Misi lesmana

"Misi Damai: Menyatukan Kembali Lesmana dan Naresha"

Lokasi: Markas komunitas yang telah dihias sederhana, malam setelah insiden salah paham

Setelah Naresha meninggalkan menara komunikasi tua dengan hati kecewa, Praja, Dion, Lysandra, dan Kirana berkumpul bersama Lesmana di ruang tengah markas. Lesmana duduk dengan wajah cemberut, sementara teman-temannya saling bertukar pandang, mencoba menahan tawa atas situasi yang konyol tapi serius ini.

> Praja: (menepuk bahu Lesmana dengan nada ringan)

"Santai, Les. Ini bukan misi penyusupan. Ini cuma misi bikin hati Naresha luluh lagi."

> Lysandra: (tersenyum lembut)

"Kau tahu Naresha hanya butuh penegasan. Dia pikir kau menyembunyikan sesuatu darinya."

Dion yang selalu penuh ide tiba-tiba berdiri sambil menepuk tangannya.

> Dion: (semangat)

"Aku ada ide! Kita bikin kejutan romantis. Lampion, bunga, musik, dan... Lesmana, kau yang ngomong dari hati."

Lesmana menatap Dion dengan ekspresi lelah tapi penuh harap.

> Lesmana: (menghela napas panjang)

"Baiklah. Tapi jangan berlebihan."

---

Persiapan Kejutan

Malam itu, markas komunitas disulap menjadi ruang penuh cahaya lampion, bunga-bunga segar, dan musik akustik sederhana. Kirana dan Lysandra mempersiapkan dekorasi, Dion menyiapkan sistem pencahayaan yang membuat ruangan tampak hangat, dan Praja membawa makanan kecil untuk menemani acara.

Lesmana berdiri gugup di tengah ruangan, memegang seikat bunga mawar sederhana yang dipetik dari taman kecil markas. Ia mengenakan kemeja putih sederhana, rambutnya disisir rapi meski masih ada bekas luka di pipi.

Naresha akhirnya dibujuk datang oleh Lysandra dengan alasan rapat darurat. Saat masuk ke ruangan, ia tertegun melihat suasana hangat yang tak diduganya.

Lesmana melangkah pelan mendekat, suaranya pelan tapi penuh kejujuran.

> Lesmana: (mata menatap Naresha dalam-dalam)

"Aku mungkin terlalu sibuk berpikir tentang melindungi dunia... sampai lupa bahwa aku harus melindungi hatimu juga. Maafkan aku... karena membuatmu merasa jauh."

Naresha berdiri mematung, air matanya mulai menggenang. Musik lembut mengalun, membuat suasana semakin emosional. Lesmana menyodorkan bunga mawar padanya.

> Lesmana: (dengan senyum kecil)

"Maukah kau menjadi bagian dari hidupku... bukan hanya sebagai pendamping, tapi sebagai alasan untuk aku tetap percaya pada cinta, meskipun dunia ini kadang gila?"

Naresha menangis, menutupi wajahnya, lalu akhirnya memeluk Lesmana erat. Tepuk tangan kecil terdengar dari Praja, Dion, Lysandra, dan Kirana yang bersembunyi di balik dinding.

> Naresha: (dengan suara parau, penuh haru)

"Kau selalu menjadi rumahku... maaf juga karena aku salah paham."

Lesmana mengusap rambutnya dengan lembut, lalu memeluknya lebih erat. Malam itu menjadi malam yang penuh kehangatan, bukan hanya karena lampion dan musik, tapi karena cinta yang sederhana namun tulus.