"Malam Sunyi yang Membawa Luka"
Lokasi: Lorong gelap dekat pusat komunitas, beberapa minggu setelah pernikahan Lesmana dan Naresha
Suasana malam yang awalnya tenang berubah kelam. Lysandra berjalan sendirian, membawa dokumen penting hasil koordinasi distribusi bahan makanan. Namun, sebelum ia sempat masuk ke gedung komunitas, sekelompok orang bertopeng muncul dari bayang-bayang, membekap mulut dan menyeretnya masuk ke lorong gelap.
Lysandra berjuang sekuat tenaga, namun jumlah mereka terlalu banyak. Suara pintu besi terkunci, dan lorong kembali sunyi.
---
Praja dan Gejolak Batin
Keesokan paginya, kabar menghilangnya Lysandra membuat Praja gelisah. Ia mencari ke seluruh penjuru kota, menanyai warga, memeriksa catatan keamanan, namun tak menemukan jejaknya. Dion dan Naresha mencoba menenangkannya, namun sia-sia.
Akhirnya, setelah beberapa hari yang penuh kekacauan batin, Lysandra ditemukan dalam kondisi lemah di salah satu rumah kosong di pinggir kota. Wajahnya pucat, tubuhnya penuh luka memar. Praja segera membawanya ke pusat medis, mendampinginya sepanjang waktu.
Namun di tengah proses pemulihan, Lysandra memandang Praja dengan mata penuh air mata, akhirnya mengungkapkan kebenaran yang menghancurkan hati Praja:
> Lysandra: (dengan suara bergetar)
"Aku… hamil. Bukan karena cinta. Tapi karena mereka memaksaku. Aku ingin membencimu karena tak ada di sana. Tapi aku tahu... kau tak bersalah."
Praja terdiam, matanya merah, rahangnya mengeras. Tangannya mengepal, tubuhnya gemetar menahan emosi. Ia ingin menghancurkan semua yang membuat Lysandra terluka, namun di saat yang sama, rasa bersalah dan ketidakberdayaan menelannya.
> Praja: (suara serak, penuh luka)
"Aku… aku akan tetap di sini. Aku tak akan meninggalkanmu, apapun yang terjadi. Bukan karena aku kasihan, tapi karena aku... mencintaimu."
Lysandra menunduk, air matanya jatuh ke tangan Praja. Keduanya saling berpegangan, saling menopang dalam luka yang mendalam.
---