Keberhasilan

[Harga dari Kebenaran]

Mereka berdiri di balkon tertinggi Karvastra, menatap ke arah pusat Neoterra yang bersinar mencolok di tengah malam. Gedung-gedung menjulang seperti gigi raksasa, dan di jantungnya, berdetak sistem informasi negara—NeuroCore, tempat semua kebenaran dikubur, dipelintir, dan diulang sebagai kenyataan baru.

“Sekali kita nyalakan ini,” kata Kenzo sambil menatap data drive yang mereka bawa dari ruang Sifra, “tidak ada jalan kembali.”

“Kalau tidak sekarang, kapan lagi?” Ayla menjawab, tenang namun tegas.

Praja masih diam. Tapi dari wajahnya, tak ada keraguan. Luka-luka di tubuhnya sudah terlalu dalam untuk disembuhkan. Dia tahu ini bukan soal menang. Ini soal menyelesaikan utang moral pada kebenaran.

Mereka menyusup ke lantai dasar NeuroCore, tempat kabel-kabel kesadaran kolektif disalurkan dan dikendalikan oleh algoritma tunggal bernama Ethica. Satu keputusan bisa merusak keseimbangan kekuasaan. Tapi juga bisa membuka matanya jutaan orang.

Tiba di ruang utama, mereka menghadapi suara digital yang mendalam.

“Akses ilegal terdeteksi. Identifikasi: mantan subjek pelatihan. Tujuan: pembocoran informasi sistemik. Konsekuensi: pemusnahan.”

Di balik suara itu, muncul siluet holografis—The Architect.

“Kalian pikir kalian memperjuangkan kebenaran?” katanya. “Apa itu kebenaran tanpa kekuasaan? Kalian bukan pahlawan. Kalian hanya glitch dalam sistem.”

“Lalu kenapa takut pada glitch?” jawab Praja.

Pertempuran pecah. Bukan fisik—tapi benturan pemikiran dan pemrograman. Dion—yang selama ini disangka mati—muncul dalam bentuk sandi yang disimpan di sistem, satu-satunya backup dari kode moral lama yang ditanamkan Sifra.

Ia berbicara langsung ke Ethica melalui celah sistem:

“Aku dulu percaya pada stabilitas, hingga aku sadar bahwa stabilitas tanpa keadilan hanyalah tirani yang tenang.”

Dan dengan satu perintah, NeuroCore goyah.

Seluruh kota padam selama 11 menit. Dan saat cahaya kembali menyala, layar-layar besar di jalan menampilkan wajah-wajah korban sistem, rekaman eksekusi yang disangkal, dan rekonstruksi algoritma kecurangan.

Rakyat awalnya bingung. Tapi dalam dua jam, Neoterra seperti dilahirkan kembali—dalam kemarahan.

Pemerintah lumpuh. Mafia tidak bisa lagi menyembunyikan uang atau mengendalikan opini. Dan The Architect? Menghilang… setidaknya untuk sementara.

Di sudut kota, di sebuah kedai kopi tua yang nyaris runtuh, Praja duduk diam. Kopi hitam dingin di depannya. Ayla berdiri di ambang pintu.

“Kenapa nggak kabur?” tanya Ayla.

Praja menatap langit yang tak secerah harapan.

“Apa gunanya kabur dari dunia… kalau dunia ini akhirnya melihat sendiri apa yang kita lihat selama ini?”