SETELAH menempuh Perjalanan sekitar setengah jam. Elang sudah sampai di depan rumah besar dengan Pagar hitam. Ia tak Perlu repot-repot membuka Pagar karena satpam rumahnya sudah mengetahui kebiasaannya yang setiap malam minggu. Elang Pasti akan Pulang dini hari.
Pagar terbuka, menampakkan wajah satpam yang terlihat tak segar dan kemerahan. Elang melirik ke dalam Pos satpam. Ia melotot melihat banyaknya botol minuman alkohol yang ada di sana.
" Mampus gue!" Elang menepuk dahinya sendiri. Ia mengingat sesuatu jika ketahuan ia akan terkena dua masalah sekaligus.
Elang sempat dilarang keluar gerbang oleh Pak Joko tadi. Namun dengan akal bulus Elang, ia berhasil menyogok Pak Joko dengan minuman Akholol. Laki-laki berusia empat Puluh tahun itu berhasil dibuatnya Penasaran, dan akhirnya menerima minuman itu. Tentunya dengan syarat Elang diperbolehkan keluar rumah dan tidak diberitahu kepada Papanya.
" ini Mahal loh, Pak, Papa beliin banyak minggu lalu. Enak lagi Beda sama yang biasa di Pasaran,"
" Cobain dulu kalo gak Percaya. Lebih enak kalo dingin. Bapak masuk aja, Pintu belakang dapur gak dikunci. Ambil es di sana aja, Pak. Biar seger malem-malem jaga."
" Aman, Pak, karena niat saya tulus dan baik insyaallah aman buat Bapak. Saya Pergi dulu ya, Pak?
Elang masih ingat kata-kata Penuh racun yang diucapkan sebelumnya.
Elang segera mengambil botol itu dan membuangnya ke tempat sampah yang ada di luar rumah. Jangan sampai Papanya mengetahuinya bahwa ia membuat satpam hanya untuk bisa mendapatkan izin Pergi Pada malam hari. Terlebih lagi ia mencuri minuman Papanya tanpa izin terlebih dahulu dan memberikan minuman itu Pada orang tua.
" Maafin saya, ya, Pak. Gak sengaja Yaa sengaja sih dikit," gumamnya
Elang meninggalkan Post satpam dengan sedikit rasa bersalah namun di sisi lain ia ingin tertawa karena niat jailnya terpenuhi. Ia memelankan suara motornya dan berusaha masuk ke rumah melalui Pintu belakang agar tak sampai membangunkan orang tuanya.
••••••
" Jujur aja Pak kemarin dia Pulang Pagi lagi, kan?" Jordan Arigel. Papanya Elang bertanya kepada Pak Joko
Pak Joko menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ia bingung mengapa tak bisa mengingat kejadian apapun semalam? Sementara itu Elang hanya duduk santai seraya tersenyum. Di sebelahnya ada Bundanya - Hanin Tamara yang sedang mengusap kepalanya lembut.
" Apa, sih ! Orang Elang tuh jam sepuluh udah di rumah. Ya, kan Pak?" Elang meninggikan suaranya di bagian akhir untuk memberi kode kepada Pak Joko
Jordan memperhatikan mereka berdua dengan menyipitkan matanya.
" Em -- em iya Pak. Aden udah di rumah sekitar jam sepuluh sepertinya semalam saya ketiduran, Pak," Jawab Pak Joko gugup.
Jordan menarik napas Panjang. Sebelum akhirnya memercayai ucapan Pak Joko. Ia pun mengizinkan satpamnya itu untuk Pergi. Sementara itu Elang masih asyik duduk dengan tenang di sebelah Bundanya.
" Gak usah dimanja terus. Ma. Anak laki-laki loh, dia."
" Siapa yang manjain, orang aku cuma ngelus rambut dia," Cibir Hanin
Jordan hanya bisa Pasrah dan memilih duduk di sebelah Hanin. " Uang Kamu sisa berapa?"
Elang menatap Papanya. Ia terdiam sebentar, lalu mengecek aplikasi M-Banking miliknya. Ia menggaruk kepala belakangnya lalu tersenyum.
" Tinggal Lima ratus ribu, Pa --- hehe."
Mendengar hal itu, seketika Jordan dan Hanin langsung melotot.
" ini belum juga dua minggu kamu udah ngehabisin uang sebanyak itu El," bentak Jordan
" Kemarin aku kalah taruhan sama Haikal, Pa," cicit Elang
Sebenarnya itu hanya alibi yang diciptakan Elang. Ia dan teman-temannya tak Pernah melakukan taruhan dengan jumlah besar seperti kemarin, sebab keadaan ekonomi temannya yang lain berbeda dengan dirinya dan Haikal. Taruhan kemarin pun atas kemauannya sendiri, bukan dipaksa ataupun mewakili teman-temannya.
Hanin langsung memukul lengan anaknya.
" Heh ! Taruhan apa? Dosa Nak! Ngapain sih kayak gitu? Cari uang gak gampang. El kalau dikasih kepercayaan sama Papa itu jangan Pernah disia-siain. Bahkan Papa udah kasih lebih dari uang jajan kamu seharusnya,"
Elang hanya terdiam ketika tak mendengar bentakan atau omelan dari Papanya. Elang hanya menatap lurus anak semata wayangnya itu. Justru sikap Papanya yang seperti inilah yang membuatnya takut.
" Kapan Kamu belajar bertanggung jawab," tanya Elang dengan suara datar
Elang masih terdiam seraya menunduk. Ia tak bisa menjawab apapun.
" Gak usah tanggung jawab sama orang lain, sama diri kamu sendiri aja dulu. Mau sampai Kapan," lanjut Jordan. " Kamu anak laki-laki calon kepala keluarga tapi berantakan!"
Hanin mengusap Punggung tangan suaminya untuk menenangkan sedangkan, Elang yang sejak tadi menunduk pun mengangkat wajahnya. Cowok itu bangun dari tempat duduknya membawa Ponsel lalu Pergi.
" Selalu aja Kabur,"
" El tuh anak bener-bener ya "
" Udahlah Pa ? Papa tahu kan gimana sifat Elang tuh kayak gimana,"
••••••
Ting ! Tong ! Ting ! Tong
Suara bel rumah berbunyi membuat seseorang yang tengah asyik membaca koran harus bangkit dari tempat duduknya Namun baru setengah berdiri istrinya datang menghampiri dengan secangkir kopi
" Udah biar Mama aja yang Buka Pintunya Nih Kopinya," ujar sang istri Laras ia Pun melangkah menuju Pintu dan terlihat seorang Kurir yang tengah berdiri di depan gerbang
" Selamat Pagi Bu saya mau kirim Paket atas Nama .....," Si kurir menggantung kalimatnya seraya melihat nama kotak itu terlebih dahulu
" Caramel Nayyyra "
" CARAMEL NAYYYRA SINI KAMU NIH ANAK BENER-BENER YA BELI APA LAGI SIH BENER-BENER NIH ANAK GAK ADA BOSENNYA BELANJA MULU TIAP HARI " Teriak Laras sebelum kurir menyelesaikan ucapannya bahkan kurir itu sampai bengong dibuatnya
" Apa sih Pagi-pagi udah Teriak aja gak tahu apa Tadi itu Caramel lagi santai," Ujar Caramel
" Lihat itu siapa yang datang,"
Caramel langsung melirik ke arah depan sambil tersenyum akhirnya Paket yang tunggu udah datang
" Kamu beli Paket lagi, "
" Eh ada Pak Kurir," sahut Caramel sambil menyengir
Caramel tersenyum ke arah Mamanya kemudian mendekat ke arah kurir itu. ia sedikit berbisik lalu menunjuk jendela kiri rumahnya
" itu Kamar saya Mas Harusnya Mas Tadi itu ke sana aja kan saya udah kasih keterangan Mama saya itu Cerewet banget ," Omelnya lalu mengambil Paket itu
Ketika Caramel hendak berbalik mamanya langsung bersedekap dada sambil menatapnya tajam
" Caramel beli baju buat ulang tahunnya Clara nanti Ma," ujar Caramel sebelum mamanya bertanya apapun
" Belanja terus tiap hari Baju kamu itu udah banyak selemari Penuh," sahut Laras
Caramel hanya bisa menyengir seraya menampilkan jarinya dibentuk menyerupai huruf V setelahnya ia langsung membuka Paket itu. ia tersenyum senang bukan main ia langsung membawanya baju itu ke kamar untuk dicoba
Mamanya Pun langsung duduk di sebelah Papanya.
" Papa Gak ke Toko," tanya Mamanya. Keluarganya mereka memiliki toko material terbesar di Jakarta
" Nanti jam sebelas janji ketemuannya, " jawab Gio
Caramel keluar dari kamarnya dengan mengenakan Pakaian yang baru dibelinya itu
" Taraaa ! Bagus kan bajunya," Caramel berputar untuk memamerkan bajunya itu
Papa dan Mamanya langsung melotot melihat Putrinya mengenakan Pakaian sependek itu Bahkan Papanya sampai menggulung koran yang sedang dibacanya lalu memukul kepala Caramel dengan Pelan.
" Aduh Pa sakit Tahu, " rengek Caramel
" Ngapain kamu Pakai Pakaian sependek itu hah jadi apa,"
" ini itu Namanya Fashion masa kini Pa 2025 Masa ke acara birthday Party Caramel harus Pake baju Panjang kayak mau Pengajian aja deh Nanti Pas di sana Caramel langsung di ketawain Papa Gio yang tercinta .....," ujar Caramel
" Cantik kan Caramel Pakai gini,"
Laras hanya menggelengkan kepalanya Melihat Caramel seperti itu
" Papa lihat deh Foto anak nih ganteng Palingan seumuran sama anak kita Kan Waktu itu hamilnya sama-sama," ujar Laras Pelan
Caramel langsung menyipitkan matanya ke arah mamanya
" Ow .... Ow .... Ow !" Caramel tau Pasti anak temen Mama yang katanya ganteng, baik, kaya, tinggi sopan itu kan Pokoknya Caramel gak mau sama dia,"
Wajah Caramel langsung diusap oleh Mamanya
" Nyamber aja "
Laras kemudian berbisik dengan suaminya Caramel yang terlihat begitu kesal ia langsung berbalik badan dan menghentakkan kakinya menuju kamar.
Sebenarnya Caramel sudah mendengar berita tentang Perjodohan itu sejak sebulan lalu Mama dan Papanya akan mengenalkannya dengan anak dari sahabat mereka. Bahkan mamanya Pernah mendongeng selama satu jam lebih hanya menceritakan tentang masa mudanya itu bersama sahabatnya
" Emangnya nih zamannya Siti Nurbaya apa Pakai Jodoh-jodohin segala," Caramel menutup wajahnya mengunakan bantal
••••••