Pengaruh sosial

Hari ke-12 setelah Naresha diselamatkan.

Di tengah puing Karvastra yang perlahan dibersihkan oleh para penyintas, sebuah suara muncul di radio darurat markas.

> “Ini pesan terbuka dari Koloni Selatan. Kami mendengar ada eks-eksekutor TARAK yang hidup di antara kalian. Kami tak akan biarkan anak-anak kami tidur di bawah langit yang sama dengan pembantai.”

Seketika, suasana markas berubah. Suara anak-anak yang biasanya riuh, kini lenyap. Semua mata, diam-diam, mulai mengarah ke satu tenda: tenda Naresha.

---

Benturan Sosial

Malam itu, beberapa warga penyintas menggeruduk tenda Praja.

> “Kau bilang dia selamat, bukan kau bawa senjata ke tengah anak-anak!”

> “Kami kehilangan keluarga karena dia!”

> “Dia bukan manusia, dia alat perang!”

Praja berdiri di hadapan mereka, tubuhnya penuh luka lama yang belum sembuh. Tapi kata-katanya tajam:

> “Kalau kalian ingin membalas dendam, lakukan padaku. Aku yang menyelamatkannya.”

> “Dia… hanya diprogram.”

Seorang ibu maju, menggenggam kalung anaknya yang kini tak ada. Matanya basah.

> “Kalung ini ditemukan di tumpukan mayat. Di tangan yang terpotong. Siapa yang melakukannya, hah? Siapa?!”

Naresha muncul dari tenda.

Wajahnya tenang. Tapi matanya seperti menahan badai.

> “Aku.”

Semua terdiam.

> “Aku yang membunuh. Aku yang membakar. Aku bukan korban. Tapi aku juga bukan mesin lagi. Aku ingat semuanya… dan itu menghantui aku setiap malam.”

Ia menatap ibu itu.

> “Bunuh aku kalau itu membuatmu merasa lega. Tapi tahu satu hal—aku akan menggunakan sisa hidupku bukan untuk menebus, tapi untuk menjaga agar tak ada anak lain yang merasakan apa yang kau rasakan.”

Lalu ia berlutut, membungkuk.

> “Maaf tidak akan cukup. Tapi… biarkan aku memilih jalan baru. Bukan untuk pengampunan. Tapi untuk kejujuran.”

Ibu itu terdiam. Lama.

Lalu berjalan pergi.

Dan untuk pertama kalinya… massa bubar, tanpa kekerasan.

---

Hari Berikutnya – Coretan Dinding

Keesokan harinya, seseorang menuliskan di dinding puing:

> "Bisa menebus dosa bukan berarti semua akan melupakan. Tapi memilih untuk menjaga dunia agar tidak jadi seperti dulu… itu hal yang tak semua berani lakukan."

Di bawahnya, ada gambar tangan… dan tulisan:

> "Naresha ada di antara kita."