembuh itu," Fortis berkata sambil memandang Luxia yang masih terbaring lemah.

Vagus memandang Fortis dengan mata yang lelah. "Terima kasih, Fortis. Aku berharap kita dapat menyelamatkan Luxia."

Fortis memandang Vagus dengan mata yang penuh harapan. "Kita pasti bisa, Vagus. Kita akan melakukan segala yang kita bisa untuk menyelamatkan nona Luxia."

Tidak lama kemudian rufus kembali membawa 4 kotak ramuan tingkat tinggi "tuan fortis aku membawa ramuan yang kau perintahkan"rufus berkata sambil berjalan masuk ke tenda tempat luxia terbaring dengan membawa semua ramuan yang dia ambil "Kerja bagus cepat tuangkan itu ke luka nona luxia! " Fortis memerintahkan ke rufus

Rufus langsung menuangkan ramuan penyembuh tingkat tinggi ke luka Luxia. Vagus memantau prosesnya dengan seksama, memastikan bahwa ramuan tersebut digunakan dengan benar.

Setelah beberapa saat, Luxia mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Lukanya mulai menutup, dan warna kulitnya kembali normal. Vagus tersenyum lega, "Terima kasih, Fortis. Ramuan ini sangat efektif."

Fortis tersenyum, "Aku senang bisa membantu. Sekarang, mari kita fokus pada memulihkan kekuatan Luxia."

Vagus mengangguk, "Ya, kita harus memastikan bahwa Luxia pulih sepenuhnya"

"Vagus aku akan menyiapkan kereta untuk membawa nona luxia kembali ke desa, kita tidak bisa terus disini sebentar lagi matahari terbenam kalau terus begini kita dapat memancing monster dan itu akan membahayakan nyawa nona luxia lagi" Fortis menjelaskan ke vagus

"Kau benar fortis kita harus segera membawa luxia kembali ke desa sebelum monster kembali mun, "Aku akan tetap di sini untuk menjaga Luxia. Jangan khawatir, tuan Fortis."

Fortis memandang Rufus dengan mata yang penuh penghargaan, "Terima kasih, Rufus. Kamu telah melakukan pekerjaan yang baik."

Fortis lalu keluar tenda dan menyiapkan kereta kuda untuk mengangkut luxia dengan dikawal dengan 10 orang petualang tingkat B dan C kereta yang mengangkut luxia sampai di desa " Bawa nona luxia ke ruang perawatan guild disana memiliki peralatan medis paling lengkap di desa ini" dan luxia dibawa ke ruang perawatan guild setelah luxia dimasukan ke ruang perawatan vagus dan fortis berbincang di luar ruangan,fortis menjelaskan tentang apa yang terjadi saat dia melawan fenrir ke vagus "jadi begitu..... Sebuah portal yang membawa fenrir pergi ketempat yang tidak kita ketahui" Vagus merangkum kembali informasi yang diberikan fortis tetapi dia tidak dapat menyimpulkan apapun "mungkin nona luxia mengetahui sesuatu kita tunggu sampai dia bangun dan menanyainya tentang ini" Fortis mengatakan ke vagus "itu ide bagus kita tidak dapat menyimpulkan informasi apapun saat ini" Vagus menjawab

luxia tidak sadarkan diri selama 1 minggu

Setelah satu minggu, Luxia akhirnya sadar kembali. Fortis, Vagus, dan Rufus yang selalu menunggui Luxia di samping tempat tidurnya langsung tersenyum lega ketika melihat Luxia membuka matanya.

"Selamat pagi, nona Luxia," Fortis berkata dengan lembut. "Bagaimana perasaanmu sekarang?"

Luxia mencoba berbicara, tapi suaranya masih lemah. "A...aku...baik-baik saja, kurasa," Luxia menjawab dengan pelan.

Vagus langsung memberikan Luxia air untuk diminum. "Minum ini, Luxia. Kamu pasti masih merasa lelah. Apakah masih ada yang terasa sakit? " Vagus menanyakan keadaan luxia "ti... dak kurasa" Luxia menjawab dengan lelah

Luxia meminum air yang diberikan Vagus dan kemudian memandang Fortis. "Apa...apa yang terjadi? Bagaimana aku bisa di sini?"

Fortis tersenyum. "Kamu terluka parah saat melawan Fenrir. Kami harus menggunakan ramuan penyembuh tingkat tinggi untuk menyembuhkanmu."

Luxia mencoba mengingat, tapi masih terlihat bingung. "Fenrir...ya, aku ingat. Kami melawan monster itu...dan..."

Fortis membantu Luxia mengingat. "Ya, kamu dan aku melawan Fenrir. Tapi setelah itu, kamu terluka parah dan kami harus membawa kamu ke sini untuk dirawat."

Luxia mengangguk pelan, masih terlihat lelah. "Terima kasih, Fortis. Aku berhutang nyawa padamu lagi." "Tidak udah dipikirkan, sudah kubilangkan kamilah yang harusnya berterima kasih karnamu menahan mahluk itu kami dapat menyiapkan pasukan untuk mengalahkan fenrir dan membuatnya tidak merusak desa" Jawab fortis "ya.... Meski Pada akhirnya yang bertarung hanya tuan fortis" Rufus menjawab dari ujung tempat tidur "kau.... Siapa? " Luxia menjawab mencoba mengingat kembali "ah maaf telat memperkenalkan diri aku Rufus hunters rank c dan Terima kasih karna telah menyelamatkanku dari fenrir" Rufus memperkenalkan dirinya dan berterima kasih ke luxia

Luxia tersenyum lemah, "Terima kasih, Rufus. Aku senang bisa membantu."

Vagus yang berdiri di samping Luxia, "Luxia, kami memiliki beberapa pertanyaan untukmu. Tentang Fenrir dan portal yang membawanya pergi."

Luxia memandang Vagus dengan mata yang penasaran, "Apa yang ingin kalian ketahui?"

Fortis menjelaskan, "Kami ingin tahu apa yang kamu ketahui tentang Fenrir dan portal itu. Apakah kamu tahu siapa yang mengendalikan Fenrir?"

Luxia berpikir sejenak, "Aku tidak tahu pasti... Tapi aku memiliki firasat bahwa Fenrir dikendalikan oleh seseorang yang sangat kuat."

Rufus bertanya, "Apakah kamu tahu apa tujuan dari orang yang mengendalikan Fenrir?"

Luxia menggelengkan kepala, "Aku tidak tahu... Tapi aku yakin bahwa itu tidak baik untuk kita."

Vagus mengangguk, "Kami akan terus mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini. Untuk sekarang, kamu harus fokus pada pemulihanmu."

Luxia mengangguk lemah, "Ya, aku akan berusaha untuk pulih secepat mungkin."