Malam itu terasa panjang.
Yuze duduk bersila di atas puncak gunung, kedua matanya terpejam. Cahaya bintang menari-nari di sekitarnya, sementara bayangan panjang menjuntai liar seperti makhluk hidup di punggungnya.
“Apa kau ingat mereka, Yuze?” suara Qiong Ye menggema pelan di benaknya.
“Para bijuu, para senin legendaris… semua yang dulu kita tinggalkan.”
Yuze menarik napas dalam, membuka matanya perlahan. Sharingan merah menyala, lalu perlahan berputar, berubah menjadi pola Rinnegan ungu.
“Aku ingat.” suaranya pelan tapi tegas. “Aku ingat setiap kekuatan, setiap teknik, setiap lawan, dan setiap teman.”
Di bawah gunung, Meilin berlari mendaki dengan panik, membawa gulungan besar di punggungnya.
“Yuze!!” teriaknya.
Yuze menoleh, tersenyum tipis. “Kau bawa itu?”
Meilin menyerahkan gulungan itu — segel kuno, pusaka yang disegel turun-temurun oleh para kultivator terkuat dunia Immortal.
“Ini… akan kau gunakan?” tanya Meilin ragu.
Yuze memandangnya dalam-dalam. “Aku tidak ingin, tapi aku harus. Jika mereka kembali membawa kekuatan dunia lama, aku harus membuka kunciku sendiri.”
Dia membentangkan gulungan besar itu. Simbol-simbol mulai menyala — simbol kuno dari kedua dunia: segel chakra, segel qi.
Di tengah gulungan itu tertulis satu nama: Tailed Beast Contract.
“Maafkan aku,” bisik Yuze pelan.
Dia menaruh telapak tangan di atas segel, mencampurkan chakra Rikudou dengan energi Immortal-nya. Gulungan itu bergetar hebat, cahaya memancar kuat ke langit.
Langit berguncang.
Sosok besar mulai muncul dari balik cahaya: seekor rubah besar dengan sembilan ekor, matanya merah menyala.
“Kurama…” bisik Yuze.
Tapi sosok itu tampak kabur, seolah terpecah antar dimensi.
Qiong Ye mendesis di benaknya. “Jangan coba menariknya sepenuhnya ke sini! Batas dunia ini terlalu rapuh!”
Yuze mengangguk, lalu memfokuskan dirinya.
Bukan memanggil, bukan memaksa.
Tapi… bersekutu.
“Kurama, kita tidak akan menyatu seperti dulu. Kali ini… kau jadi bayanganku.”
Suara tawa rubah menggema pelan.
“Kau selalu gila, bocah. Tapi aku suka itu.”
Dalam sekejap, bayangan Kurama menyelimuti tubuh Yuze, menyatu dengan bayangan Immortal-nya. Jubahnya berubah menjadi bentuk baru — telinga rubah muncul samar di kepala, sembilan ekor hitam membayang di punggung, dan mata ganda: satu Sharingan, satu mata rubah.
Yuze mengepalkan tinjunya. Kekuatan baru mengalir deras, liar, dan berbahaya.
“Baiklah,” bisiknya. “Mari kita persiapkan perang ini.”
Di kejauhan, di balik celah-celah dimensi yang mulai terbuka, sosok-sosok lain tersenyum puas.
“Dia membuka segelnya, saudara-saudara.”
“Bagus. Segera, dunia ini akan tahu rasanya… chakra asli.”