Praja dan Lesmana

Tempat: Ruang bawah tanah markas Maelok

Waktu: Setelah kekalahan Zhaer, menjelang konfrontasi final

---

ADEGAN DIMULAI

Praja dan Naresha menembus ruang rahasia di markas Maelok. Di dalamnya, mereka menemukan ruang kapsul biologis—eksperimen lama. Satu kapsul aktif… dan terbuka.

Keluar sosok pria bertubuh kekar, penuh bekas luka dan mata tajam yang penuh dendam: Lesmana.

---

KONFRONTASI

Praja mengangkat senjata.

> “Siapa kau?”

Lesmana menjawab datar: “Seseorang dari kota yang kau biarkan terbakar, saat kau memilih menyelamatkan markasmu sendiri.”

Naresha menatap Praja, kaget. Tapi Praja sendiri bingung.

> “Kota mana?”

“Korvandel,” jawab Lesmana. “Kau tak tahu? Tentu tidak. Karena yang mati di sana tidak terkenal.”

---

FLASHBACK (NARASI LESMANA)

Beberapa tahun lalu, kota Korvandel menjadi zona konflik antara TARAK dan faksi perlawanan lokal. Saat penyintas meminta bantuan, sistem komunikasi mereka diblokir. Lesmana—seorang mekanik muda—menyaksikan seluruh keluarganya dibakar hidup-hidup oleh pasukan bayaran Maelok.

> “Kami tak cukup penting untuk diselamatkan. Tapi cukup penting untuk jadi eksperimen,” katanya sambil menunjukkan bekas luka di tulang belakangnya.

---

HUBUNGAN DENGAN MAELOK

Lesmana bukan bawahan Maelok, bukan korban pasif. Ia melarikan diri dari eksperimen, membunuh ilmuwan, mencuri data, dan selama ini membangun gerakan bawah tanah tandingan. Tapi berbeda dari Praja, ia tidak percaya pada aliansi.

> “Kau masih percaya pada tim, strategi, kesetaraan. Aku percaya pada balas dendam.”

---

BENTURAN IDEOLOGI

> Praja: “Balas dendam hanya menggantikan peluru dengan peluru.”

Lesmana: “Dan idealismu menggantikan kuburan dengan pidato.”

Lesmana menolak bergabung. Ia menantang Praja: siapa yang menghancurkan Maelok lebih dulu—itu yang layak menentukan nasib dunia selanjutnya.