Langit malam yang semula tenang, kini penuh retakan ungu seperti kaca pecah. Di celah-celah itu, muncul mata-mata raksasa, cakar, dan taring…
Para monster lama.
Di atas puncak gunung, Yuze berdiri tegak. Bayangan Kurama di belakangnya bergetar, sembilan ekor hitam mengepak liar, bersatu dengan aura cahaya bulan.
Meilin memandangnya dengan wajah tegang.
“Yuze… siapa mereka…?”
Yuze menyipitkan mata, mencoba merasakan aura di balik celah dimensi itu.
“Bijuu. Sanbi, Yonbi, Gobi, bahkan Shukaku… dan lebih.”
Suaranya berat. “Tapi mereka bukan makhluk asli di sini. Mereka datang sebagai pecahan, proyeksi… cukup kuat untuk menghancurkan dunia jika tak dihentikan.”
Qiong Ye bergema di benaknya.
“Kau tak bisa melawan mereka semua sendirian, bahkan dengan kekuatanmu sekarang.”
Yuze tersenyum tipis.
“Tidak. Tapi aku tidak berniat sendirian.”
Dia menggigit jarinya, menggambar segel di tanah dengan cepat.
Segel kuno menyala terang. Satu per satu, bayangan muncul di sampingnya: para roh pedang, makhluk cahaya, bahkan klon bayangannya sendiri.
“Semua pasukan, dengarkan!” teriak Yuze keras.
“Hari ini kita bukan hanya menjaga dunia Immortal. Kita menjaga dua dunia — dunia lama, dunia baru. Kita adalah benteng terakhir.”
Retakan langit membesar. Sosok-sosok raksasa mulai menerobos. Suara geraman, raungan, bahkan tawa menggema dari balik celah itu.
Di antara mereka, seorang manusia melayang, matanya merah menyala, rambut panjang terurai.
“Madara…” bisik Yuze pelan, pupilnya mengecil.
Madara tersenyum.
“Yuze… Raja Tanpa Mahkota. Sudah lama, ya?”
Dalam satu gerakan, Madara mengangkat tangan, dan dari balik celah langit, Susano’o raksasa muncul.
Bayangan raksasa ungu itu berdiri tegak, dengan pedang besar terhunus, siap menghantam gunung.
Yuze menarik napas panjang.
“Kurama, kau siap?”
“Aku lahir untuk ini, bocah.”
Dengan satu loncatan, Yuze melesat ke udara, menghantam Susano’o langsung dengan tinjunya. Ledakan energi mengguncang langit, cahaya dan bayangan meledak seperti bintang jatuh.
Dua dunia, dua kekuatan lama, kini bertemu di medan perang baru.
Dan di tengahnya, berdiri seorang raja tanpa mahkota…