Tanda yang tak mau hilang

"Tanda-Tanda yang Tak Mau Hilang"

Lokasi: Lorong bawah tanah tua, tersisa dari reruntuhan sebelum pembangunan kembali kota

Waktu: Tengah malam, beberapa hari setelah Lesmana melihat sinyal aneh

Lesmana berjalan pelan menyusuri lorong tua yang hampir terlupakan. Tangannya menggenggam terminal kecil yang terus menampilkan pola E:XII:47 secara acak, seolah ada pesan yang disembunyikan di antara sinyal komunikasi kota yang baru.

> Lesmana: (berbisik sendiri)

"Jika mereka masih di sini, maka mereka takkan membiarkan kita terlalu nyaman."

Ia berhenti di salah satu persimpangan lorong, memindai dinding dengan alat kecilnya. Tiba-tiba, pola di terminal berubah cepat, menunjukkan anomali besar yang tak terlihat di permukaan kota.

Namun sebelum ia sempat menelusuri lebih jauh, sebuah suara lembut namun tegas terdengar dari bayangan:

> Suara Misterius:

"Jangan teruskan, Lesmana. Kau tak akan bisa mengalahkan mereka sendirian."

Lesmana menoleh tajam, menatap ke arah suara. Dari kegelapan, muncul seorang perempuan muda dengan wajah tertutup kerudung abu-abu, matanya tajam memancarkan cahaya kehati-hatian.

> Lesmana: (tenang, tapi tajam)

"Siapa kau?"

> Perempuan:

"Namaku… Kirana. Aku datang bukan untuk melawanmu. Aku datang karena aku tahu apa yang kau lihat."

Ia membuka genggaman tangannya, memperlihatkan chip data kecil berukir simbol mata menyala—lambang lama TARAK. Lesmana terdiam sejenak, menyadari bahwa ancaman ini bukan hanya sekadar gelombang komunikasi liar, melainkan sesuatu yang lebih terorganisir dan berbahaya.

> Kirana: (dengan nada serius)

"Mereka bersembunyi di bawah fondasi kota ini. Selama lima tahun, mereka diam, menunggu. Kau harus menghentikan ini, sebelum mereka muncul bukan hanya sebagai pengintai, tapi sebagai penguasa baru."

> Lesmana: (dengan suara datar tapi penuh arti)

"Mereka belajar dari kekalahan dulu. Kali ini, mereka tidak akan datang dengan senjata... tapi dengan ilusi damai."

Kirana mengangguk, lalu berbalik, meninggalkan Lesmana dengan satu pesan:

> Kirana: (dari kejauhan)

"Jika kau butuh jawaban, cari aku di bawah menara komunikasi lama. Tapi hati-hati… semakin banyak yang kau tahu, semakin besar risikonya."

Lesmana berdiri sendiri di lorong, terminal di tangannya kembali bergetar menampilkan sinyal E:XII:47, seolah menantangnya untuk mengungkap kebenaran yang lebih dalam.