" Elang duduk sini Papa mau bicara."
Elang yang baru melangkah menuju kamarnya Pun terhenti. ia mengembuskan napas Pasrah, kemudian duduk di sebelah Papanya.
Jordan memperhatikan anak laki-lakinya yang sudah semakin dewasa. ia jadi teringat masa mudanya ketika masih memiliki sifat dan ego yang sama. ia Pun menutup laptopnya lalu celingak-celinguk memperhatikan keadaan sekitar sebelum kembali fokus kepada Elang
Elang terlihat bingung kemudian bertanya.
" Ngapain, Pa ?"
" Papa mau Ceritain suatu rahasia sama kamu Tapi kamu Jangan bilang siapa-siapa ya, soalnya yang tau cerita ini cuma teman Papa waktu kuliah,"
Elang menaikkan sebelah alisnya. Sudah lama ia tak mengobrol dengan Papanya seperti ini. " Cerita apa ? Cerita tentang mantan Pacar Papa yang janda itu masih ngejar Papa sampai sekarang ?"
Jordan langsung membekap mulut Elang jika sampai istrinya mendengar hal itu habislah sudah malam ini Jordan berdeham setelah melepaskan tangannya Pada mulut Elang.
" Papa dulu itu nakal seperti kamu."
Elang langsung memutar bola matanya dengan malas, " Papa udah sering bilang kayak gitu kok."
Jordan mengangguk. " Papa Pernah Punya Cinta Pertama dan Patah hati Pertama Mungkin kamu juga Pernah ngalamin kan kayak Papa."
Elang tak menggubris ucapan sang Papa Ia malah sibuk membuka stoples keripik yang ada di atas meja kemudian mulai memakannya
" Papa masih inget kan dulu dia Punya cita-cita mau jadi desainer terkenal Dia Pengin banget buka butik Setelah Papa tau itu Papa selalu berusaha buat nabung buat bantuin dia bangun butik." Jordam masih asyik bercerita seraya memandang langit rumah
Elang melirik ke arah dalam untuk memeriksa keadaan lalu berbisik.
" Jadi First love Papa itu bukannya Mamanya." tanyanya mulai Penasaran dengan kelanjutan ceritanya
Jordan menggeleng. " Mama kamu itu Cinta terakhir dan terkuat."
Mata Elang memicing. " Kalau emang Papa suka sama Cewek itu kenapa Papa itu bisa sama Mama Tahu nih Pasti Papa selingkuh kan." Tuduhnya dan langsung mendapatkan Pukulan mengunakan gulungan koran di kepalanya
" Jangan ngawur kamu waktu itu Papa Cemen Papa gak berani ngomong suka sama dia Padahal kita sering bareng sampai suatu ketika dia cerita tentang laki-laki yang dia taksir sahabat Papa Papa sakit hati Papa kecewa sampai akhirnya Papa jadi berantakan dan muncullah nih." Jordan langsung menunjukkan bekas luka jahitan di bagian lengannya
Elang hanya terdiam mendengar Cerita Papanya
Jordan melanjutkan ceritanya. " Waktu itu Papa naik motor ugal-ugalan sampai akhirnya Papa kecelakaan."
" Terus dia jenguk Papa."
" Dia itu selalu dateng."
Sesi Curhat itu berlangsung Cukup Panjang Jordan juga bercerita kalau dari sanalah ia mulai tidak Peduli tentang semua hal termasuk sekolah itu semua dilakukannya supaya lupa dengan Perasaan cintanya itu.
" Terus."
" Terus singkat Cerita gara-gara Om Herman ngenalin Mama kamu ke Papa. "
" Jadi Om Herman itu Mak Comblang Papa dan Mama."
" Bisa jadi sih Papa itu langsung Melihat Mama kamu langsung Jatuh Cinta Mama kamu itu kayaknya mempunyai aura yang sangat luar biasa Dia Cantik banget Waktu Pertama kali kita bertemu seketika Papa bisa lupain Cinta Pertama Papa itu. " Jordan terkekeh sendiri ketika mengingat masa itu
" Papa mau Tanya sama Kamu apa kamu mempunyai Cinta Pertama."
" Punya sih Tapi ....," Elang menggantung kalimatnya
" Udahlah Jangan diingat Elang gak mau mengingat dia lagi."
" Bagus kalau gitu."
" Bagus kenapa Papa."
" Dengerin dulu Cerita Papa baru kamu ngomong."
" iya, iya "
" Dan Pada akhirnya dia nikah sama sahabat Papa terus Kita berempat jadi sahabat Dia juga udah Punya anak mungkin seumuran sama kamu."
" Terus Papa masih suka ....,"
Jordan langsung merangkul bahu Elang untuk mengalihkan Pembicaraan Niatnya bercerita seperti seperti tadi bukan untuk Samudra mengorek lebih Jauh masa lalu lalunya. ia hanya ingin membuat ini sebagai jembatan untuk Perjodohan Elang dengan anaknya Laras ahabatnya
" Jadi intinya Cinta Pertama itu seperti bayangan hitam Kamu bisa lupain rasanya tapi gak dengan kenangannya ketika Cinta Pertama kamu menyakitkan bukan berarti seluruh Cinta dan hati nurani kamu habis di sana Kalau kamu disakiti satu Perempuan jangan membalas menyakiti banyak Perempuan."
Elang mengangkat wajahnya dan Paham ke mana Arah Pembicaraan ini Papa dan mamanya sudah tahu Elang adalah Playboy kakap yang memiliki banyak Perempuan
Elang langsung menyugar rambutnya ke belakang. " Selama ini Elang Cuma balesin chat mereka di sosmed itu Pun Kalau lagi modd Tapi aku tak Pernah janjiin apapun ke mereka Aku benci berkomitmen Pa." ujar Elang dengan tegas.
Elang sangat Trauma ia Pernah disakiti seorang Cewek Pada akhirnya ia takut untuk kembali menjatuhkan hati kepada Cewek manapun.
" Elang hilangin rasa trauma kamu dengan mulai bertanggung jawab Kamu itu udah dewasa Elang Harapan Papa itu Cuma satu Kamu bisa sukses dan bikin bahagia Orang sekitar kamu jangan sampai kamu salah jalan Tanggung Jawab sama diri kamu sendiri."
" Pokoknya Papa gak kamu ada lagi Cewek yang dateng ke rumah ini bawa makanan Cokelat Bungan ataupun hadiah Mereka Pikir kita itu orang susah apa." Ujar Jordan
" Udah Papa mau istirahat dengerin itu Cerita Papa itu yang Panjang,"
" iya Pa,"
•••••
" Nanti malam kita diundang dinner bareng sama temen Mama. Kamu ikut, ya ?"
Caramel yang sedang sibuk dengan buku biologinya, langsung menatap mamanya dengan tatapan sinis. Namun Perempuan Paruh baya itu tampak tidak terganggu. ia malah asyik mengoleskan masker kecantikan di wajahnya
" Mama gak lihat Caramel lagi bikin tugas ?" balas Caramel galak.
Sejak mendengar kalau mau dijodohkan Caramel harus memutar otaknya agar hal itu tak terjadi. ia yakin makan malam nanti Pasti membahas mengenai Perjodohan gila ini.
" Gak ada bantahan kali ini, Caramel. Kamu nanti ikut. Cuma makan doang kok kita diundang bertiga lho, gak enak kalau gak dateng," ujar mamanya
Caramel menghela napas. " Aku Ada latihan dance Ma ..... " cicitnya
Laras tertawa kecil, tapi wajahnya kembali datar sepersekian detik. " Gak usah bohong Kamu, kan, latihan dance setiap hari Jumat dan ini hari Minggu,"
Caramel menutup bukunya, kemudian masuk ke dalam kamarnya. " CARAMEL GAK MAU, MA PLEASE ! LUPAIN PERJODOHAN ITU ATAU CARAMEL ACAK-ACAK ISI RUMAH !"
Laras menutup telinga, lalu mengusap dadanya untuk menahan diri agar tak sampai mencubit Caramel. Caramel adalah anak satu-satunya dan ia ingin mencari yang terbaik untuk anaknya. Kadang kala, anak-anak hanya memikirkan hal yang mereka suka, bukan hal yang mereka butuhkan Apakah ia terlalu egois sebagai seorang ibu ?
•••••
Elang sudah kabur dari rumah lewat Pintu belakang ia tidak mau bertemu dengan Cewek yang akan dijodohkan dengannya Papanya terlalu ikut campur dengan kehidupan asmaranya ia Pasti bisa menyembuhkan Patah hatinya sendiri.
" Sialan banget ! Cuma kenalan Cuma kenalan ujung-ujungnya Pasti maksa untuk menerima Perjodohan gila ini Hafal banget gue sama yang begini." dumel Elang sambil memesan Ojek online sudah hampir sepuluh menit ia menunggu tapi Ojek online Pesannya belum kunjung datang juga
" Nih Juga Tukang ojeknya lama amat keburu Papa tahu kalau gue kabur dari rumah."
Elang hampir mengumpat ketika sorot lampu mobil melewatinya ia menunduk sambil merapatkan Hoodie hitam yang ia kenakan setelah mobil itu lewat ia langsung berjalan berlawanan arah dengan mobil tersebut Mobil itu Pasti tamu undangan Papanya
Di sisi lain Caramel hanya bisa menghela napas jengkel karena mamanya berhasil menyeretnya masuk ke dalam mobil. Karena merasa bosan sekaligus jengkel Caramel.Pun mengalihkan Pandangannya ke luar Pada saat itulah ia melihat seorang Cowok yang menggunakan Hoodie hitam dengan bordiran Huruf E yang sedang bersandar Pada Pohon ia menyipitkan matanya karena sangat Penasaran dengan sosok tersebut.
" Ayo Sayang kita turun." ajak Mamanya ketika mobil sudah berhenti di Pekarangan rumah itu
Caramel mengekor di belakang mama dan Papanya yang berjalan menuju Pintu utama rumah tersebut Caramel sangat terpukau dengan kemegahan rumah yang ada di hadapannya ia tak bisa membayangkan berapa banyak uang dihabiskan untuk membangun rumah ini
Pintu Pun terbuka
" Hai ! Aduuuh udah lama ya kita gak bertemu Ayo masuk. masuk." seorang Perempuan Paruh baya dan langsung menyambut tamu mamanya dengan heboh Mereka terlihat sangat akrab.
" Apa Kabar Kirana Makin Cantik aja sih sekarang." Laras mamanya Caramel menyahut
" Halo Tante aku Caramel .....," sapa Caramel seraya tersenyum lembut
Hanin memandang Caramel dengan mata berbinar-binar selama ini ia hanya memandang Caramel melalui media sosial Ketika sekarang melihatnya secara langsung Caramel benar-benar sangat manis dan Cantik
Perempuan Paruh baya itu mengusap helai rambut Caramel yang dibiarkan tergerai.
" Cantik banget anak kamu Laras Persis seperti Mamanya." Ujar Laras sambil tersenyum
" Makasih Tante."
Setelah sedikit berbincang di depan Pintu Hanin langsung memadu Laras dan Caramel menuju ruang tamu sementara Para lelaki asyik dengan obrolan mereka masing-masing.
" Tante dengar kamu itu jago dance ya," tanya Hanin mereka duduk di sofa ruang tamu bernuansa Putih
" Gak jago banget kok Tan Baru belajar aja,"
Caramel menunduk ia menggigit bibir bawahnya ketika Ponselnya terus berdering Panggilan itu berasal dari teman-temannya yang datang untuk menjemputnya. Tentu saja itu ide Caramel agar bisa kabur dari rumah ini. ia sebenarnya takut dimarahi tapi tidak mau Juga bertemu dengan laki-laki itu.
Caramel mengedarkan Pandangannya ke semua sudut rumah dengan interior bernuansa abu-abu dan Putih. Tak Jauh dari tempatnya duduknya ia melihat terdapat foto seorang anak laki-laki yang berusia lima tahun Tepat di sebelah foto Cowok mengunakan seragam Putih-abu diambil dari belakang Caramel tak bisa melihat wajahnya
Rumahnya nyaman banget
" Caramel mau lihat-lihat boleh gak Ma Soalnya rumahnya bagus,"
Laras mengizinkan begitu saja. ia tidak menaruh kecurigaan apapun kepada Putrinya Caramel berdiri dari sofa dan melirik mamanya melalui ujung mata. Caramel mendekat ke arah rak dan Ponsel dan memperhatikan foto-foto di sana dari dekat. ia mengeluarkan Ponsel dan mengambil foto itu ia berjalan keluar dengan napas tercekat
Maafin Caramel Ya Ma, Pa ini semua demi kebaikan Caramel, Caramel Pulang dulu sampai jumpa ke rumah Mama, Papa
Caramel langsung melotot ketika melihat Papa dan suami Tante Hanin yang masih asyik mengobrol di halaman depan kedua laki-laki Paruh baya itu terlihat sedang mengobrol santai seraya merokok. Bulan memejamkan matanya sebentar sejenak sebelum mendekat
" Hai Pa, Om " sapa Caramel dengan nada kelewat Ceria
" Kamu mau ke mana." tanya Gio
Caramel langsung tersenyum singkat. " itu Pa aku mau lihat-lihat ke depan soalnya rumahnya bagus banget." ujarnya beralasan
Ketika Papa dan Om Jordan kembali asyik mengobrol kembali Caramel berjalan mengendap-endap menuju gerbang Di depan gerbang ada mobil Putih Cara sudah menunggunya. Cewek itu segera berlari kemudian masuk ke dalam mobil.
" Lama banget sih. " Ujar Clara
" Sorry Clara gue itu Tadi hampir ketahuan Untung saja gue ini Pintar dan bisa kabur dari rumah ini."
" Cepetan keburu Bokap gue tahu."
" iya-iya."
Rencananya akhirnya berhasil untuk Kabur dari Perjodohan gila ini Namun nyawanya mungkin terancam ketika mama dan Papanya Pulang tanpa kehadiran dirinya nanti
•••••
" Pa Gimana udah ketemu sama Elang."
Hanin menyusul Jordan menuju ke lantai dua Tadi ia menyuruh suami untuk memanggil Elang di kamar Namun sampai sepuluh menit berlalu suami dan anaknya itu tidak kunjung turun begitu sampai ia hanya melihat suaminya sedang mondar-mandir di depan kamar Elang sambil memijat Dahinya
" Gimana Pa ketemu sama Elang,"
Jordan menggeleng
" Kabur lagi Tuh anak Pa," tanya Hanin
" Harusnya kita iket Tuh anak Tadi biar gak kabur." Jordan terlihat begitu sangat kesal
" Gimana nih Ma ? Malu dong udah janji sekarang Kita bilang apa."
" Papa Coba hubungi Elang."
Jordan mengangguk ia langsung menghubungi Elang. Tapi nihil tidak ada jawaban sama sekali
" Aku urus nih anak awas aja besok dia udah bikin malu kita." gerutu Jordan
" Sabar Pa Ngehadapin El itu harus Pakai trik Anak itu gak bisa dikasarin kayak gitu. Lain kali Kita harus lebih Pintar dari dia Tau kan akal bulus anak kamu tuh turun dari mana." Hanin mendelik ke arah suaminya setengah menyalakan juga
" Kok kamu jadi nyalahin aku sih."
" Ah udahlah ayo Turun Bilang aja anak kita ada tandingan Futsal mendadak."
Sementara itu di ruang tamu. Gio dan Laras tengah Pusing karena Caramel yang tiba-tiba menghilang entah ke mana. Gio sudah melihat sekeliling tapi Caramel tak ada sama sekali kepada satpam ternyata Caramel sudah berlari keluar dan dibawa oleh mobil Putih Laras berdesis sudah Pasti itu mobil Clara dan Caramel Pasti sudah merencanakan kabur ini dengan matang
" Anak kamu itu ya Bener-bener." Omel Laras
" Kita bilang apa sama mereka ini Pa .....," Ia memijat Dahinya sambil menggeram. Ia harus memikirkan hukuman apa yang Pas untuk anaknya yang nakal itu.
Suara langkah kaki menurun tangga membuat Laras kembali memasang wajah cemas
" Maaf ya lama nunggunya Aku lupa hari ini Samudra ada tanding Futsal Anak itu gak Pamitan dulu sama aku, kayaknya dia lagi buru-buru Aku baru baca Chat-nya." jelas Hanin diiringi dengan tawa canggung dirinya dan sang suami ia Pun menengok kiri-kanan
" Oh iya Mana Caramel."
Laras menggigit bibir bawahnya kemudian melirik ke jam tangannya. " Aduh maaf banget tadi Bulan Pamit ada latihan dance dadakan,"
Gio mendekati Jordan kemudian berbisik.
" Anak Lo kabur Ya."
Jordan Terkejut dengan Pertanyaan itu tapi kemudian mengangguk Gio Pun tertawa kecil
" Anak gue juga kabur "
" Jadi Anak Lo kabur juga," Teriak Jordan kemudian mereka berpelukan
Para ibu membuka mulut karena terkejut Laras memberi kode mengunakan tatapan tajam mata dan Hanin mengangguk tersenyum Pahit
" Dia Kabur sama teman-temennya Tadi, " ujar Laras
" Elang juga kabur dari Pintu belakang, " sahut Hanin
Hening beberapa saat sampai akhirnya. KHanin tertawa. " Dipikir-pikir lucu juga ya anak-anak ? Kita bikin rencana ini buat mereka eh merekanya malah lebih licik,"
•••••