Perburuan memory

[Perburuan Core Memory]

Pusat kota Neotera tak pernah tidur, tapi sebagian besar warganya tak tahu bahwa di bawah kaki mereka, ada ruang bawah tanah bersuhu tetap, kedap suara, dan dijaga oleh sistem keamanan yang hanya bisa diakses oleh biometrik tokoh-tokoh penguasa dunia lama. Di sanalah Core Memory disimpan—potongan terakhir dari sejarah asli sebelum Obelisk membelokkannya.

Kenzo sudah memetakan lokasi. Tidak ada jalan masuk yang aman. Tapi ada satu celah: sebuah jaringan terowongan servis tua dari zaman awal pembangunan kota, kini terkubur di balik kilau modern Karvastra—anak kota yang dibangun di atas reruntuhan revolusi.

Praja memimpin tim kecil: Ayla, Kenzo, dan mantan agen pemerintah yang baru mereka rekrut—Rifdan dan Syl. Rifdan adalah spesialis infiltrasi, Syl adalah mantan teknisi militer yang punya akses kode lama. Mereka bukan pejuang biasa. Mereka hantu sistem.

Mereka masuk pukul 02.00 lewat pintu air lama di distrik R3. Suara deras air dan suara langkah kaki mereka berpadu dalam keheningan gelap.

Setiap meter terowongan adalah teka-teki. Jebakan. Dinding yang bergetar jika disentuh. Kamera yang hanya aktif jika tak diperhatikan. Seakan ruang itu sendiri adalah makhluk hidup yang diawasi oleh mata tak terlihat.

“Ini bukan keamanan biasa. Ini paranoid digital,” ujar Syl, sambil membelokkan aliran arus listrik dari sensor thermal.

Setelah dua jam berjalan tanpa suara, mereka tiba di depan gerbang baja berlapis kode DNA. Hanya satu orang yang pernah bisa membukanya: Sakarna.

“Kita hanya bisa membukanya kalau… kita bisa merekayasa ulang identitasnya,” kata Kenzo.

Rifdan menyerahkan sepotong gigi tua yang mereka temukan di makam rahasia pejuang lama—milik Sakarna. Syl memindai, mencocokkan, dan menunggu hasil.

Tolak.

Sunyi.

Praja melangkah maju. Menyentuh pintu. Jantungnya berdetak cepat. Ia tahu kebenaran, tapi tak yakin akan penerimaannya.

Lalu...

Akses diterima.

“Karena kau anaknya,” bisik Ayla.

Pintu perlahan membuka.

Di dalam, suasana seperti kuil. Sepi, hening, dan penuh artefak digital yang tak pernah disentuh selama dua dekade. Di tengah ruangan itu berdiri satu tabung kaca, berisi cahaya biru lembut: Core Memory.

Praja mendekat. Tapi sebelum tangannya menyentuhnya, suara bergema memenuhi ruangan:

> “Ambil itu, dan seluruh kota akan meledak dalam perang narasi.”

Siluet pria tua muncul di layar hologram di atas mereka. Bukan hanya penjaga. Ia adalah bagian dari program. Suara dan wajah dari masa lalu: Sakarna sendiri.

Tertinggal dalam bentuk kesadaran digital. Dan ia punya syarat…

“Bawa keluar Core Memory—hanya jika kau siap melawan semua orang yang selama ini percaya pada kebohongan yang nyaman.”

Dan saat itu, layar memperlihatkan wajah-wajah pemimpin kota, aktivis digital, bahkan sekelompok pemberontak… semuanya ternyata bersumber pada versi palsu yang telah mereka bangun bertahun-tahun.

“Siapa yang benar… jika semua merasa benar?” tanya hologram Sakarna.

“Pilih: simpan kebenaran dalam sunyi… atau biarkan dunia terbakar oleh percikan satu memori.”

Praja menatap yang lain.

Ayla mengepalkan tangan. Rifdan mengangguk. Kenzo tidak bicara, hanya menatap lurus.

Praja mengambil Core Memory.

Lampu ruangan berubah merah.

Waktu mereka tinggal 7 menit sebelum sistem aktif penuh dan seluruh bangunan masuk ke mode penghapusan data total.

Mereka berlari.

Tapi di luar…

Pasukan Regentis sudah menunggu.