"Menara Tua dan Rahasia Tersembunyi"
Lokasi: Menara komunikasi lama, di pinggir kota, kini tak berfungsi dan dikelilingi reruntuhan
Waktu: Malam hari, seminggu setelah pertemuan pertama Lesmana dan Kirana
Lesmana berjalan sendirian, menyusuri jalan setapak yang ditumbuhi rumput liar. Di kejauhan, menara komunikasi tua menjulang seperti bayangan raksasa dalam gelap. Di sekitarnya hanya sunyi dan suara angin malam yang membawa bau logam karat.
Sesampainya di dasar menara, Lesmana melihat pintu logam kecil setengah terbuka. Ia mengetuk pelan, namun tak ada jawaban. Perlahan, ia mendorong pintu itu, memasuki lorong gelap yang hanya diterangi senter kecil di tangannya.
Langkahnya bergema, menuruni tangga sempit yang mengarah ke ruang bawah tanah menara. Suasana pengap dan sunyi menusuk, namun Lesmana tetap tenang.
Tiba-tiba, suara Kirana terdengar dari balik kegelapan.
> Kirana: (suara lembut namun tegas)
"Kau datang sendirian, Lesmana. Aku sudah duga kau akan memilih jalan ini."
Lesmana menoleh, melihat Kirana berdiri di sudut ruangan, mengenakan jubah gelap dengan simbol samar di bahunya. Ia memegang tablet kecil yang menampilkan data gelombang sinyal misterius yang sama dengan terminal Lesmana.
> Lesmana: (suara datar, menatap Kirana tajam)
"Kau bilang mereka bersembunyi di bawah fondasi kota. Buktinya?"
Kirana mendekat perlahan, menyerahkan tablet itu padanya. Data yang ditampilkan menunjukkan peta bawah tanah kota dengan titik-titik merah kecil—lokasi-lokasi penyusupan sistem lama TARAK yang ternyata belum sepenuhnya hancur.
> Kirana: (dengan nada rendah)
"Mereka menggunakan reruntuhan lama sebagai basis. Mengumpulkan sisa-sisa algoritma dan data yang dulu tersimpan. Mereka membangun sistem baru, lebih licin, tak terlihat. Dan mereka bukan hanya menunggu. Mereka mengawasi... semua orang."
Lesmana terdiam, membaca data itu dengan seksama. Ekspresinya tetap dingin, namun matanya menyimpan kemarahan yang nyaris tak terbendung.
> Lesmana: (suara dalam, perlahan)
"Jika mereka menunggu... maka kita tak akan menunggu mereka."
> Kirana: (mengangguk pelan)
"Kau harus hati-hati. Jika mereka tahu kau mencari tahu, mereka akan mengincar orang-orang terdekatmu."
Lesmana menatap Kirana lama, lalu berkata tegas:
> Lesmana:
"Aku tak akan biarkan mereka mengambil satu nyawa pun lagi."
Ia mengantongi tablet itu, berdiri tegap. Kirana menatapnya, lalu berkata pelan:
> Kirana:
"Jika kau siap, aku akan membawamu ke salah satu pintu masuk bawah tanah. Tapi ingat, sekali kau melangkah, jalan kembali tak akan semudah itu."