Konspirasi

[BABAK BARU: KONSPIRASI DI BAWAH KOTA]

3 HARI PASCA-LEDAKAN

Kota Karvastra tampak tenang di permukaan. Jalan raya tetap padat, lampu-lampu neon tetap menyala, billboard menampilkan iklan-iklan penuh kebohongan tentang kemajuan dan perdamaian. Tapi di bawah tanah—neraka sedang mempersiapkan naik ke permukaan.

Praja bangkit dari reruntuhan bersama Dion dan Mira. Tubuh mereka babak belur, tapi semangatnya malah semakin liar. Mereka tidak hanya berhasil selamat… mereka membawa satu hard drive dari ruang data Aditya sebelum ledakan.

Dan isinya?

Rahasia yang bisa membakar seluruh sistem.

---

DI MARKAS SEMENTARA MEREKA

Dion menatap layar komputer, matanya bergerak cepat, menembus ribuan file terenkripsi. Mira duduk di pojok, diam, masih berkeringat, tubuhnya menggigil ringan seperti sisa kekuatannya belum sepenuhnya padam. Praja duduk dengan rokok di tangan, menatap ke langit-langit sembari mengingat setiap wajah yang mati karena sistem.

“Ini bukan sekadar mafia, bukan sekadar Aditya…” Dion bergumam.

“Apa maksudmu?” tanya Praja.

“Aditya cuma operator lapangan. Dalangnya bukan dia. Ada satu nama yang muncul berkali-kali dalam transaksi, surat perintah, bahkan keputusan pemerintah.”

Dion menekan enter. Muncul satu file video rahasia. Mereka menontonnya bersama.

Dalam video itu tampak ruang konferensi mewah. Ada 8 orang bertopeng duduk melingkar, semua berpakaian formal. Di tengah meja, ada simbol—gabungan dari lambang pemerintah, militer, korporasi, dan media. Simbol itu disebut: “Konsorsium Alpha”.

Salah satu pria bertopeng berbicara:

> "Proyek Raven adalah tahap awal. Jika eksperimen sosial ini berhasil, kita bisa mengendalikan emosi massa, ekonomi lokal, hingga arah pemilu—dari balik layar. Biarkan masyarakat merasa mereka memilih. Padahal kita yang menulis soal."

> “Kalau ada yang membangkang?”

> “Musnahkan. Sistem ini tidak membutuhkan suara. Hanya ilusi kebebasan.”

Mira menatap layar dengan marah. “Mereka... bukan manusia. Mereka penguasa bayangan.”

Dion mengangguk. “Dan satu hal lagi... satu dari delapan orang ini… adalah Presiden Karvastra.”

Praja tertawa kecil, lalu berdiri. “Jadi kota ini memang tidak bisa diselamatkan.”

“Lalu?” tanya Dion.

“Lalu kita jangan selamatkan,” gumam Praja. “Kita hancurkan semuanya. Dan biarkan yang benar-benar hidup, bangkit dari puingnya.”

---

MISI BARU: MELAWAN KONSORSIUM ALPHA

Target 1: Media Karvastra – pusat penyebaran propaganda dan sensor informasi.

Target 2: Bank Sentral – tempat seluruh dana gelap diputar.

Target 3: Lab bawah tanah Omega – tempat percobaan manusia seperti Mira disiapkan secara masal.

Tapi sebelum itu... Dion membuka satu file terakhir.

Subjek: “Rencana Alternatif - Pemusnahan Tim Raven”

Ada nama mereka bertiga di dalamnya.

Ada foto-foto terakhir mereka.

Ada catatan:

> “Jika mereka lolos dari Protokol 7, aktifkan Proyek Reaper.

Gunakan Mira sebagai senjata. Dia tidak sadar bahwa dia membawa kode pembunuh di dalam tubuhnya.”

Mira membeku.

“Apa… maksudnya?” suaranya bergetar.

Dion menatapnya. “Tubuhmu bukan cuma menghasilkan kekuatan… dia juga bisa menghancurkan kota. Jika diaktifkan.”

Praja mendekat.

“Mira… kau adalah senjata terakhir mereka. Tapi sekarang, kita bisa pilih: kau jadi kehancuran Karvastra... atau pembebasannya.”