bab 3 langkah kecil.

Keesokan harinya, Viktor duduk di ruang kerjanya sambil membaca koran. Matanya menelusuri halaman demi halaman yang dipenuhi berita buruk: para bangsawan yang bertindak semena-mena terhadap rakyat biasa, ketegangan antarras yang semakin memburuk, serta serangkaian penyerangan terhadap manusia di luar wilayah kota.

Ras elf dan ras-ras lain tampaknya mulai kehilangan kepercayaan terhadap manusia. Bahkan, para pedagang enggan melintasi hutan tanpa pengawalan sekelas petualang peringkat S. Mereka lebih memilih jalur laut daripada melewati hutan-hutan luas yang tersebar di wilayah Kerajaan Blue Moon.

Viktor menghela napas dalam-dalam.

"Ini akan menjadi masalah besar... Jika akses darat terputus, ekonomi kita bisa berkurang. Apalagi, banyak hutan lebat di dalam wilayah kekuasaan ku yang mulai di terbang oleh penebanga liar."

Tiba-tiba, suara ketukan terdengar dari arah pintu.

Tok tok tok.

“Tuan, bolehkah saya masuk?” suara seorang pria paruh baya terdengar dari balik pintu.

“Masuklah.”

Pria itu melangkah masuk dan menyerahkan sepucuk surat kepada Viktor, “Undangan resmi dari Kerajaan red sun, Yang Mulia.”

Viktor menerima surat itu dan melirik sekilas. Isinya adalah undangan untuk perayaan ulang tahun Putri Vanessa, yang akan diselenggarakan pada hari Minggu pekan depan.

“Baiklah. Lanjutkan pekerjaanmu,” ucap Viktor singkat.

Setelah menyesap teh hangat di mejanya, Viktor beranjak dari kursi dan menuju ruang pertemuan utama. Hari ini, ia akan mebahas sesuatu yang penting yang harus di bahas.

“Yang Mulia, semua sudah berkumpul,” ucap seorang pelayan wanita dengan suara datar saat Viktor tiba di depan pintu besar ruang rapat.

Viktor mengangguk dan memasuki ruangan. Pandangannya menyapu seluruh ruangan yang penuh dengan para pejabat tinggi dan bangsawan. Wajah-wajah mereka tampak bingung dan khawatir—tidak ada yang tahu alasan pemanggilan mendadak ini.

“SEMUA DIAM! RAJA VIKTOR TELAH TIBA!” seru salah satu prajurit di samping mimbar. Seketika, ruangan menjadi hening.

Viktor naik ke panggung dan berdiri tegak di atas mimbar, menatap hadirin dengan tatapan dingin.

“kali ini aku ingin membahas tentang penghapusan perbudak dan juga tentang kesetaraan antara manusia dengan ras lain."

"Apa maksud mu mengatakan ke setara dengan ras lain, jika untuk manusia masih bisa di terima tapi ini ras lain,? Apa kamu bodoh dengan mengatakan hal yang menyimpang seperti itu." Ucapan seorang lelaki tua dengan tatapan tajam .

"Kalian semua tahu kan, kita manusia adalah pemimpin di dunia ini, dan itu artinya derajat kita jauh lebih tinggi dari ras lain."

Berbisik.

"Dia ada benarnya, kenapa kita harus memperlakukan ras lain setara."

"Iya kau benar, aku juga setuju dengan ucapan para tetua."

"Aku juga."

Semua orang menetang keputusan Viktor untuk melakukan kesetaraan antara manusia dan ras lain, Viktor lalu melihat mereka semua dengan tatapan tajam.

"Baiklah jika kalian semua tidak setuju Untuk keputusan ku, mau bagaimana lagi." Ucapan Viktor dengan dingin.

"Jika begitu mari kita bahas tentang jalur pedangan, bisa kita lihat sendiri beberapa pedagang mulai menjauhi wilayah kita karena takut, karena ada beberapa kelompok bandit gunung yang mulai merapok mereka, jadi aku memutuskan untuk mengirim pasukan elit dan juga beberapa petualangan tingkat s untuk menakap mereka semua hidup atau mati."

Semua orang yang di dalam berbisik dan memutuskan untuk setuju dengan rencana tersebut, "baiklah kami semua setuju."

"Baiklah cukup untuk hari ini." Dengan langkah mantap dan penuh wibawa, Viktor berjalan meninggalkan ruang rapat. Di balik tatapan dinginnya, dan juga sedikit kecewa karena dia melihat mereka semua seperti tidak terlalu peduli dengan hak asasi untuk ras lain.

Setelah keluar dari ruang rapat, Viktor memerintahkan para pelayan untuk memanggil seseorang yang dapat membantunya memetakan wilayah-wilayah di kerajaan yang bergantung pada bisnis perbudakan dan tenaga kerja budak.

“Suruh dia menemuiku di perpustakaan. Aku akan menunggu di sana.”

“Baik, Yang Mulia. Akan segera saya sampaikan,” jawab pelayan itu sambil membungkuk hormat, lalu segera berjalan pergi.

Sementara itu, Viktor melangkah menuju perpustakaan kerajaan. Begitu membuka pintu kayu besar itu, matanya langsung membelalak penuh kekaguman. Sejenak, ia lupa dengan semua masalah yang tengah dihadapinya.

Rak-rak kayu yang tinggi menjulang memenuhi seluruh ruangan. Setiap rak penuh dengan buku-buku tebal, tua, dan berdebu—seakan menyimpan pengetahuan dari ratusan tahun yang lalu.

"Waktu nya untuk bersantai."Namun, ketenangannya segera terganggu oleh suara pelan dari dua orang penjaga di sudut ruangan.

“Hei, apa kau dengar kabar? Raja akan membebaskan semua budak…”

“Apa? Serius? Bukankah itu sama saja seperti mendeklarasikan perang terhadap para para tetua?”

Desas-desus itu menyebar cepat. Seperti angin yang membawa kabar ke seluruh penjuru kerajaan, rencana Raja Viktor mengguncang semua lapisan masyarakat—dari rakyat jelata, pedagang, bangsawan, hingga petualang yang lalu-lalang di ibu kota.

Namun Viktor, yang kini duduk di kursi perpustakaan sambil menelusuri peta-peta tua dan catatan ekonomi, hanya mengangkat alis dan tersenyum tipis.

“waah, ada banyak sekali pengetahuan yang belum aku tahu." Viktor tersenyum puas membaca buku-buku yang ia baca.

"Permisi apa yang mulia memanggil ku."

Seorang lelaki paruh baya membuka pintu perpustakaan.

"Ya ada beberapa hal yang harus kamu lakukan."

Setelah itu pria paruh baya itu menujuk beberapa wilayah yang terjadi kekeringan dan juga beberapa wilayah yang di teror oleh para bandit dan juga moster, "apa ini saja yang mulia."

"Ya ini saja untuk saat ini kau boleh pergi sekarang."

Pria paruh baya itu lalu membungkuk hormat lalu keluar dari dalam perpustakaan, Viktor mulai membaca buku lagi sambil memperktekkan apa yang dia baca lalau sebuah spell Munjul sebuah spell spirit api berwarna biru, "akhirnya aku bisa juga melakukan nya."

Viktor melanjutkan membaca buku lainnya lagi sampai memikirkan hadiah untuk acara ulang tahun Vanessa, setelah berpikir beberapa waktu Viktor Baru ingat jika Vanessa adalah seorang tua Putri yang sangat terampil dalam perpedang dan juga dia itu bukan wanita feminim mungkin ada banyak rumor kalau dia itu adalah wanita yang lembut dan juga baik hati.

Jika baik hati nya memang benar tapi untuk wanita lemah lembut itu bohong, aku tahu karena aku membaca artikel tentang nya waktu masih di dunia lama ku.

"Aku tahu hadiah apa yang sangat cocok untuk dia." Viktor lalu beranjak pergi dari dalam perpustakaan.

Bersambung....