Masa lalu Ayla dan Kenzo

21.05 — Gudang Tua Pelabuhan

Mereka bertiga masuk ke dalam gudang kosong. Di tengah ruang, hanya ada satu meja besi, dua kursi karatan, dan sebuah proyektor tua yang masih bisa menyala. Kenzo menyalakan alat itu. Cahaya redup menari di tembok retak, memperlihatkan potongan wajah, data, dan misi-misi rahasia masa lalu.

AYLA — Anak Sistem yang Menggigit Tuan-nya

Layar menampilkan sosok Ayla muda, berseragam hitam, memimpin regu eksekusi di dataran utara. Tak ada emosi di wajahnya. Dia dulu adalah salah satu anak didik terbaik dari program Silent Orchid, unit rahasia yang diciptakan untuk memusnahkan tokoh-tokoh oposisi yang terlalu vokal terhadap sistem.

> “Aku membunuh tujuh orang hanya dalam dua hari. Semua dianggap 'pengacau masyarakat'. Padahal... mereka hanya guru, penulis, dan satu pembuat film dokumenter.”

Wajah Ayla menegang.

> “Aku tidak menyesal karena membunuh. Aku menyesal karena pernah percaya mereka layak dibunuh.”

Dalam salah satu misi, dia diperintahkan untuk melenyapkan seorang anak berusia 9 tahun—putra dari seorang aktivis. Tapi Ayla tidak menarik pelatuk. Ia kabur. Sejak itu, ia menjadi buruan. Ironis: mantan pemburu menjadi yang diburu.

---

KENZO — Agen Ganda Tanpa Negara

Kenzo menghisap rokok elektronik, menatap layar saat wajahnya sendiri muncul dalam video pengawasan.

Ia dulu adalah aset lintas negara, ganda dalam segala hal—dalam tugas, identitas, dan bahkan moral. Ia membantu pemerintah membongkar jaringan mafia… sembari menjual rahasia negara kepada mafia itu sendiri.

> “Aku bukan pahlawan. Aku hanya mencari alasan untuk bertahan. Tapi ada satu hal yang tak pernah kulakukan: menjual data tentang anak-anak.”

Kenzo pernah menyaksikan sendiri bagaimana seorang jenderal memanfaatkan program teknologi pendidikan untuk mencuci otak siswa lewat chip tersembunyi dalam tablet yang dibagikan secara gratis. Ia mengambil data itu… dan melarikan diri sebelum dibungkam.

> “Anak-anak itu sekarang tumbuh... dengan memori yang sudah dimodifikasi. Mereka tidak tahu sejarah. Tidak tahu penderitaan. Tidak tahu bahwa mereka sedang dikontrol.”

---

RESONANSI DENGAN PRAJA

Praja mendengar semuanya dalam diam. Ia tidak perlu menginterogasi. Ia tahu, luka terdalam bukan yang ditanyakan, tapi yang dibagikan tanpa dipaksa.

Dia menatap proyektor yang terus berputar. Layar menampilkan satu nama terakhir: Project Caelus. Semua mata tertuju pada kata itu.

Ayla bicara pelan.

> “Ini... sumber dari semua kekuatan mafia. Bukan uang. Bukan senjata. Tapi penghapusan sejarah. Dan mereka sudah mulai dengan cara yang kita bahkan tidak sadar.”

---

TRANSISI

Proyektor padam. Malam semakin dalam. Di luar gudang, suara pelan ombak memecah keheningan.

Tiga orang yang dulu tak saling percaya, kini duduk menghadap satu peta kota. Tidak sebagai tokoh utama dan pembantu. Tapi sebagai korban sistem… yang akhirnya memilih menjadi lawan sistem.

> “Kita tak bisa melawan mereka semua sekaligus,” kata Kenzo.

> “Tapi kita bisa membuat mereka takut kehilangan satu hal: narasi,” sahut Ayla.