Langit retak sepenuhnya. Cahaya ungu membelah cakrawala, memuntahkan sosok-sosok raksasa satu demi satu.
Sanbi, Yonbi, Rokubi, Shukaku, Gyuki, dan bahkan Kyuubi bayangan muncul, tapi mereka… berbeda. Mata mereka berkilau dengan pola Rinne Sharingan. Mereka bukan hanya proyeksi; mereka dikendalikan.
Di depan mereka, Madara melayang tenang, tangan terlipat di belakang punggung, senyum licik di bibirnya.
“Yuze, kau pikir hanya kau yang membawa warisan lama ke dunia baru?”
Yuze mengepalkan tinjunya. Aura Kurama membakar bayangannya, menajamkan ekornya seperti cambuk energi.
“Madara… kalau kau menginginkan dunia ini, kau harus melangkahi mayatku dulu.”
Madara terkekeh pelan.
“Itu rencanaku dari awal.”
Susano’o Madara mengangkat pedang besar, menyabet ke arah gunung. Seketika, seluruh puncak gunung hancur, gelombang energi menyebar seperti tsunami, menghantam lembah-lembah di bawah.
Yuze menahan serangan itu dengan ekor-ekornya, tapi bahkan dengan kekuatan Kurama, retakan mulai muncul di tanah di bawah kakinya.
Meilin berteriak dari kejauhan, “Yuze! Kita tak bisa menahan mereka semua!”
Yuze melompat ke depan, membentuk segel tangan secepat kilat.
“Multi Shadow Clone Jutsu!”
Ratusan bayangan muncul, masing-masing langsung bergerak, mengaktifkan segel dan teknik Immortal yang berbeda:
🔸 Klon A — menciptakan perisai cahaya.
🔸 Klon B — memanggil roh pedang.
🔸 Klon C — melemparkan jurus kombinasi chakra dan qi.
“Kalian semua, fokus tahan bijuu! Madara urusanku!” seru Yuze.
Madara mengangkat alis, tampak sedikit terkesan.
“Kau benar-benar masih bocah keras kepala.”
Dengan kecepatan kilat, Madara melesat, menghantam Yuze secara langsung. Tubuh Yuze terpental jauh, menghantam batu besar hingga retak.
Darah menetes di pelipisnya, tapi dia tersenyum.
“Kurama… ayo gila sedikit.”
Aura di sekitarnya berubah drastis. Angin mengamuk, tanah bergetar, bayangan dan cahaya bercampur dalam satu wujud baru: bentuk hybrid Sage of Six Paths Mode + Kurama Mode + Immortal Core.
Matanya menyala ganda — Rinnegan bercahaya di satu sisi, Sharingan berpola unik di sisi lain. Tubuhnya diselimuti aura keemasan dengan bayangan hitam pekat membuntuti.
Di seberang medan, Madara menyipitkan mata.
“Itu… bukan kekuatan biasa.”
Yuze berdiri, mengangkat tangannya perlahan.
Dua bola energi muncul: satu hitam, satu putih, berputar mengitari telapak tangannya.
“Madara… aku bukan hanya pewaris dunia lama. Aku pewaris dua dunia sekaligus.”
Dengan satu gerakan, dia menembakkan bola energi itu ke arah Madara. Ledakan maha dahsyat menggetarkan seluruh dimensi, cahaya menyelimuti medan perang.
Bijuu-bijuu di sekitar terhuyung, celah dimensi berguncang, seolah dunia itu sendiri tak kuat menahan pertempuran mereka.
Pertempuran raja tanpa mahkota… baru saja dimulai.